(Minghui.org) Saya berusia 87 tahun. Saya mulai berlatih Falun Dafa tahun 1995.
Saya lahir di keluarga yang percaya dengan agama Buddha. Ayah saya adalah seorang guru dan sering membaca buku-buku kuno tentang ramalan. Saya senang mendengarkan ayah bercerita tentang kisah kultivator di zaman dulu yang berkultivasi menjadi dewa. Ayah berulang kali memberi tahu kami, “Saat seseorang dengan marga Li menyebarkan ‘tiga harta karun,’ orang-orang dapat selesai berkultivasi dan menjadi dewa dalam satu kehidupan. Mereka tidak akan bereinkarnasi lagi dalam Triloka.” Saya menanti hari di mana Maha Buddha ini akan datang ke dunia untuk menyebarkan “tiga harta karun” dan saya dapat berkultivasi menjadi Buddha dalam kehidupan saya.
Saya menikah di usia 18 tahun. Suami saya adalah seorang petani. Keluarganya sangat miskin. Saya harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga namun tidak bisa makan kenyang. Terkadang saya tidak ada makanan sisa untuk dimakan. Kesehatan saya memburuk. Saya menderita banyak penyakit. Mata saya sering bengkak. Pandangan saya menjadi kabur. Saya hampir kehilangan indra penglihatan saya. Saya menderita rematik parah. Kaki saya menjadi bengkok dan membentuk lingkaran. Saya tidak bisa berjalan karena rasa sakitnya. Saya harus menggunakan celana katun tebal bahkan di musim panas sekalipun. Saat mengalami sakit kepala, saya akan muntah. Saya harus melilitkan handuk di kepala saya. Saya juga menderita penyakit jantung dan paru-paru. Gejala saya menjadi semakin parah di musim dingin. Saat mengalami demam, saya menjadi kekurangan nafas dan harus dirawat di rumah sakit.
Pemeriksaan rumah sakit memastikan bahwa saya memiliki lebih dari belasan penyakit. Saat kepercayaan diri saya untuk hidup menghilang, saya selalu ingat kata-kata ayah: “Saat Buddha bermarga Li datang menyebarkan ‘tiga harta karun’ orang-orang dapat selesai berkultivasi dan menjadi dewa dalam satu kehidupan dan tidak akan dikekang oleh siklus reinkarnasi.” Kata-katanya memberi saya kekuatan. Saya menunggu hari ini, meski hidup saya menderita.
Ayah berulang kali mengingatkan saya dan saudara laki-laki saya tentang Buddha bermarga Li. Sebelum meninggal, ayah berkata pada kami, “Ayah tidak akan hidup di hari Buddha Li menyebarkan ‘tiga harta karun.’ Kalian bisa memiliki kesempatan ini. Jangan lewatkan saat itu datang.”
Menyebarnya “Tiga Harta Karun”
Saudara laki-laki saya datang dari kota lain untuk mengunjungi saya tahun 1993. Kami membicarakan kata-kata ayah mengenai “tiga harta karun.” Dengan berlinang air mata saya memberi tahunya: “Saya dalam kesehatan yang buruk. Tampaknya saya tidak akan hidup untuk melihat hari itu.” Dia menyarankan agar kami menjadi Buddha awam di kuil. Putri saya memberi uang 500 yuan untuk biaya perjalanan menuju kuil. Uang saya dicuri di bus.
Saya menjadi gelisah dan jatuh sakit setelah tiba di rumah. Putra saya meminta teman dokternya untuk memeriksa saya. Dokter berkata pada putra saya, “Kita adalah teman lama, jadi saya akan berkata dengan jujur, ibu anda memiliki sangat banyak penyakit kronis. Saat satu penyakit diobati, penyakit lainnya akan terpicu. Biarkan saja ibu anda makan apa yang ia mau saat pulang ke rumah.” Saat melihat wajah putra saya, saya tahu apa yang terjadi pada diri saya meskipun dia tidak memberi tahu yang sebenarnya.
