(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Belgia mengadakan kegiatan di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Brussel pada 20 April untuk memperingati 23 tahun permohonan damai 25 April.
Praktisi menjelaskan: “Ini adalah tahun ke-23 sejak penganiayaan dimulai. Kami datang ke sini setiap tahun tidak peduli dengan cuaca. Kami berdiri di depan kedutaan PKT (Partai Komunis Tiongkok), bermeditasi dengan tenang, melakukan latihan, memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa, dan menuntut agar penganiayaan diakhiri.”
Praktisi Falun Dafa memperagakan latihan di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Belgia pada 20 April 2022.
Nico Bijnens, ketua Himpunan Falun Dafa Belgia, berkata: “Kami memperingati 25 April di sini setiap tahun, dan dengan cara yang sama, tidak ada slogan dan tidak ada kekerasan. Kami memperagakan latihan Falun Dafa dengan damai dan rasional. Kami memasang spanduk untuk mengekspresikan tuntutan kami dan memberitahu dunia bahwa Falun Dafa baik. PKT harus menghentikan penganiayaan yang telah berlangsung selama 23 tahun.”
Nico Bijnens, ketua Himpunan Falun Dafa Belgia
Bijnens berkata: “Sejak awal penganiayaan ini adalah merupakan kesalahan besar, PKT menganiaya orang-orang yang berlatih Sejati-Baik-Sabar. Kami di sini untuk menunjukkan kepada orang-orang Tiongkok dan mereka yang masih mengikuti rezim: Falun Dafa baik, tetapi penganiayaan tidak populer.”
Bijnens menambahkan: “Dalam masyarakat saat ini di mana moralitas menurun, orang-orang yang menjunjung tinggi kebaikan perlu dibimbing oleh Sejati-Baik-Sabar untuk kembali ke akarnya. Di banyak negara di seluruh dunia, semakin banyak orang mulai berlatih Falun Dafa. Praktisi di bawah bimbingan Sejati-Baik-Sabar mencapai kesehatan yang baik dan meningkatkan moralitas mereka. Dunia membutuhkan Sejati-Baik-Sabar.
“Tentu saja kami berharap untuk melihat semua orang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan menjadi orang baik, dan kemudian tidak ada keraguan bahwa seluruh dunia akan berubah.”
Seorang pemuda datang untuk melihat para praktisi melakukan latihan. Dia berkata: “Saya tertarik dengan sikap damai orang-orang ini, yang bermeditasi dalam diam sambil menghadapi rezim yang terus menganiaya kelompok mereka (kedubes Tiongkok terletak di seberang jalan). Saya pikir itu adalah cara yang baik untuk mengekspresikan keteguhan mereka pada keyakinan dan tekad mereka melawan penganiayaan.”
Mengacu pada penganiayaan brutal PKT terhadap Falun Dafa, pemuda itu berkata: “Penganiayaan seharusnya tidak ada, juga tidak boleh ada di wilayah atau negara mana pun di dunia. Yang paling penting adalah hak asasi manusia harus dihormati.”
Dia menunjukkan bahwa penganiayaan tidak boleh ada dalam bentuk apa pun, apakah itu penganiayaan fisik, psikologis, atau bentuk tekanan lainnya. Dia juga mengatakan bahwa orang harus dapat mengekspresikan ide-ide mereka secara bebas, yang akan membuat dunia lebih damai.
Pada akhirnya dia berkata: “Saya sangat terkesan dengan sikap (praktisi Falun Dafa) dan memancarkan ketenangan, kedamaian dan rasionalitas. Energi ini akan menyebar ke seluruh dunia.”
Nicolas Schols
Nicolas Schols, 44 tahun, mulai berlatih Falun Dafa ketika dia berusia 21 tahun pada tahun 1999, satu bulan sebelum PKT memulai penganiayaan. Dia mengatakan bahwa kultivasinya didasarkan pada peningkatan karakter dan Xinxing-nya. Dia juga memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan mengungkap penganiayaan PKT. Melihat kembali perjalanan kultivasinya, dia dipenuhi dengan emosi.
