Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Indonesia: Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa 2022 Sukses Diselenggarakan di Kota Malang

18 Mei 2022

(Minghui.org) Pada 15 Mei 2022, Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia tahun 2022 sukses diselanggarakan di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. 17 praktisi berkesempatan membacakan artikel sharing kultivasi mereka, bagaimana mereka mematut diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan Xinxing (watak/moral), mengatasi karma penyakit dan berbagai rintangan serta penderitaan, sambil terus membuktikan Dafa dan menyelamatkan makhluk hidup melalui berbagai upaya klarifikasi fakta.

Sementara karena situasi pandemi, beberapa daerah seperti Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Semarang mengikutinya secara daring.

17 praktisi menyampaikan pengalaman kultivasi mereka selama Fahui Indonesia 2022.

Praktisi Muda Meningkat Melalui Menghafal Fa

Naini, seorang praktisi muda pernah menghafal Zhuan Falun selama beberapa waktu, kemudian mengendur dan merasa malas. Suatu kali saat membaca artikel sharing yang pernah ditulisnya dua tahun lalu, dia kembali merasa diingatkan agar kembali menghafal Fa. Dia masih sedang dalam tahap pengajuan skripsi akhirnya. Namun dosen pembimbing selalu berkata sedang sibuk, demikian dia harus bolak-balik kampus yang jaraknya cukup jauh selama beberapa waktu. Saat datang kembali minggu depannya, dosen berkata padanya agar datang kembali lain waktu. Dia merasa putus asa.

Suatu pagi dia kembali meluangkan waktu menghafal Fa, kemudian pergi ke kampus. Dia kembali menanyakan status skripsinya apakah sudah disetujui oleh sang dosen. Kali ini dosen itu mengambil skripsinya, membacanya beberapa saat kemudian berseru, “Wah, mengapa saya lama sekali tidak menandatangani skripsimu, ini harus segera.” Demikianlah skripsinya ditandatangani untuk diteruskan ke dosen pembimbing utama.

Saat belajar Fa bersama rekan lain di malam hari, Naini merefleksikan kejadian di siang hari dan menemukan hari itu hatinya amat tenang, bahkan ketika mendengar komentar yang tidak menyenangkan hati. Seketika dia menyadari akar permasalahannya, bahwa dia telah lama berhenti menghafal Fa dan kurang fokus saat belajar Fa.

Menyelamatkan Makhluk Hidup Selama Pandemi

Anita yang memperoleh Fa pada 2010, berbagi pengalamannya menerobos situasi selama dua tahun lebih masa pandemi virus pneumonia Wuhan. Saat taman tempat berlatih Gong ditutup, dia mencari lokasi lain yang layak untuk menyebarkan Dafa. Demikianlah selama dua tahun terakhir, dia telah berpindah-pindah sebanyak enam kali, agar rekan-rekan praktisi tetap memiliki lingkungan berlatih bersama dan Dafa dapat terus disebarkan ke masyarakat. Sementara gangguan yang dialami baik dari pengguna taman umum lainnya, maupun dari satpam taman, dia memahaminya agar dia mengultivasikan sifat amarahnya, mengembangkan hati toleransi dan belas kasih terhadap orang lain.

Selain itu, Anita juga berbagi pengalamannya meningkatkan diri melalui proyek Webinar Pengenalan Falun Dafa. Sebagai pensiunan yang sudah lama tidak menyentuh laptop, dia harus menerobos beberapa kendala teknis dan kecemasan untuk tampil di depan kamera, agar dapat memperkenalkan Dafa kepada lebih banyak orang dalam situasi pandemi ini.

Saat mengajak rekan praktisi lain berbagi pengalaman mereka di webinar, dia pernah ditolak secara beruntun oleh tiga praktisi, bahkan nomor ponselnya diblokir. Kejadian-kejadian ini membuatnya sadar bahwa dia harus lebih tulus hati, melepas hati egois dan mempertimbangkan situasi rekan-rekan lain. Melalui proyek webinar ini, banyak orang di daerah terpencil di Indonesia dapat mengenal Falun Dafa, bahkan mulai membaca buku Zhuan Falun, sementara Anita merasa toleransinya juga mengalami peningkatan dan hatinya lebih tenang ketika menghadapi masalah yang sebelumnya akan menggerakkan hatinya.

Menelepon ke Tiongkok Daratan

Suartati berbagi pengalaman kultivasinya di tempat kerja. Melalui mematut diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar, dia memiliki lingkungan yang harmonis dengan rekan-rekan kerjanya. Ketika pandemi terus berlanjut, jabatan setiap karyawan di tempat kerjanya diturunkan satu atau bahkan dua tingkat, termasuk dirinya yang sebelumnya duty manager diturunkan menjadi supervisor. Suatu hari dia mendapat info bahwa seorang rekan kerja amat tidak menyukainya. Suartati merasa terkejut dan mulai mencari ke dalam. Dia menemukan dirinya cukup terikat dengan jabatannya. Dalam pertemuan segitiga dengan atasan dan koleganya, dia mengusulkan kepada atasannya agar posisinya diberikan kepada rekan kerja yang tidak menyukainya. Namun setelah pertemuan, atasannya malah merasa dia layak dan memiliki kualitas untuk dipromosikan.

