(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Spanyol mengadakan acara selama tiga hari di Madrid dari tanggal 23 sampai 25 April untuk menandai peringatan ke-23 tahun permohonan damai di Beijing pada tanggal 25 April 1999.

Mereka mengumpulkan tanda tangan di Plaza del Callao di pusat Madrid pada tanggal 23 April. Dengan adanya pencabutan persyaratan masker, Spanyol telah kembali ke keadaan normal seperti saat sebelum pandemi. Pusat kota penuh sesak dengan orang-orang yang menikmati cuaca hangat. Banyak orang berhenti di stan untuk membaca papan informasi dan menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa.

Praktisi mengadakan kegiatan di Madrid untuk memperingati permohonan damai 25 April.

Francesco, seorang warga Spanyol berusia 28 tahun yang belajar ilmu hukum, berbicara dengan praktisi dan mengambil video dari panel yang berisi informasi tentang penganiayaan dan pengambilan organ oleh PKT. Francisco mengatakan penganiayaan itu menakutkan dan sangat sulit bagi orang-orang di Barat untuk membayangkan pelanggaran hak asasi manusia ini terjadi di belahan lain dunia. Ia bersyukur hidup di negara demokrasi, di mana setiap orang bisa bebas berekspresi. Setelah membaca semua papan informasi, dia menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Seorang pemuda lain, yang sedang belajar diplomasi, berhenti di stan dan membaca informasi tersebut. Setelah berbicara dengan praktisi dan mengetahui bahwa penganiayaan masih terjadi di Tiongkok, dia berkata, “Saya pikir saya tahu kejahatan PKT dengan sangat baik, tetapi saya tidak menyangka bahwa rezim ini begitu kejam sehingga menganiaya orang baik dan mengambil organ hidup-hidup untuk menghentikan keyakinan mereka. Karena penelitian saya, saya telah melakukan banyak penyelidikan mendalam, tetapi saya tidak tahu tentang ini (penganiayaan terhadap Falun Dafa).”

Dia tampak tersentuh setelah mengetahui bagaimana praktisi Falun Dafa dianiaya karena mengamalkan keyakinan mereka. Setelah menandatangani petisi, dia berkata, “Terima kasih atas keberanian dan upaya anda yang berkelanjutan. Jika suatu hari nanti saya menjadi diplomat penting, saya akan melakukan segala upaya saya untuk memastikan penganiayaan ini tidak pernah terjadi lagi.”

Noelia (wanita) bekerja di perusahaan multinasional. Temannya dari Roma sedang mengunjunginya. Mereka melewati alun-alun dan memerhatikan kegiatan klarifikasi fakta praktisi. Noelia terkejut dan berkata, "Seluruh dunia harus memerhatikan penganiayaan ini dan mengutuk kejahatan yang mengerikan ini." Temannya, Fabio, mengatakan bahwa dia telah melihat kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh praktisi di Roma, tetapi dia belum menandatangani petisi. Kali ini, dia menandatanganinya.

Acara Digelar di Depan Kedutaan Besar Tiongkok

Rapat umum di depan Kedutaan Besar Tiongkok

Pada tanggal 25 April, praktisi memasang papan informasi dan spanduk di dekat Kedutaan Besar Tiongkok. Banyak orang lewat dan pengemudi kendaraan yang memberi acungan jempol. Beberapa pengemudi membunyikan klakson untuk menunjukkan dukungan mereka.

Virginia (wanita) mengatakan bahwa dia pernah melihat aksi damai praktisi sebelumnya. Dia setuju dengan aksi ini dan dengan tegas menentang pengambilan organ, “Sayang sekali kejahatan seperti ini tidak diliput di media sehingga kebanyakan orang tidak tahu bahwa kejahatan ini sedang terjadi. Orang-orang memiliki kebebasan berbicara dan kebebasan berkeyakinan.” Dia berharap usaha praktisi ini berhasil.

Silvia (wanita) dan temannya menandatangani petisi. Mereka merasa bahwa penganiayaan yang mengerikan seperti itu seharusnya tidak terjadi. Silvia berkata, “Dunia saat ini tidak memiliki rasa kemanusiaan karena banyak orang hanya melihat kepentingan ekonomi dan menutup mata terhadap penderitaan manusia.” Mereka mengatakan bahwa masyarakat tanpa kediktatoran adalah masyarakat yang bebas.