Dia mengenang: “Saat itu, saya mendengarkan rekaman audio ajaran Guru Li Hongzhi, dan sekaligus menyerap banyak prinsip hidup yang belum pernah saya temui sebelumnya. Pikiran dan tubuh saya berubah secara drastis, dan pandangan saya tentang banyak hal berubah. Hanya satu bulan setelah saya menemukan Falun Dafa, media tiba-tiba mulai melaporkan bahwa Falun Dafa tidak baik. Saya perhatikan bahwa semua gambar berasal dari Tiongkok, dan orang-orang di sini tidak tahu apa itu Falun Dafa. Saya sangat bingung: Informasi ini (dipromosikan dalam berita) tidak benar; Falun Dafa tidak seperti itu. Kebohongan ini juga membingungkan orang lain. Jadi bagi saya, sejak awal, saya merasa memiliki tanggung jawab besar untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka sedang tersesatkan oleh PKT.”
Tetapi dia adalah seorang praktisi baru pada waktu itu. Nicholas berkata: “Saya masih harus memahami dan mempelajari prinsip-prinsip Dafa dan menyingkirkan banyak keterikatan. Itu adalah tahap yang sangat sulit, dan itu juga merupakan periode waktu yang sangat sepi bagi saya. Karena banyak orang tidak tahu apa itu Falun Dafa, tetapi tiba-tiba membaca berita negatif. Saya memberi tahu teman, orang tua, keluarga, dan kolega saya bahwa saya menemukan hal yang sangat baik, yaitu Falun Dafa. Mereka benar-benar bingung. Saya menjelaskan kepada mereka berulang kali pemahaman pribadi saya tentang Falun Dafa dan informasi yang tidak benar yang dipublikasikan dalam berita.”
Tetapi apapun yang terjadi, sebagai seorang praktisi Falun Dafa, Nicholas yakin bahwa penganiayaan tidak akan berlanjut karena semakin banyak orang yang memahami perbuatan buruk yang telah dilakukan PKT terhadap praktisi. Dia berkata: “Suatu hari, PKT akan menghadapi konsekuensi penuh dari semua yang telah dilakukannya, dan umat manusia akan menentangnya.” Dia bersyukur mendapat kesempatan untuk membantu orang lain mengetahui Falun Dafa dan penganiayaan.
Pada akhirnya dia berkata: “Sama seperti para praktisi yang pergi ke Beijing pada tanggal 25 April 1999, dengan sikap yang sama. Kami damai dan tidak melakukan kekerasan. Kami hanya menginginkan lingkungan kultivasi yang stabil. percayalah bahwa Falun Dafa baik.”
Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Disiplin spiritual sekarang dipraktikkan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Jutaan orang telah memeluk ajaran—yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar serta lima latihan lembut—dan mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Pada tanggal 23 & 24 April 1999, petugas polisi di Tianjin, sebuah kota dekat Beijing, menyerang dan menangkap puluhan praktisi yang berkumpul di luar kantor majalah untuk membahas kesalahan dalam artikel yang diterbitkan menyerang Falun Dafa. Ketika berita penangkapan menyebar dan banyak praktisi bertanya kepada pejabat, mereka memberitahu harus mengajukan banding ke Beijing.
Hari berikutnya, 25 April, sekitar 10.000 praktisi Falun Dafa secara spontan berkumpul di kantor Pusat Banding di Beijing, seperti yang diperintahkan oleh pejabat Tianjin. Silaturahmi berlangsung damai dan tertib. Beberapa perwakilan Falun Dafa dipanggil untuk bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok, Zhu Rongji, dan anggota stafnya. Malam itu, kekhawatiran praktisi terjawab. Praktisi yang ditangkap di Tianjin dibebaskan dan semua orang pulang.
Jiang Zemin, mantan kepala PKT, merasakan popularitas disiplin spiritual yang semakin meningkat sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT dan mengeluarkan perintah melarang Falun Dafa pada 20 Juli 1999.
Minghui.org telah mengkonfirmasi kematian ribuan praktisi karena penganiayaan selama bertahun-tahun, meskipun karena kesulitan mendapatkan informasi dari Tiongkok, jumlah sebenarnya diduga jauh lebih tinggi. Banyak lagi yang dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.
Ada bukti nyata bahwa PKT menyetujui pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ.