Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Kakak Ipar Kedua Berlatih Falun Dafa Memberi Keberuntungan Bagi Seluruh Keluarga (Bagian I)

18 Juni 2022 |   Oleh Lianqing, praktisi Falun Dafa di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada akhir tahun 1998, dan saya sekarang berusia 63 tahun. Selama 20 tahun terakhir, saya berubah dari orang yang berjuang melawan penyakit menjadi orang yang sehat dan bahagia. Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk berbagi dengan anda betapa indahnya Falun Dafa dan hal-hal menakjubkan yang saya saksikan.

Dari Penyakit yang Tidak Dapat Disembuhkan Menjadi Sehat Sepenuhnya

Sebelum berlatih Falun Dafa, saya menderita berbagai penyakit, penyebabnya adalah saya terkena flu selama sebulan setelah saya melahirkan, mengakibatkan fisik saya lemah dan seluruh tubuh saya terasa sakit, dan tidak tahan terhadap dingin. Sepanjang tahun saya terus-menerus mengalami pilek, sakit perut, mual dan muntah, insomnia parah, dan masalah penyakit perempuan serius.

Untuk mengobati penyakit saya, saya meminum ratusan dosis obat herbal Tiongkok, akupunktur, kerokan, dan pengobatan lainnya. Suami saya capek dan penghasilan kami habis. Saya harus meminjam uang untuk berobat ke dokter yang saya lunasi setelah saya kembali bekerja. Kata dokter, saya masih muda menjadi pelanggan rumah sakit.

Setelah cuti melahirkan saya selesai, saya tidak bisa kembali bekerja. Suami saya menggunakan sepeda mengajak saya ke sekolah untuk menemui kepala sekolah meminta cuti sakit untuk saya. Tetapi sekolah hanya mengizinkan saya mengambil cuti selama seminggu.

Karena sekolah kekurangan staf, saya harus kembali bekerja meskipun kesehatan saya buruk. Ketika saya pulang kerja untuk membuat makan malam, saya harus menggunakan kedua tangan untuk menggoreng, tetapi saya terlalu lelah untuk makan ketika makanan sudah siap. Setelah makan malam, saya harus membuar ramuan herbal dan merawat bayi. Hidup itu benar-benar sulit. Saya berpikir: "Kapan ini akan berakhir?"

Ketika anda sakit parah, anda akan mencari apa pun yang menawarkan harapan. Saya belajar beberapa jenis qigong dengan harapan penyakit saya sembuh, tetapi tidak ada yang efektif. Perlahan-lahan saya menyerah dan pasrah karena sakit.

Tetangga saya mulai berlatih Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa) pada tahun 1997 dan berulang kali menyarankan saya agar mencoba, tetapi saya tidak yakin. Dia melihat bahwa saya menderita sepanjang hari dan dia berusaha keras meyakinkan saya: “Latihan ini benar-benar berbeda. Lihat saya, bahu saya yang beku dan spondylosis serviks sembuh. Cobalah sendiri."

Saya merasa wajib mencobanya. Baru setelah saya melakukannya, saya menyadari bahwa Falun Dafa bukanlah qigong biasa, tetapi latihan kultivasi aliran Buddha—para praktisi harus berperilaku sesuai dengan standar Sejati-Baik-Sabar, dan menjadi orang baik di mana pun mereka berada.

Melalui membaca Zhuan Falun saya memahami arti hidup yang sebenarnya adalah kembali ke jati diri. Saya mengerti mengapa saya memiliki begitu banyak penyakit di usia yang begitu muda. Saya menyesal tidak mendengarkan nasihat tetangga saya dan tidak berlatih Falun Dafa lebih cepat.

Sejak saat itu saya tidak lagi mengeluh tentang hidup saya. Saya mengikuti standar Falun Dafa untuk berlatih kultivasi. Dalam waktu kurang dari dua bulan, semua penyakit saya hilang dan saya benar-benar merasakan bagaimana rasanya terbebas dari penyakit.

