(Minghui.org) Pada 14 Mei 2022, praktisi Falun Dafa berkumpul di Zurich, Swiss, untuk merayakan ulang tahun pencipta Dafa, Guru Li, 13 Mei, yang bertepatan dengan Hari Falun Dafa Sedunia, dan untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka karena telah memperkenalkan Falun Dafa selama 30 tahun. yang lalu.
Setelah itu mereka berbagi pengalaman kultivasi mereka dan berterima kasih kepada Guru karena telah melindungi mereka. Beberapa praktisi tidak dapat hadir karena mereka di tempat lain memperkenalkan Falun Dafa kepada sebanyak mungkin orang.
Praktisi di Swiss mengucapkan selamat ulang tahun kepada Guru selama kegiatan merayakan Hari Falun Dafa Sedunia dan peringatan 30 tahun Falun Dafa diperkenalkan ke publik.
“Dafa adalah hadiah untuk seluruh umat manusia”
Diep Le, yang bekerja di bidang pendidikan sosial, pernah mengeluh tentang perilaku anak muda. Dia tidak suka cara masyarakat merosot, tetapi dia merasa itu adalah sifat manusia dan tidak dapat diubah.
Dia mencari sesuatu, tetapi dia tidak tahu apa itu dan mengapa dia merasa kosong. Dia berhenti dari pekerjaannya dan berkeliling Asia dan Australia selama lebih dari lima bulan, hanya untuk menemukan sesuatu itu.
Baru setelah dia mendengar tentang Falun Dafa dari seorang teman di Australia, dia merasa telah menemukan apa yang dia cari. Dia tinggal di Australia selama bertahun-tahun. Dia tidak sungguh-sungguh mulai berlatih Falun Dafa sampai dia jatuh sakit dan temannya menyemangatinya lagi, “Kamu harus membaca buku itu [Zhuan Falun].”
Ketika Diep membacanya, dia tahu dia telah menemukan apa yang dia cari. Dia kembali ke Eropa dan mulai bekerja di Swiss.
Setelah berlatih Falun Dafa, tidak hanya kesehatannya meningkat, tetapi dia juga menemukan bahwa sifat manusia dapat diubah dari dalam. Dia berkata sambil tersenyum, “Orang cenderung menuding orang lain dan mencari kesalahan orang lain. Namun, sebenarnya sangat sederhana: Carilah masalah ke dalam diri sendiri, pikiran dan kebiasaan buruk kita sendiri. Dengan begitu, kita bisa memperbaiki diri dari dalam.”
Dia mengatakan, dia dan suaminya memiliki perbedaan pendapat dan sering berdebat. Tetapi setelah berlatih Falun Dafa, dia mencari kesalahannya sendiri ketika terjadi pertengkaran. Dia berkata, “Terkadang mungkin saya tidak mengatakan sesuatu yang buruk, tetapi ketika melihat cara saya berbicara, ekspresi, dan gerak tubuh saya, saya melihat bahwa saya telah menyebabkan pertengkaran.
“Sejak berlatih Falun Dafa, saya tidak lagi menjadi begitu emosional atau memulai pertengkaran. Saya memeriksa diri untuk melihat di mana saya dapat meningkat dan apa yang tidak saya lakukan dengan baik, dan kemudian saya memperbaikinya. Semuanya terjadi secara alami.” Hasilnya, dia dan suaminya jarang bertengkar dan rukun; mereka juga telah meningkatkan hubungan mereka dengan orang tua mereka.
Suami Diep Le, Quincy, baru-baru ini mulai berlatih Falun Dafa. Dia telah mencapai tujuan karirnya dan memiliki keyakinan agama, tetapi dia merasa terjebak, dan dia terombang-ambing oleh ketakutan dan keinginan.
Setelah berlatih Falun Dafa, dia merasakan kedamaian batin dan kesabaran. Dia tidak lagi marah, berkelahi, atau menghakimi orang lain. Sebaliknya, ia belajar menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan mencari kekurangannya sendiri. Dia menemukan, "Saya menyadari bahwa saya sebenarnya menyebabkan 99% dari masalah saya sendiri." Ini memberinya kebijaksanaan yang lebih besar dan membantunya menemukan jalan untuk kembali ke jati dirinya yang asli.
