(Minghui.org) Sejak 11 April 2022, setidaknya 30 praktisi Falun Gong di Kota Qiqihar, Provinsi Heilongjiang telah ditangkap karena keyakinan mereka. Walaupun semuanya telah dibebaskan dengan jaminan, polisi tetap mengirim agen untuk mengikuti praktisi dengan mobil dan juga mengatur orang untuk memantau mereka di daerah pemukiman masing-masing.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Pada awal 2022, Departemen Kepolisian Kota Qiqihar mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh semua pasukan polisi lokal di tujuh distrik dan sembilan kabupaten untuk meningkatkan penangkapan terhadap praktisi Falun Gong.
Chen Dong, wakil walikota Qiqihar dan kepala Departemen Kepolisian Kota Qiqihar, memerintahkan polisi untuk mengikuti, memantau, dan melecehkan praktisi setempat, terutama mereka yang bersikeras meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan selama pandemi.
Operasi tersebut mendapat dukungan dari Guo Xiaofeng, kepala Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Qiqihar, sebuah badan ekstra-yudisial yang mengawasi keamanan publik dan cabang peradilan dan juga mengatur kebijakan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Dijuluki “Menarik Jala Sedang Berlangsung,” penyisiran polisi terbaru dilakukan oleh Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Longjiang, Departemen Kepolisian Tiefeng, Kantor Polisi Nanpu, Kantor Polisi Donghu, Kantor Polisi Wulong dan beberapa kantor polisi lainnya di Distrik Tiefeng.
Banyak praktisi ditangkap oleh petugas berpakaian preman karena mengadakan “pertemuan ilegal” baik di rumah maupun di taman. Foto pertemuan praktisi di taman digunakan sebagai bukti untuk melawan mereka. Setelah penangkapan mereka, para praktisi diperintahkan untuk membubuhkan tanda tangan di atas kertas kosong dan sampel darah mereka diambil. Polisi juga menyita beberapa formulir pendaftaran rumah tangga, kartu debit bank, dan kartu identitas mereka. Uang tunai beberapa praktisi diambil paksa dari rumahnya.
Berikut perincian beberapa penangkapan tersebut.
Sekelompok petugas masuk ke rumah Zhang Jizhong dan istrinya Li Yanzhen pada 12 April. Mereka mengambil buku-buku Falun Gong dan komputer pasangan itu. Kedua praktisi ditahan di kantor polisi sampai hari berikutnya. Sebelum melepaskan mereka, polisi memerintahkan pasangan lansia itu untuk tidak keluar selama 15 hari dan menunggu di rumah untuk dipanggil kapan saja.
Pada pukul 6 pagi tanggal 13 April, sekelompok petugas berpakaian preman masuk ke rumah Li Lamei saat putrinya membuka pintu untuk pergi ke sekolah. Polisi menunjukkan surat perintah penggeledahan dengan hanya nama Li dan dakwaan sebelum menggeledah rumahnya. Hanya Ma Wei dari Departemen Kepolisian Tiefeng yang menunjukkan identitas polisinya atas permintaan Li. Yang lain tetap diam dan menolak memberi tahu dari mana mereka berasal. Suami Li ditangkap bersamanya. Suaminya dibebaskan sore itu dan Li ditahan hingga 29 April.
Pada hari yang sama, saudara perempuan Li, Li Dongmei, juga ditangkap. Dia dibebaskan dengan jaminan malam itu.
Praktisi lain yang ditangkap pada 13 April termasuk Zhang Wanjie, Zhu Xiuqing, Li Guilan, Yu Haixie, Weng Shulan, Cui dan Zhen. Mereka semua dibebaskan dengan jaminan pada malam hari.
Kang Wenling dan tamunya Hou Guilan ditangkap pada 16 April. Keduanya telah dibebaskan.
Jian Chulan [Wanita] ditangkap pada 26 April oleh tiga petugas berpakaian preman. Rumahnya digeledah. Tidak mengetahui bahwa dia ditangkap, Hong Yinguang [Pria] pergi mengunjunginya. Saat dia naik ke atas, dia melihat tiga petugas berpakaian preman berdiri di lorong di lantai lima. Karena tidak ada seorang pun di rumah Jian yang datang untuk membuka pintu, dia turun dan ditangkap oleh polisi. Ketika dia dibebaskan sekitar pukul 6 sore, dia terkejut melihat rumahnya telah berantakan setelah penggerebekan polisi.
Dipimpin oleh Wang Yanhong, seorang pekerja masyarakat, dua petugas polisi masuk ke rumah Qi Jihong [Wanita] pada 8 Mei. Mereka menggeledah rumahnya dan menyita tiga buku Falun Gong. Para pejabat kembali keesokan harinya. Mereka mengatakan bahwa karena usianya yang lanjut (dia berusia 80-an), mereka tidak akan menahannya, tetapi mereka membutuhkan tanda tangannya untuk membuktikan bahwa ketiga buku Falun Gong itu adalah miliknya. Qi ditipu untuk menandatanganinya. Dia bertanya kepada petugas apakah mereka berada di Kantor Polisi Dongwu. Sementara mereka menjawab ya, dia kemudian mengonfirmasi bahwa mereka berada di Kantor Polisi Xinhua dan salah satunya adalah kepala polisi Sheng.
Pada 13 Mei, Peng Shurong [Wanita] ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Nanpu. Dia dibebaskan dengan jaminan pada malam hari itu.
Li Yan dan praktisi lanjut usia lainnya Liu ditangkap pada pagi hari 14 Mei. Li dipaksa untuk membayar jaminan 1.000 yuan ketika dia dibebaskan dengan jaminan.
Praktisi lanjut usia lainnya, yang namanya tidak diketahui, baru-baru ini ditangkap. Polisi mengambil beberapa buklet Falun Gong yang disita dari praktisi lain dan bertanya kepada wanita tua itu apakah itu dibagikan olehnya. Mereka mengklaim bahwa mereka memiliki foto sebagai bukti, yang ternyata adalah foto identitas praktisi.
Praktisi lain yang menjadi sasaran dalam penyisiran polisi termasuk Li Fengqin [Wanita], Xia Tingting [Wanita] dan Ma [Wanita].
Selain 22 praktisi yang disebutkan di atas, setidaknya 8 penduduk setempat lainnya juga ditangkap karena keyakinan mereka, tetapi nama mereka tidak diketahui pada saat penulisan.
Informasi pelaku:
Guo Xiaofeng (郭晓锋), kepala, Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Qiqihar: +86-13314654777, +86-452-2791601, +86-452-2796688
Chen Dong (陈东), kepala, Departemen Kepolisian Kota Qiqihar
Chang Zhanhai (常占), direktur, Detasemen Khusus Polisi Kota Qiqihar
Chen Baozhu (陈宝柱), sekretaris, Komite Distrik Tiefeng
(Lebih banyak informasi kontak pelaku tersedia di artikel asli berbahasa Mandarin.)
Laporan Terkait dalam Bahasa Inggris:
Qiqihar City, Heilongjiang Province: Nine Face Prosecution on Fabricated Charges against Their Faith