Sebelum latihan, saya harus menggunakan kedua tangan untuk menggoreng; setelah saya mulai berlatih, saya bisa membawa seember besar air di masing-masing tangan, dan membawa seember besar bata di masing-masing tangan dari gedung logistik ke kantor saya.

Sebelum saya mulai berlatih, saya biasanya menghabiskan 300 hari dalam setahun menderita flu, terutama setelah saya keramas rambut. Saya harus minum dua tablet obat flu setiap kali sebelum keramas rambut karena begitu rambut saya basah, hidung saya mulai berair. Saya paling takut mencuci rambut karena saya akan masuk angin setiap saat, dan itu akan memperburuk rasa sakit di seluruh tubuh saya. Itu adalah lingkaran setan setiap minggu.

Setelah berlatih Falun Dafa, saya berani mencuci rambut dengan air dingin bahkan di tengah musim dingin. Saya tidak takut pergi ke luar dengan rambut basah. Bahkan jika rambut saya membeku, saya tidak akan masuk angin.

Saya dulu menderita insomnia yang parah. Butuh waktu lama untuk tertidur bahkan setelah minum obat tidur. Selama lebih dari dua bulan, empat tablet Valium tidak bisa membuat saya tidur, dan saya harus minum Wintermin yang berbahaya bagi otak. Meski begitu, saya hanya bisa tidur nyenyak selama dua jam setelah jam 02:00 pagi. Pada siang hari, saya tidak bisa berdiri lama karena kurang tidur, dan tubuh saya terasa terkoyak.

Setelah latihan, saya tidak lagi terganggu oleh insomnia tidak peduli jam berapa, saya langsung tertidur begitu saya berbaring. Selama lebih dari 20 tahun sekarang, saya hanya perlu tidur tiga hingga empat jam setiap malam, tetapi saya merasa energik di siang hari.

Penyakit Saya Sembuh dengan Berlatih Falun Dafa

Saya benar-benar mengerti bahwa Guru Li (pencipta Dafa) yang memurnikan tubuh saya dan menghilangkan akar penyebab penyakit saya. Saya ingin menjelaskan bagaimana ini dilakukan. Ketika saya baru mulai berlatih, saya merasakan sakit di sekujur tubuh ketika saya berbaring di tempat tidur pada malam hari; rasa sakitnya lebih buruk daripada sebelum saya mulai berlatih dan saya bahkan sulit membalikkan badan. Tapi begitu saya bangun di pagi hari, saya baik-baik saja dan bisa bekerja sepanjang hari. Tapi rasa sakit itu akan kembali lagi di malam hari.

Melalui belajar Fa, saya tahu Guru sedang menyelaraskan tubuh saya, yang merupakan hal yang luar biasa, jadi saya tidak khawatir sama sekali. Setelah beberapa saat, rasa sakitnya hilang.

Praktisi biasanya mengalami diare ketika mereka pertama kali mulai berlatih, dan dari Fa kita tahu ini karena organ dalam sedang dimurnikan oleh Guru. Tetapi saya tidak mengalami diare selama dua atau tiga tahun setelah saya mulai berlatih, dan saya bertanya-tanya mengapa. Seiring berjalannya waktu, saya berhenti memikirkannya.

Pada musim panas 2002, saya menjadi pengawas ujian. Pada hari pertama ujian, saya tiba-tiba mengalami diare di pagi hari dan berlari ke toilet tiga atau empat kali saat saya memasuki ruang ujian. Saya agak khawatir karena saya tidak diizinkan ke kamar mandi selama ujian.

Dari awal hingga akhir, selama lebih dari tiga jam, saya tidak harus menggunakan kamar mandi. Tapi, begitu saya menyerahkan kertas ujian, saya bergegas ke toilet. Di sore hari, selama lebih dari dua jam, saya baik-baik saja. Setelah saya menyerahkan bahan ujian, saya scepet-cepat menggunakan kamar mandi lagi.

Pada hari itu, saya berlari ke kamar mandi sebanyak enam sampai tujuh kali tetapi saya tidak melewatkan tugas saya sebagai pengawas ujian. Selain itu, saya melakukan apa yang diminta dan berdiri sepanjang waktu, tetapi saya tidak merasa lelah sama sekali.

Saya boleh beri tahu anda bagaimana penyakit ginekologi saya disembuhkan. Sebelum saya mulai berlatih, saya mengalami peradangan ginekologi yang serius. Meskipun saya menggunakan berbagai metode untuk mengobatinya, tidak ada yang efektif. Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya mengalami menstruasi yang berlangsung lebih dari dua minggu, dan ada banyak aliran menstruasi setiap hari.

Keluarga saya khawatir dan meminta saya pergi ke rumah sakit untuk periksa. Saya berkata: “Tidak apa-apa, tidak perlu pergi ke rumah sakit. Akan baik-baik saja ketika ini berakhir.” Hasilnya, setelah haid selesai, semua penyakit ginekologi saya hilang.

Demikian pula, sakit perut saya sembuh pada suatu malam tidak lama setelah saya mulai berlatih Falun Dafa. Malam itu, saya merasakan sakit terus menerus selama dua jam, dan kemudian saya baik-baik saja. Proses pemulihan tubuh saya adalah kesaksian kekuatan supernormal Falun Dafa.

“Saya Akan Memanggil Dia Kakak Ipar Apa Pun Yang Terjadi”

Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa, karena kesehatan saya yang buruk, untuk pekerjaan rumah sebagian besar suami saya yang melakukan, termasuk membuat roti kukus. Di rumah saya sendiri saya tidak bisa melakukan pekerjaan apapun, apalagi membantu di rumah orang tua atau mertua.

Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya melakukan hampir semua pekerjaan rumah, dan saat mengunjungi rumah orang tua saya dan rumah mertua saya, begitu saya melangkah memasuki pintu saya segera bekerja. Setelah makan malam, saya memasak semua hidangan untuk keluarga besar yang terdiri dari 15-16 orang. Tidak ada pemanas air pada saat itu. Airnya sedingin es dan yang lain tidak tahan dengan air dingin. Saya menghabiskan lebih dari satu jam mencuci semua piring dari dua meja.

Pada tahun 1999, 15 hari sebelum Tahun Baru Imlek, ibu mertua saya meninggal, kakak ipar saya masuk angin, dan adik ipar saya akan melahirkan dan tidak bisa datang. Saya bertanggung jawab untuk memberi makan seluruh keluarga serta orang-orang yang membantu pemakaman selama tiga hari.

Karena hari raya akan datang, tidak ada roti kukus yang tersisa untuk dijual di desa kami, jadi saya membuat adonan sendiri. Saat membuat makanan, saya juga membuat telur goreng diisi jahe untuk dua saudara ipar saya yang tidak dapat berbicara karena sedih yang berlebihan dan suara serak karena masuk angin.

Saya bekerja hampir tanpa henti selama hari-hari itu, tetapi saya tidak merasa lelah. Setelah kembali ke rumah, kami mengganti semua pakaian kami dan saya mencucinya di luar. Saya ingat dengan jelas suhu hari itu dibawah -13°C (8,6°F).

Putra saya menyarankan agar saya tidak mencuci pakaian di hari yang begitu dingin. Saya berkata: “Jangan khawatir. Saya tidak takut dingin.” Dia berkata: "Saya akan membantu kalau begitu." Dia memasukkan tangannya ke dalam air dan segera menariknya kembali. Saya menyuruhnya masuk ke dalam dan serahkan semuanya kepada saya. Seorang guru matematika melihat ini dan berkata: "Saya harus menyerahkan kepada anda!"

Ketika saya ditahan secara ilegal dan dikirim ke kerja paksa (karena berlatih Falun Dafa), seseorang mulai menekan suami saya agar menceraikan saya. Kakak ipar saya langsung keberatan, begitu pula suami adik ipar saya. kemudian berkata kepada suami saya: “Apa pun yang terjadi di antara kalian berdua, saya akan memanggil dia saudara ipar.”

Setelah saya pulang, adik ipar saya mengatakan kepada saya: “Anda tidak tahu betapa cemasnya saya. Saya mengharapkan anda cepat-cepat pulang. Saya tahu kakak saya tidak akan melakukan hal seperti itu (menceraikan) tapi siapa yang bisa menjamin dia tidak akan tergoda seiring berjalannya waktu?”

Setelah saya dibebaskan saya mengetahui bahwa suami adik ipar saya lumpuh dari pinggang ke bawah setelah terkena lempengan batu di tempat kerja. Keluarga mereka memiliki tujuh belas mus (2,8 hektar) tanah pertanian, dan adik ipar saya hampir tidak bisa mengelolanya sendiri.

Ketika saya pertama kali pulang, kepala sekolah menolak mengizinkan saya kembali mengajar. Saya pergi menemuinya setiap hari Senin untuk mengklarifikasi fakta dan meminta untuk bekerja. Dia berkata: "Beberapa dari anda yang berlatih Falun Dafa telah membawa banyak masalah ke sekolah."

Saya berkata: “Itu tidak benar. Falun Dafa mengharuskan kami mengikuti Sejati-Baik-Sabar dan menjadi orang baik, bagaimana kami bisa membawa masalah ke sekolah? Masalah itu disebabkan oleh penganiayaan. Anda juga menjadi korban penganiayaan.” Saya mengklarifikasi fakta tentang “bakar diri Tienanmen” yang dipentaskan dan protes damai “25 April,” dll kepadanya.

Saya berkata: “Untuk mengevaluasi seorang guru, pertama-tama kita harus melihat karakternya, dan kemudian melihat pekerjaannya. Apa yang akan anda katakan tentang pekerjaan kami?” Dia segera berkata: "Tidak ada yang buruk tentang pekerjaan anda."

Baik mengajar kelas lanjutan atau sekolah dasar, kinerja para praktisi melampaui sekolah-sekolah serupa setiap saat di kota. Selain itu, kantor kami termasuk yang teratas. Alasannya karena kami masing-masing telah mengambil alih kebersihan kantor dan mendapat nilai tertinggi dalam setiap inspeksi sanitasi.

Saya memberi tahu kepala sekolah: “Falun Dafa mengharuskan kami untuk mencari ke dalam untuk setiap masalah yang kami hadapi, dan pada saat yang sama tidak berjuang untuk keuntungan pribadi. Jika semua orang seperti praktisi, pekerjaan anda akan sangat mudah.”

Setelah mengklarifikasi fakta kepada kepala sekolah pada hari Senin, sedangkan pada hari Selasa sampai Minggu saya pergi ke rumah adik ipar saya untuk membantu dia. Saya membelikan daging dan sayuran dan membawa mentimun segar untuk pembantu yang dia sewa, dan mereka berterima kasih.

Saat itu musim gugur, musim panen. Memanen kacang tanah, memetik jagung, dan memotong batang jagung semuanya dilakukan dengan tangan. Saya mengomando dalam segala hal. Para pembantu itu berkata: “Kami pikir anda akan lelah setelah beberapa saat, tetapi kami tidak menyangkaanda mengomando sepanjang waktu.”

Saya memberi tahu mereka bahwa saya dulunya banyak penyakit, tetapi saya sehat setelah berlatih Falun Dafa.

Saat istirahat makan siang, saya dan adik ipar saya pergi ke rumahnya. Dia sangat lelah sehingga dia duduk di sana dan berkata: "Kakak, jangan terburu-buru, kita istirahat dulu." Saya berkata: "Anda istirahat, saya akan memasak." Saya membuatkan makan siang dan memanggilnya untuk makan, kami kemudian kembali ke ladang. Kami bekerja sepanjang musim gugur itu sampai panen tiba. Segera setelah kami selesai, saya diizinkan kembali bekerja.