Meskipun dia telah berlatih Falun Dafa selama lebih dari dua tahun, Diep Le sangat berterima kasih kepada Guru karena telah memperkenalkan Falun Dafa kepada dunia 30 tahun yang lalu.
Dia berkata, “Falun Dafa adalah latihan yang luar biasa. Itu bukan hanya hadiah untuk kita masing-masing, tetapi juga hadiah untuk semua umat manusia.” Dia berharap lebih banyak orang, terutama orang Tionghoa, akan memiliki kesempatan untuk mengenali keindahan Falun Dafa dalam kekacauan hari ini.
Dia menyimpulkan, “Tidak ada kata-kata penghargaan yang dapat mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Guru! Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya dengan kata-kata. Saya berterima kasih kepada Falun Dafa dari lubuk hati saya.”
Berbagi Berkah Dafa
Di mata bosnya, Alardo adalah tangan kanan, sangat memperhatikan kebutuhan pelanggannya dan hampir 100 rekan kerja. Di rumah, Alardo adalah anak berbakti yang telah merawat ibunya, yang kini berusia 83 tahun, selama puluhan tahun.
Di mata tetangganya, Alardo adalah pria yang baik hati yang tidak hanya membantu memelihara komunitas tetapi juga membantu tetangganya yang sudah lanjut usia dengan urusan sehari-hari mereka selama pandemi COVID.
Ini semua wajar bagi Aleardo karena dia belajar dari Falun Dafa untuk memperhatikan orang lain.
Alardo selalu tertarik dengan praktik latihan Asia dan mencoba banyak di antaranya. Tidak sampai lebih dari 20 tahun yang lalu ketika dia mengetahui tentang Falun Dafa, dia menemukan jawaban atas banyak pertanyaannya tentang kehidupan. Dia menemukan prinsip-prinsip Falun Dafa sederhana namun mendalam dan telah berlatih sejak saat itu.
Dia berbagi manfaat Falun Dafa dengan teman dan keluarganya. Selama pandemi tahun lalu, saudara perempuannya didiagnosis menderita tumor kanker di paru-parunya. Aleardo memberitahunya bagaimana dia mendapatkan kedamaian dan ketenangan dari berlatih Falun Dafa.
Dia mengatakan kepadanya, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik. Berperilaku sesuai dengan Sejati-Baik-Sabar akan membawa keberuntungan, kedamaian, dan pengalaman positif.”
Beberapa minggu kemudian, saudara perempuannya menelepon untuk memberi tahu dia bahwa dia telah mengakhiri kemoterapi lebih awal karena tumornya telah hilang.
Menemukan Arti Hidup
Teman-teman Anja menganggapnya dapat diandalkan, suka menolong, ceria, dan baik hati. Suaminya sangat setuju. Menurutnya Anja murah hati, masuk akal, ramah, dan perhatian serta mengutamakan kebutuhan orang lain.
Anja mengatakan dia dulu sangat bingung. Pada satu titik dia bahkan berhenti berlatih Falun Dafa. Dia merasa dia sedang ditelan oleh pikiran dan keinginan dunia sekuler, dan makna hidup yang sebenarnya semakin menjauh. Dia merasa seolah-olah dia hampir tersapu oleh arus keegoisan.
Pengalaman kultivasi sebelumnya membuatnya sadar bahwa dia ingin menemukan jati dirinya yang asli, dan dia menyadari apa yang penting dalam hidup. Ketika dia melanjutkan membaca buku-buku Falun Dafa dan mulai berlatih lagi, dia menjadi tenang dan berpikiran jernih serta tidak lagi terpengaruh oleh emosinya.
Anja tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Guru. “Saya berterima kasih atas belas kasih Guru yang tak terbatas. Guru tidak pernah mencampakkan saya. Saya terus-menerus tersentuh.”
Dia juga berterima kasih kepada rekan-rekan praktisi Tiongkok. Dia mengatakan artikel berbagi pengalaman mereka telah menginspirasinya dan mendorongnya untuk berbuat lebih baik.