Putra saya menderita anemia aplastik. Dia terkena Hepatitis B saat melakukan transfusi darah. Rumah sakit tidak dapat menyembuhkannya. Dia dalam pengobatan dengan harapan dapat memperpanjang hidupnya. Saya berulang kali menangis karenanya. Saya sangat mengkhawatirkan dia.
Putra saya pulang ke rumah bulan Oktober 1994. Begitu dia sampai di pintu, dia berkata, “Ibu saya datang kali ini untuk mengajari ibu latihan. Latihan ini luar biasa. Saya sudah berlatih selama dua minggu dan merasa sangat baik. Saya tidak berobat saat ini namun justru merasa sangat nyaman.” Melihat wajahnya yang cerah, saya merasa cukup tenang.
Dia membuka tasnya dan mengeluarkan alat perekam. Dia berkata, “Ibu latihan ini disebut Falun Gong. Ini termasuk dalam aliran Buddha, dan merupakan latihan yang berwibawa. Ibu percaya pada Buddha, jadi baiknya ibu berlatih ini. Saya juga membawakan video tape peragaan latihan untuk ibu.” Saya merasa sangat bahagia saat mengetahui latihannya berasal dari aliran Buddha dan marga penciptanya adalah Li.
Namun saya merasa itu sedikit aneh. Putra saya tidak percaya pada dewa dan Buddha sebelumnya. Dia dulu sering menghentikan saya saat saya menceritakan kisah agama Buddha. Dia meminta saya untuk tidak bersujud pada patung perunggu Buddha. Dia berkata saya dalam kesehatan yang buruk karena saya percaya pada agama Buddha dan tidak makan daging.
Saat dia memutarkan video peragaan latihan, saya melihat Guru untuk pertama kalinya. Saya merasa telah melihat Guru sebelumnya. Penglihatan saya menjadi jelas. Saat melihat tiga karakter Mandarin Sejati-Baik-Sabar muncul di layar, saya berteriak, “Ya Tuhan! ‘Tiga harta karun’ telah tersebar ke dunia ini!” Arus hangat mengalir di tubuh saya. Saya sangat tersentuh. Air mata mengalir di wajah saya.
Saya mulai memperlajari lima perangkat latihan setelah menonton video.
Dua Puluh Anggota Keluarga Berlatih Falun Gong
Saya percaya pada agama Buddha selama beberapa dekade dan ingin keluar dari siklus reinkarnasi. Saya menganggap bersujud, membakar dupa, menjadi vegetarian, dan melantunkan kitab suci sebagai kultivasi. Putra saya menggambarkan saya sebagai orang yang berjalan di jalur kultivasi dengan kebingungan, meski memiliki hati yang beriman. Saya penuh dengan kebencian pada waktu itu karena suami biasa mengutuk saya, ibu mertua tidak adil pada saya, dan hidup sungguh berat. Saya ingin bunuh diri beberapa kali.
Setelah mendengarkan ceramah Guru, saya mengetahui bahwa manusia tunduk pada reinkarnasi dan memiliki ujian karena karma. Hanya dengan membayar karma barulah seseorang tidak dikekang oleh reinkarnasi, dan kembali ke surga. Bila seseorang tidak ingin menanggung kesulitan, ini berarti dia tidak ingin membayar utangnya kembali.
Saya melewati perubahan fisik mendasar saat mengultivasi diri berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya mulai muntah, mengalami demam serta diare. Namun saya tidak takut. Saya tahu Guru memurnikan tubuh saya. Saya hampir sepenuhnya pulih dari semua penyakit yang saya derita dalam waktu kurang dari dua bulan. Saya berjalan dengan cepat, seakan-akan seseorang mendorong saya ke depan. Saya seperti anak kecil dan ingin berlari-lari. Saya berjalan lebih dari 30 kilometer ke desa lain untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong. Saya tidak merasa lelah. Saya tidak lagi mengenakan celana katun tebal di musim panas. Wajah saya menjadi kemerahan. Banyak orang berkata saya tampak 10 atau 20 tahun lebih muda.
