(Minghui.org) Karena saya membagikan materi Falun Dafa, polisi menggeledah rumah saya pada 2003. Mereka memperingatkan saya, “Putri anda baru saja lulus dan sedang mencari pekerjaan. Beraninya anda masih keluar dan membagikan hal-hal seperti itu?”
Saya memberi tahu putri saya tentang kejadian itu ketika dia pulang. Dia tidak takut dan berkata, “Saya bisa mencari nafkah melalui kerja keras saya sendiri. Saya tidak khawatir tentang mencari pekerjaan untuk memberi makan diri saya sendiri. Mereka hanya gangster.”
Meskipun putri saya tidak berlatih Falun Dafa, dia telah membaca buku-buku Dafa dan mendukung saya. Terlepas dari ancaman polisi, dia menemukan pekerjaan yang sangat bagus yang banyak orang coba dapatkan melalui koneksi. Kami tidak memiliki koneksi apa pun, tetapi dengan bantuan Guru Falun Dafa, dia mendapatkan pekerjaan itu.
Polisi kemudian menelepon putri saya dan menyuruhnya membujuk saya untuk berhenti berlatih Falun Dafa. Dia berkata, “Ibu saya berusia 60-an. Mengapa anda melakukan hal seperti itu padanya?” dan menutup telepon.
Polisi datang untuk mengganggu saya lagi pada September 2021 ketika putri saya kebetulan berada di rumah. Mendengar saya berbicara dengan polisi, dia keluar dari kamarnya dan menginterogasi mereka: “Siapa yang meminta anda untuk datang? Ketika anda datang sepanjang waktu untuk mengganggu kami, bagaimana tetangga kami akan melihat kami? Apa yang ibu saya lakukan? Mengapa anda memakai masker dan bagaimana kami tahu siapa anda?”
Polisi kemudian bertanya apakah dia juga berlatih. Dia berkata, “Saya tidak berlatih, tetapi saya tahu Falun Dafa sangat baik. Lihatlah ibu saya. Apakah dia terlihat seperti berusia 70-an? Berkat kesehatannya yang baik, saya tidak perlu mengkhawatirkannya atau merawatnya.”
Pada 2013, putri saya mulai mengalami sakit punggung yang ternyata disebabkan oleh batu ginjal. Dia tahu bahwa Guru Li (pencipta Dafa) akan membantunya dan dia melafalkan kalimat keberuntungan, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”
Beberapa hari kemudian, dia merasakan batu itu bergerak, karena rasa sakitnya ikut bergerak. Seminggu kemudian, batu seukuran kacang hijau jatuh saat dia buang air kecil. Dia menelepon saya dan memberi tahu saya tentang hal itu. “Ini sangat menakjubkan! Terima kasih Guru!" serunya.
Ketika COVID-19 merebak di daerah saya, putri saya demam tinggi dan batuk. Dia juga kehilangan indera perasa. Dia tetap di tempat tidur dan mendengarkan ceramah Guru. Tiga hari kemudian, dia benar-benar pulih. Tak satu pun dari anggota keluarga kami yang lain pernah terinfeksi.