Suartati yang tidak bisa berbahasa Mandarin, juga berbagi pengalamannya dalam menelepon ke Tiongkok dengan rekaman audio klarifikasi fakta. Dia menyadari pentingnya belajar Fa dan berlatih Gong sebagai fondasi untuk melakukan proyek klarifikasi fakta. Saat belajar Fa-nya baik, hatinya lebih tenang ketika melakukan panggilan telepon. Suatu kali, seorang pria di Tiongkok mendengarkan rekamannya hingga selesai, dan mengatakan, “Ting Ming Bai Le, Zai Jian.” (yang bermakna: saya sudah paham, sampai jumpa). Namun saat belajar Fa-nya kurang fokus, jangankan didengarkan, baru disapa saja, telepon sudah langsung ditutup atau tidak ada satupun yang mengangkat panggilan teleponnya.

Percaya pada Pengaturan Shifu

Ariani menceritakan kejadian dimana dirinya ditipu secara finansial - telah mengungkap keterikatannya yang tersembunyi akan uang dan Qing pada keluarga. Sebelum mentransfer uang tersebut, dia telah mendapat beberapa kali isyarat seperti hampir ditabrak mobil dua kali, motornya terjatuh tanpa alasan jelas, dan bank di mana dia hendak melakukan transaksi sudah tutup.

Dia juga berbagi bagaimana dia merawat kedua orang tuanya yang telah lansia, saat saudara-saudara kandungnya semua menolak dengan alasan sibuk. Ariani memahami sebagai praktisi Dafa harus memikirkan orang lain terlebih dahulu, dan melepas keterikatan Qing diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya. Dia menyadari kejadian tersebut juga tengah menguji kesabarannya, karena selama ini dia masih banyak kekurangan di aspek ini.

Saat kakak iparnya terjatuh ketika memperbaiki atap, dengan kepala berlumuran darah, dia mengingatkan kakaknya agar dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” dan membacakan buku Zhuan Falun kepada suaminya. Kakaknya yang juga baru mulai berkultivasi Dafa, sangat mencemaskan kondisi suaminya yang mengalami patah tulang leher, patah pada tulang kaki dan tangan. Namun kakaknya menuruti nasihat dari Ariani. Operasi pada kakak ipar berjalan baik dan pemulihannya sangat cepat. Dokter bahkan terkejut dan menanyakan pasiennya diberikan obat tambahan apa.

Awal tahun ini, anak laki-laki Ariani mengalami kecelakaan. Dokter yang memeriksa hasil rontgen mengatakan anaknya mengalami cedera otak dan mengutarakan hal-hal yang membuatnya takut. Namun dia kembali berpikir, itu semua adalah ilmu pengetahuan manusia biasa, sementara sebagai praktisi, dia menyerahkan sepenuhnya pada pengaturan Shifu. Selama menjaga anaknya di rumah sakit, Ariani terus membacakan buku Zhuan Falun dan memutarkan lagu Pudu dan Jishi. Dalam waktu beberapa hari, rumah sakit mengizinkan anaknya pulang. Anaknya sempat mengalami gangguan pendengaran, namun seiring berjalannya waktu semua kembali normal. Dia memahami ini sepenuhnya berkat perlindungan dan belas kasih Shifu.

Dia berkata, melalui rutin membaca artikel-artikel pada situs web Minghui, dia menjadi semakin percaya pada Guru dan Fa, disamping membantunya mendapatkan materi-materi yang dibutuhkan untuk melakukan klarifikasi fakta kepada orang-orang yang dia temui.

Pengalaman Xiulian di Dalam Media

Oscar memperoleh Fa pada 2002 saat masih remaja. Pada 2005, dia memperoleh pelatihan media dari praktisi luar negeri, dan sejak itu menjadi koresponden NTDTV. Ia menyaksikan bagaimana rekan praktisi lain yang turut mengikuti pelatihan, satu demi satu meninggalkan proyek. Pada 2011, dia ditarik ke Koran Epoch Times sebagai layouter hingga hari ini.

Saat awal bekerja untuk Epoch Times, dia melakukan dengan menggebu-gebu. Dia seolah memisahkan diri dari masyarakat manusia biasa, bahkan dari teman-teman dan keluarganya.

Ketika melakukan klarifikasi fakta, dia terlihat seperti praktisi Dafa yang memiliki pikiran lurus, namun dalam kehidupan sehari-hari, dia mudah emosi bila sedang berkendara kemudian ada mobil lain mengklakson-nya, atau timbul iri hati ketika melihat orang lain mengendarai mobil bagus, begitu pula ketika makan makanan kesukaannya, dia akan sangat bernafsu.

Belakangan dia menyadari perilaku ekstrem-nya bukan bertitik tolak dari belas kasih, melainkan mentalitas pamer ingin menunjukkan dirinya telah gigih maju. Dia juga menemukan keterikatan yang kuat akan kenyamanan.

+++

Setelah Fahui, beberapa praktisi menyampaikan kesan mereka sebagai berikut:

Gelgel, praktisi asal Bali menyampaikan bahwa pengalaman yang disharingkan tampaknya hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari, tetapi melalui sharing yang dibacakan, dia menemukan banyak keterikatan hati serupa dan bertekad untuk menyingkirkannya.

Raymond, praktisi asal Batam mengatakan artikel-artikel yang dibacakan kali ini sangat bermanfaat bagi kultivasi pribadinya, hal mana merupakan fondasi untuk dapat menyelamatkan makhluk hidup dengan lebih baik.

Vica, praktisi asal Medan menyampaikan pengalaman rekan-rekan praktisi yang mengklarifikasi fakta di garis depan, sangat menyentuh hatinya dan memberikan dorongan padanya agar lebih gigih maju.