Tak lama sesudahnya, lebih dari 20 anggota keluarga kami mulai berlatih Falun Gong. Penduduk desa terkejut melihat bagaimana kami berubah, terutama putra saya, putri sulung saya, dan saya. Beberapa orang datang untuk belajar Falun Gong.
Salah satu kerabat yang sebaya dengan saya menderita banyak penyakit. Dia berjalan membungkuk. Guru memurnikan tubuhnya berulang kali setelah dia mulai berlatih Falun Gong. Orang-orang di seluruh desa bergosip bahwa dia akan mati saat berada di puncak pemurnian tubuh. Putra saya lalu bertanya padanya, “Bagaimana menurut bibi? Apakah itu penyakit atau melenyapkan karma? Bila bibi merasa itu adalah penyakit, saya akan langsung membawa bibi ke rumah sakit.” Dengan tegas dia berkata, “Ini bukanlah penyakit. Kamu lebih baik membeli makanan enak untuk bibi. Bibi yakin pada Dafa. Bahkan sekalipun meninggal, bibi telah memperoleh Fa.” Dia benar-benar sembuh beberapa hari kemudian. Punggungnya yang bungkuk menjadi tegap.
Penduduk Desa Berseru “Terima Kasih Falun Gong”
Di suatu musim dingin salju turun dengan lebat, dan semua jalan tertutup salju. Kendaraan yang hendak mengirimkan jatah publik tidak dapat meninggalkan desa kami. Tenggat waktu pengiriman jatah publik sudah dekat. Desa kami akan dihukum bila jatah tidak terkirim tepat waktu. Murid tidak dapat mengikuti sekolah di kota. Anak yang sakit tidak bisa pergi ke rumah sakit. Sekretaris Partai desa berseru di radio desa, “Anggota partai dan Liga Pemuda mohon keluar untuk membersihkan jalan.” Dia mengatakannya berulang kali sepanjang pagi, namun tidak ada yang keluar.
Kami memiliki puluhan praktisi Falun Gong di desa kami pada saat itu. Pembimbing menelepon mereka semua untuk mendiskusikan masalah ini. Semua orang bersedia untuk membersihkan jalan. Yang paling tua berusia 60-an sementara yang termuda masih remaja. Kami membersihkan jalan dengan sekop dan sapu. Tumpukan salju di pinggir jalan lebih tinggi dari tinggi badan orang. Jatah publik dikirim pada hari yang sama.
Penduduk desa melambaikan tangan kepada kami dan berseru, “Falun Dafa baik! Terima kasih Falun Gong!” Sekretaris Partai berkata, “Anggota Partai tidak sebaik praktisi Falun Gong. Saat saya kaya, saya akan membangun aula besar agar lebih banyak orang datang berlatih Falun Gong.”
Orang-orang di desa kami mengalami perubahan setelah Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) tersebar. Perkelahian dan caci maki antar tetangga berkurang. Seorang kerabat muda menjadi orang baik dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan mengembalikan barang yang telah dia curi dan meminta maaf. Sebagian praktisi kembali ke ladang yang telah mereka isi sebelumnya. Banyak perbuatan baik terjadi.
Penduduk desa tahu tentang hal-hal ini dan berkata, “Falun Gong baik!”
Wanita Buta Huruf di Usia 60-an Menjadi Bisa Membaca dan Menulis
Saya membeli buku Zhuan Falun, namun saya tidak bisa membaca. Saya mendengarkan praktisi lain membaca dalam kelompok belajar Fa kami. Kapan saya bisa membaca? Saya menjadi cemas.
Setelah pulang ke rumah saya berkata pada Guru, “Guru, Dafa baik, namun saya buta huruf. Bagaimana saya bisa belajar Fa? Saya harus belajar karakter Mandarin.” Saya bertanya pada siapapun yang berada di dekat saya cara membaca karakter Mandarin.
Guru melihat saya dengan tulus ingin belajar Bahasa Mandarin, jadi Guru membantu saya. Saat saya melihat karakter dalam buku, karakter itu menjadi semakin besar. Penglihatan saya menjadi jernih. Lalu keajaiban terjadi. Karakter itu bagaikan manusia. Awalnya saya hanya dapat melihat bagian belakang kepala mereka. Kini mereka berbalik dan menampakkan wajah mereka. Saya dapat mengenali mereka. Saya berlutut dan bersujud kepada Guru dengan berlinang air mata. Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan bisa membaca.