Jan mengaku punya pengalaman serupa. Pada suatu waktu ia merasa sangat kehilangan tentang apa yang penting dalam hidup. Ia berusaha menemukan kebahagiaan dengan memuaskan keinginannya. Memikirkan kembali dirinya sebelum dia mulai berlatih Falun Dafa, dia mengatakan setiap pikiran, perkataan, dan tindakannya adalah egois.
Jan mengatakan berlatih Falun Dafa membantunya menemukan keseimbangan dan kedamaian. Dia menyadari batinnya dapat tercermin dalam lingkungan eksternal, dan ini telah membantunya menjadi sehat dan aktif. Dia sekarang optimis dan tenang, pikirannya jernih. Dia akan terus memberitahu orang-orang tentang penganiayaan praktisi di Tiongkok.
Berterima kasih kepada Guru karena Menyediakan Tangga Menuju Surga
Mengenakan pakaian tradisional Swiss yang meriah, Simone berterima kasih kepada Guru karena telah memperkenalkan Falun Dafa dan memberikan harapan kepada dunia.
Dua puluh dua tahun yang lalu, sebuah brosur di kotak surat menarik perhatian Christian, suami Simone. Tiga tahun lalu, Simone memberi tahu ibunya, “Brosur kecil itu yang memulai semuanya. Falun Dafa telah memberi saya keluarga yang bahagia, seorang suami yang tidak pernah berdebat dengan saya, dan dua anak yang dikagumi semua orang. Semua ini karena kami telah berlatih Falun Dafa selama hampir 20 tahun dan berusaha untuk hidup dengan Sejati-Baik-Sabar.”
Ibunya berkata bahwa dia tidak hanya berlatih Falun Dafa sendiri selama 19 tahun tetapi sekarang merasa dia dilahirkan demi Falun Dafa.
Simone sangat tersentuh. Itu mengingatkannya pada bagaimana dia sangat berhati-hati dalam hal karakternya sejak dia masih kecil. Dia selalu menghargai karakternya sendiri serta karakter orang lain, dan tidak bisa mentolerir siapa pun yang berbohong padanya. Dia akan mencari karakternya sendiri untuk kekurangannya.
Ia terkadang merasa tidak seharusnya dilahirkan ketika melihat kemerosotan orang dan lingkungan di sekitarnya.
Tetapi setelah membaca buku-buku Falun Dafa, termasuk Zhuan Falun, dia menemukan bahwa dia tidak aneh. Dia mengetahui bahwa standar yang diajari untuk diyakini itu baik tidak sepenuhnya baik, tetapi Sejati-Baik-Sabar adalah standar yang sebenarnya.
Dia menyadari, “Karakter mulia yang saya ikuti hanya memungkinkan kita untuk mempertahankan tingkat moralitas tertentu di dunia manusia dan tidak ditelan oleh kerusakan dunia manusia, tetapi itu tidak dapat membantu kita meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya Falun Dafa yang merupakan tangga menuju surga.”
Simone terutama ingin memberi tahu orang-orang Tiongkok, “Tidak peduli seberapa kacau dan tidak tertibnya keadaan sekarang, tidak peduli berapa banyak propaganda yang disiarkan oleh media yang dikendalikan Partai Komunis Tiongkok, silakan baca Zhuan Falun dan berlatih lima perangkat latihan, dan temukan sendiri bagaimana Falun Dafa mengajarkan orang untuk menjadi baik. Anda akan merasakan dampak positifnya, tidak hanya untuk diri anda sendiri, tetapi juga untuk keluarga anda.”
Simone menekankan, "Berlatihlah Falun Dafa dan anda akan mengalami sendiri betapa indahnya!"
Praktisi Falun Dafa di Swiss bergabung dengan Simone untuk mengucapkan, “Terima kasih, Guru, telah membawa Dafa ke dunia! Terima kasih, Guru, karena telah membawa harapan dan masa depan yang cerah bagi dunia! Terima kasih, Guru, telah datang ke dunia ini untuk menyelamatkan semua makhluk!”