(Minghui.org) Minggu, 19 Juni 2022, praktisi Falun Dafa di Bali mengadakan kegiatan dalam rangka memperkenalkan Falun Dafa dan meningkatkan kesadaran publik akan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Kegiatan ini diadakan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung yang terletak di jantung kota Denpasar. Lapangan Puputan Badung dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi warga kota Denpasar dan sekitarnya, sehingga banyak orang yang berkunjung setiap harinya. Kegiatan ini pertama kali diadakan kembali selama pandemi. Kegiatan sore itu diisi dengan belajar Fa bersama, melakukan lima perangkat latihan, mengumpulkan tanda tangan petisi, serta penampilan dari barisan genderang pinggang dan tarian yang dibawakan oleh praktisi muda.
Belajar Fa dan Latihan Bersama
Kegiatan diawali dengan belajar Fa yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan lima perangkat latihan bersama. Alunan musik latihan yang indah, menarik perhatian banyak orang yang mengunjungi lapangan. Banyak pengunjung yang bertanya tentang latihan kepada praktisi dan mengatakan kepada praktisi akan menghubungi tempat latihan terdekat, bahkan ada yang langsung mencoba latihan di tempat.
Praktisi belajar Fa dan latihan bersama di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung (19/6)
Pertunjukan Genderang Pinggang dan Tari Kipas
Saat hari semakin sore, lebih banyak pengunjung yang berdatangan. Tabuhan genderang pinggang, keindahan gerakan tarian tradisional membuat mata banyak orang tertuju pada mereka. Pengunjung terlihat sangat menikmati pementasan dari para praktisi dan merasakan suasana yang ceria dan damai. Banyak dari mereka yang mengambil foto serta video dengan handphone mereka.
Pementasan barisan genderang pinggang dan pengunjung yang mengambil video
Tari kipas dikelilingi pengunjung Lapangan Puputan Badung
Klarifikasi Fakta
Selama kegiatan berlangsung, beberapa praktisi membagikan brosur pengenalan Falun Dafa dan mencari dukungan tanda tangan petisi untuk mengakhiri penganiayaan kejam dari rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Setelah memahami fakta tentang Falun Dafa banyak orang yang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan.
Praktisi mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa dan mengumpulkan petisi untuk mengakhiri kejahatan kemanusiaan
Praktisi berharap dengan melakukan kegiatan ini lebih banyak orang yang akan memahami fakta tentang penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok dan memperoleh manfaat dari Falun Dafa.
Latar Belakang: Apa itu Falun Dafa?
Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Master Li Hongzhi di Kota Changchun, Tiongkok, pada 1992. Sekarang, disiplin spiritual ini dilatih di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah mengikuti ajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan mempelajari lima perangkat latihan ini telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yang signifikan.
Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), memandang popularitas disiplin spiritual yang semakin meningkat ini sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT, dan pada 20 Juli 1999, mengeluarkan perintah untuk menindas latihan tersebut.
Di bawah arahan pribadi Jiang Zemin, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi di luar kerangka hukum dengan kewenangan di atas kepolisian dan sistem peradilan, dan yang tujuan utamanya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.
Minghui.org telah memverifikasi kematian lebih dari 4800 praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 23 tahun terakhir. Karena blokade informasi dan internet dari Tiongkok, jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Lebih banyak lagi yang dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.
Ada banyak bukti nyata bahwa PKT merestui pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ di Tiongkok yang booming sejak awal 2000-an.