Praktisi setempat menyalin dengan tangan buku Zhuan Falun. Saya juga ingin melakukannya, namun tidak pernah bersekolah seharipun dan tidak tahu bagaimana cara memegang pulpen. Saya meminta cucu perempuan saya yang berusia tujuh tahun untuk mengajari saya menulis karakter Mandarin. Dia menempatkan pulpen di tangan saya, memegang tangan saya dan berkata, “Tulis bagian kiri terlebih dahulu, lalu ke kanan. Maka satu kata selesai.”
Saya berlatih menulis kapanpun saya ada waktu. Saya bahkan berlatih menulis dalam mimpi. Yang luar biasa saya belajar bagaimana cara menulis. Saya senang menyalin tangan buku-buku Dafa. Saya menyalin tangan seluruh buku Zhuan Falun!
Saya Pasti Akan Mengikuti Guru ke Rumah Asal Saya
Jiang Zemin yang jahat dan PKT mulai menganiaya Falun Dafa tanggal 20 Juli 1999. Lebih dari 20 praktisi Falun Gong di desa saya ditangkap dan ditahan di pusat penahanan. Keluarga kami ditargetkan sebagai anggota utama. Pejabat PKT mencoba memaksa kami untuk menulis “pernyataan jaminan” dengan berkata bahwa kami tidak dapat berlatih Falun Gong.
Saya ditahan di pusat penahanan kabupaten. Saat penjaga menutup pintu besi besar, suara “bang” besar membuat saya gemetar. Saya mendengar suara Guru berkata:
“Guru pasti mempunyai Fashen yang melindungi secara diam-diam,…” (“Mengangkat Guru,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)
Ketakutan saya menghilang. Saya tahu bahwa Guru berada di samping saya. Air mata syukur mengalir di wajah saya.
Saya ditahan secara ilegal selama dua bulan, namun ini tidak menggoyahkan keyakinan teguh saya pada Falun Dafa. Putri kedua saya mengunjungi pemerintah kota dan menuntut pembebasan orang tuanya. Dia berkata, “Orang tua saya dulunya sakit parah. Mereka memperoleh kesehatan mereka kembali setelah berlatih Falun Dafa. Mengapa anda tidak membiarkan mereka berlatih? Bila sesuatu terjadi pada ibu saya selama penahanan, saya tidak akan mengampuni kalian.” Saya akhirnya dibebaskan tanpa syarat.
Saat PKT menjadi semakin gila dalam penganiayaan, putri sulung saya terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan. Suaminya, yang merupakan dokter desa, dijatuhi hukuman kerja paksa. Dia dianiaya dengan sangat parah sehingga menderita gejala epilepsi. Dia tidak lagi bisa mempertahankan pekerjaannya. Keempat anaknya masih muda dan masih usia sekolah. Putra saya yang merupakan manajemen senior di organisasi kota, dijatuhi hukuman kerja paksa secara ilegal, lalu dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Dia dipecat dari pekerjaannya, dan istrinya juga ditangkap. Putri mereka tidak mempunyai rumah. Dia tidur di bar internet.
Sebagian orang yang teracuni oleh propaganda PKT berkata pada saya, “Anda tidak melakukan hal yang benar. Mengapa anda percaya pada Falun Gong? Anda menghancurkan masa depan anak-anak anda.” Saya merasa getir dalam hati. Terpengaruh oleh orang tua saya yang percaya pada agama Buddha, saya melakukan hal-hal baik dan tidak pernah menyakiti siapapun. Setelah mulai berlatih Falun Dafa, anggota keluarga kami mengultivasi diri dan bersikap baik terhadap orang lain berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Menantu laki-laki tertua saya adalah seorang dokter. Sebagian penduduk desa tidak membayarnya setelah dia mengobati mereka dan memberikan mereka pengobatan. Saat mereka datang mengunjunginya lagi, menantu saya masih mengobati mereka dan memberikan mereka obat. Putra saya memenangkan banyak penghargaan dan dinilai sebagai pejabat baik oleh masyarakat.