Esteban (tengah), Montse (kanan) dan seorang rekan kerja

Esteban dan dua rekan kerjanya dari Council of Workers (CCOO) melintas di depan kedutaan dan meminta informasi lebih lanjut. Esteban berkata, “Kebanyakan orang setuju bahwa PKT adalah diktator. PKT melakukan apa pun yang diinginkannya. Hal yang sama berlaku untuk penganiayaan terhadap Falun Dafa. PKT tidak peduli apa yang dunia pikirkan tentangnya. Itulah mengapa sulit untuk mengakhiri penganiayaan.”

Rekan kerjanya Montse berkata, “Lebih banyak orang perlu terlibat dalam aktivitas hak asasi manusia semacam ini. Hanya dengan begitu dia akan mendapat lebih banyak perhatian. Di saat media arus utama tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan, semua orang perlu bersatu dan melakukan apa pun yang kita bisa. Ini adalah perang dan anda mendapat dukungan mutlak dari kami.”

Maria berkata bahwa dia merasa sedih ketika melihat papan pajangan yang menunjukkan penyiksaan yang dialami oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Dia berkata, “Ini mengerikan. Orang-orang dianiaya karena keyakinan mereka. Ini mengerikan.” Dia berkata dia belum pernah mendengar tentang Falun Dafa sebelumnya, tetapi penganiayaan harus dikutuk.

Peragaan Latihan di El Retiro Royal Park

Praktisi memperagakan gerakan latihan Falun Dafa.

Orang-orang mempelajari latihan.

Cuaca hangat dan cerah pada tanggal 24 April. Praktisi berkumpul di pintu masuk utama Royal Park untuk memperkenalkan Falun Dafa. Royal Park adalah objek wisata yang terkenal dan banyak bus berhenti di sana.

Saat praktisi memperagakan lima perangkat latihan, banyak orang yang lewat di sana merasa tertarik dengan musik yang menenangkan dan mampir untuk menonton. Beberapa orang meminta untuk mempelajarinya. Beberapa mengatakan mereka merasakan medan energi yang kuat dan damai. Orang-orang penasaran bahwa di lingkungan yang bising seperti itu, praktisi dapat berlatih dan bermeditasi dengan begitu tenang. Banyak orang senang menerima informasi tentang Falun Dafa dan berkata mereka akan mencari bukunya di Internet untuk dibaca. Beberapa pengunjung bertanya di mana mereka bisa mempelajari latihan.

Latar Belakang: Apa Aksi Permohonan Damai 25 April itu?

Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Disiplin spiritual ini sekarang dipraktikkan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Jutaan orang telah mempelajari ajaran—yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, Sabar serta lima perangkat latihan lembut—dan mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Pada tanggal 23 & 24 April 1999, petugas polisi di Tianjin, sebuah kota dekat Beijing, menyerang dan menangkap puluhan praktisi yang berkumpul di luar kantor sebuah majalah. Mereka datang ke sana untuk membahas kesalahan yang ada dalam artikel yang baru diterbitkan yang menyerang Falun Dafa. Ketika berita penangkapan menyebar dan lebih banyak praktisi bertanya kepada pejabat, mereka diberi tahu bahwa mereka harus mengajukan pengaduan ke Beijing.

Hari berikutnya, tanggal 25 April, sekitar 10.000 praktisi Falun Dafa secara spontan berkumpul di kantor Pusat Pengaduan di Beijing, seperti yang diperintahkan oleh pejabat Tianjin. Pertemuan itu berlangsung damai dan tertib. Beberapa perwakilan Falun Dafa dipanggil untuk bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok, Zhu Rongji, dan anggota stafnya. Malam itu, kekhawatiran praktisi terjawab. Praktisi yang ditangkap di Tianjin dibebaskan dan semua orang pulang.

Jiang Zemin, mantan kepala PKT, menganggap popularitas disiplin spiritual yang semakin meningkat sebagai ancaman terhadap ideologi ateistik PKT. Kemudian pada tanggal 20 Juli 1999 Jiang Zemin mengeluarkan perintah untuk melarang Falun Dafa.

Minghui.org telah mengonfirmasi kematian ribuan praktisi karena dianiaya selama bertahun-tahun; jumlah sebenarnya diduga jauh lebih tinggi. Lebih banyak lagi yang dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.

Ada bukti nyata bahwa PKT memberikan dukungan terhadap pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ.