Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Shanxi Meninggal 14 Jam Setelah Ditangkap karena Berlatih Falun Gong

5 Juni 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Shanxi, Tiongkok

(Minghui.org)

Nama: Niu Lanyun
Nama Tionghoa: 牛兰云
Jenis Kelamin: Wanita
Usia: 59
Kota: Datong
Provinsi: Shanxi
Pekerjaan: Sales associate
Tanggal Kematian: 28 Maret 2022
Tanggal Penangkapan Terakhir: 28 Maret 2022
Tempat Penahanan Terbaru: T/A

Keluarga Niu Lanyun diberi tahu oleh polisi pada malam hari 28 Maret 2022 bahwa orang yang mereka sayangi, yang baru saja ditangkap pagi itu, telah meninggal.

Niu tinggal jauh dari rumahnya di Kota Datong, Provinsi Shanxi sejak awal 2021 untuk menghindari dianiaya karena keyakinannya pada Falun Gong lagi. Seorang saksi mata melihatnya turun dengan tali dari unit apartemen sementaranya di lantai tiga di Area Perumahan Heng’an di kota yang sama sekitar pukul 6 pagi pada 28 Maret. Ketika ia mendekati lantai satu, talinya terputus dan ia terjatuh. Ia segera berdiri dan berjalan ke arah saksi mata.

Saksi mata menawarkannya untuk menelepon ambulans. Niu dengan ramah menolak. Tapi saksi mata tetap menelepon ambulans. Sebelum Niu pergi, ambulans tiba. Ia menolak masuk ke mobil ambulans dan seorang petugas medis darurat berusaha menyeretnya masuk. Karena mereka terlihat kesulitan, polisi muncul. Mereka mendorongnya ke mobil polisi dan pergi.

Sesaat setelahnya, polisi menangkap pemilik rumah Niu. Menurut orang dalam, ketika polisi pergi ke rumah yang disewa Niu, ada adonan yang baru dibuat di dapurnya, memperlihatkan bahwa ia sedang menyiapkan sarapan ketika ia tiba-tiba terpaksa melarikan diri.

Pukul 8 malam, keluarga Niu menerima sebuah panggilan telepon dari polisi dan diberi tahu tentang kematiannya. Mereka juga meminta mereka datang ke Rumah Duka Datong untuk memastikan identitasnya.

Keluarga masih syok dengan kematian misterius Niu dan mereka meminta untuk mengetahui apa yang telah terjadi kepadanya di tahanan polisi yang mengakibatkan kematiannya.

Penganiayaan terbaru Niu tercatat pada 2020 ketika ia dan beberapa praktisi Falun Gong lain diikuti dan ditangkap oleh polisi. Meskipun polisi membebaskannya di hari yang sama setelah pusat penahanan setempat menolak menerimanya ketika pandemi, mereka mengancam akan mencarinya lagi nanti.

Mulai 17 Februari 2021, Sun Wenlong dari Kantor Keamanan Domestik Kota Datong dan Yang Haoxiang, kepala Kantor Polisi Xinhuajie, mulai melecehkan Niu dan keluarganya, memberi tanda untuk menangkapnya lagi. Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, Niu pindah dan menyewa sebuah tempat di distrik berbeda di kota yang sama untuk tinggal sendiri. Tapi polisi segera menemukannya lagi. Suatu hari ketika ia kembali ke rumah sementaranya, ia melihat polisi (berpakaian preman) pergi. Ini karena mereka tidak mengenalinya maka ia menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri dari penangkapan.

Masa Dua Kali Kamp Kerja Sebelumnya

Niu adalah pensiunan tenaga penjualan. Ia mulai berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual dan meditasi kuno, pada April 1998. Tidak lama setelahnya, rematiknya hilang. Ia hidup dengan prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar, dan menjadi lebih berpikiran terbuka serta memikirkan orang lain. Di rumah, ia merawat keluarganya, khususnya ibu mertuanya yang terbaring di ranjang karena sakit.

Setelah rezim komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan Falun Gong pada Juli 1999, Niu diberikan dua kali masa di kamp kerja. Ia hampir tidak bisa selamat dari penyiksaan dan pencekokan makanan. Khususnya setelah diberi obat beracun.

Niu pertama kali ditangkap pada November 2000 ketika pergi ke Beijing untuk mengajukan protes atas haknya berlatih Falun Gong. Ia dibawa kembali ke Datong di hari kedua dan ditahan di Pusat Penahanan No.2 Kota Datong. Petugas melarangnya tidur selama dua hari, memaksanya memotong rambut dan kemudian memandikannya dengan air sedingin es.

Setelah dua bulan penahanan, Niu dibawa ke Kamp Kerja Paksa Wanita Shanxi. Karena ia melakukan latihan Falun Gong, petugas Chen Huiru memukulinya dengan sebuah tongkat, menyebabkan kedua tangannya menjadi bengkak parah.

Niu mogok makan untuk memprotes penganiayaan. Petugas memerintahkan lima narapidana untuk memegangi tubuh dan kepalanya, membuka paksa mulut dengan sendok besi dan mencekokinya makan. Niu sangat mual dan pikirannya hampir meledak setelah satu sesi makan paksa. Ia mencurigai petugas menambahkan obat beracun ke makanannya.

Di waktu lain, ketika ia berusaha menghentikan petugas memfitnah Falun Gong selama pertemuan besar kamp kerja, petugas menendang dan memasukkannya ke ruang isolasi. Lima narapidana juga memukulinya.

Niu ditangkap lagi pada awal 2005 setelah dilaporkan berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Sementara ia ditahan di Pusat Penahanan No.2 Kota Datong, petugas mencekokinya makan lagi. Dua minggu kemudian, ia dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Xindian.

Ia mogok makan untuk memprotes penganiayaan dan dicekoki air garam dan obat yang tidak dikenal. Petugas juga memberikannya infus setiap hari. Ia hampirmati lemas selama satu kali makan paksa.

Setelah tujuh puluh hari penyiksaan, berat badannya turun hingga kurang dari 36 kg. ketika petugas membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan, dokter berkata ia sekarat. Petugas membebaskannya waktu itu, namun mereka menangkapnya lagi tiga puluh hari kemudian dan menyiksanya selama empat puluh hari lagi, sebelum meminta keluarganya untuk menjemputnya.