Kami berlatih Falun Dafa dan menjadi orang baik. Hukum apa yang telah kami langgar?
Mengklarifikasi Fakta dan Menentang Penganiayaan
Putra saya dianiaya dan hampir meninggal. Penganiaya tidak berpikir bahwa dia akan membaik. Mereka takut harus bertanggung jawab atas kematiannya, dan mengirim putra saya pulang ke rumah menggunakan usungan. Dia hanya tinggal tulang-belulang. Berat badannya turun dari 70 kg menjadi 30 kg. Dia belajar Fa dan melakukan latihan, lalu dia selamat. Falun Dafa menyelamatkan hidupnya!
Menantu perempuan saya ditangkap lagi tahun 2009. Saya pergi ke kantor polisi dengan putri bungsu dan cucu perempuan saya. Petugas polisi melenggang pergi begitu kami masuk. Kami pergi ke departemen polisi, namun mereka mengarahkan kami untuk kembali ke kantor polisi. Saya dan cucu perempuan saya pergi ke pasar untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang menggunakan papan dan pamflet.
Pemilik toko dan pelanggan datang melihat. Saya memberi tahu mereka tentang penganiayan yang dialami putra saya dan istrinya karena berlatih Falun Gong. Mereka merasa bahwa kami telah diperlakukan tidak adil dan menjadi marah. Beritanya tersebar ke kantor polisi. Mereka menjadi takut dengan pengaruh besar tersebut dan mengirim petugas polisi untuk menghentikan kami. Petugas mendorong kami. Saya jatuh ke tanah. Polisi terus mendorong kami.
Seorang pelanggan berkata pada petugas polisi dengan marah, “Apakah anda adalah polisi masyarakat? Anda tidak tahu malu. Dia wanita lansia, dan anda memperlakukannya seperti ini? Apakah anda punya orang lansia di rumah?” Petugas memintanya untuk mengurus urusannya sendiri dan mengatakan pria itu tidak tahu apa-apa. Pria tersebut berkata, “Saya tahu Falun Dafa baik!” Petugas melihat bahwa mereka tidak dapat mengendalikan situasi dan kembali ke kantor polisi. Kami tidak takut. Kami pergi ke kantor polisi dengan beberapa orang menemani kami. Polisi mengunci gerbang dan tidak membiarkan kami masuk.
Sambil memegang papan, saya pergi ke supermarket tersibuk untuk mengungkap penganiayaan. Banyak orang membaca papan saya dan mengungkapkan rasa simpati mereka. Sebagian orang meminta saya utnuk berbicara kepada walikota atau Sekretaris Partai. Sebagian mengutuk polisi PKT karena ketidakmanusiawian mereka. Sebagian mendengarkan saya dan menangis. Sebagian mencoba memberikan kami uang. Kami berkata pada mereka, “Kami tidak ingin uang. Kami ingin anda tahu bahwa kami adalah orang baik. Kami harap anda dapat menyebarkan fakta kebenaran bagi kami.” Beberapa hari kemudian mereka membebaskan menantu perempuan saya tanpa syarat.
Saya belum memerlukan pengobatan apapun sejak mulai berlatih Falun Gong. Terkadang saya merasa tidak nyaman, namun saya tahu bahwa Guru memurnikan tubuh saya. Melalui belajar Fa dan melakukan latihan, saya melewatinya. Saya sangat beruntung telah berlatih Falun Dafa, latihan yang hanya datang sekali dalam millennium, dan saya mulai berlatih di usia 60 tahun.
Saya selalu memberi tahu orang-orang kisah bagaimana saya menunggu “tiga harta karun,” dan kisah luar biasa berlatih Falun Dafa. Saya memberi tahu mereka untuk tidak melewatkan kesempatan kultivasi yang telah kita nanti selama beribu-ribu tahun.
Terima kasih Guru kami yang belas kasih! Terima kasih atas karunia penyelamatan Anda!