Pada tahun 2004, suami adik ipar saya menerima subsidi 10.000 yuan (USD$1.500) (Rp 22.000.000) untuk orang cacat dan digunakan untuk perbaikan rumah (itu adalah rumah terbesar di desa pada waktu itu). Adik laki-lakinya (40 tahun dan lajang) mengklaim bahwa dia berutang 10.000 yuan untuk merawat orang tua mereka saat mereka masih hidup dan 10.000 yuan adalah miliknya. Dia mengancam akan membunuh seluruh keluarga jika dia tidak memberikan uangnya.

Setiap beberapa hari, sang adik pergi ke rumah mereka dengan kapak meminta uang. Pasangan itu melaporkannya ke polisi. Polisi menahan adik laki-laki itu selama beberapa hari tetapi kemudian membebaskannya dengan mengatakan bahwa dia hanya mengancam.

Adik laki-laki itu terus mengganggu pasangan itu. Adik ipar saya mengirim putranya untuk tinggal bersama saya. Setelah beberapa saat, dia terlalu takut untuk tinggal di sana. Suaminya menyuruhnya pergi dan bersembunyi. Dia sendiri memutuskan untuk tinggal di sana karena dia lumpuh dan tidak takut dibunuh.

Adik laki-laki itu berhenti melecehkan keluarga tetapi melarang siapa pun mengunjungi suami itu. Ketika kakak laki-laki mereka membawa makanan, dia dipukuli sampai harus dirawat di rumah sakit selama seminggu; tetangga yang membawa makanan juga dipukuli, sehingga tidak ada yang berani berkunjung.

Selama periode waktu ini, saya membawa makanan setiap dua hari. Setiap kali saya membawa pangsit kukus buatan sendiri dan sayuran yang dimasak. Saya meletakkan penanak nasi di tempat tidurnya dan menambahkan air, sehingga dia bisa mengukus pangsitnya sendiri. Dua hari kemudian, saya membawa makanan lagi dan menambahkan air ke penanak nasi. Saya membawa kembali yang kotor, dan mencuci serta mengeringkannya.

Dia sangat berterima kasih. Dia menantikan kunjungan saya setiap saat, tetapi dia takut saudaranya akan membuat masalah pada saya, jadi dia menyuruh saya untuk tidak datang. Saya seorang praktisi, dan saya tidak bisa melihatnya kelaparan, jadi saya mengatakan kepadanya: “Saya akan baik-baik saja. Jangan khawatir."

Saya membawa hadiah untuk adik laki-lakinya dan mengklarifikasi fakta kepada dia. Saya mengatakan kepada dia bahwa kebaikan mendapat balasan yang baik, kejahatan mendaat ganjaran buruk. Saya membujuk dia untuk tidak memperlakukan saudara dan iparnya seperti itu. Dia berkata: "Kakak ipar, saya tahu anda semua praktisi adalah orang baik." Beberapa kali ketika saya di sana dia datang dengan kapaknya tetapi begitu dia melihat saya, dia meletakkan kapaknya di belakang punggungnya, berbalik, dan pergi.

Saya mengirim makanan seperti ini selama lebih dari sebulan. Melihat saya tidak apa-apa, adiknya pun ikut membantu mencuci popok sampai istrinya, adik ipar saya, pulang. Putra mereka masih tinggal di rumah saya dan terus seperti itu selama lebih dari setahun.

Selama itu saya benar-benar sibuk. Saya harus pergi bekerja dan juga merawat anak yang nakal. Dia berkelahi, dan saya harus membelikan hadiah dan membawa dia untuk meminta maaf. Disamping itu saya bolak-balik ke rumah orang tuanya. Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, saya tidak akan mampu melakukan semua ini. Itu adalah Falun Dafa yang mengajari saya untuk menjadi orang yang tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan orang lain.

(Bersambung)