(Minghui.org) Ma Yinhuan ditangkap pada 9 Mei 2022, karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999. Sejak itu dia melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan sewenang-wenang.
Ma, dari Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, ditangkap setelah direkam oleh kamera pengintai memasang spanduk Falun Gong. Dia dimasukkan ke dalam tahanan kriminal pada hari berikutnya. Setelah dia memulai mogok makan di tahanan polisi untuk memprotes penganiayaan, polisi membalas dengan menolak memberikan kebutuhan sehari-hari kepadanya, termasuk kertas toilet. Mereka juga mencekoknya secara paksa.
Ma dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 2 Shijiazhuang tiga minggu kemudian dan melanjutkan mogok makan.
Keluarga Ma menyewa seorang pengacara untuk mengunjunginya, tetapi pusat penahanan menggunakan segala macam alasan untuk menolak kunjungan tersebut. Mereka mengklaim bahwa mereka telah mengomunikasikan keadaan Ma ke polisi. Tetapi ketika pengacara menghubungi polisi, mereka menjawab bahwa mereka tidak pernah menerima informasi tersebut.
Keluarga Ma mengajukan pembelaan agar dia dibebaskan dengan jaminan, hanya diberikan alasan berputar-putar antara pusat penahanan dan kantor polisi. Beberapa petugas mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat membebaskannya, atas perintah dari Departemen Kepolisian Distrik Gaoxin. Dia sekarang dalam kondisi kritis dan keluarganya sangat mengkhawatirkannya.
Informasi kontak pelaku:
Liang Kun (梁昆), kepala Departemen Kepolisian Shijiazhuang: +86-311-89663400
Wang Yangfeng (王养峰), kepala Pusat Penahanan No.2 Kota Shijiazhuang: +86-311-87753009
Wei Bingcun (魏丙存), petugas, Kantor Polisi Huanghedadao : +86-13633311228
Cheng Zhenying (程振英), petugas, Kantor Polisi Huanghedadao: +86-311-85388111
Guo Yihong (郭义红), petugas, Kantor Polisi Huanghedadao: +86-311-85960059
Zhang Yu (张宇), jaksa, Kejaksaan Distrik Gaoxin : +86-311-85118695
(Lebih banyak informasi kontak pelaku tersedia di artikel asli berbahasa Mandarin.)
Two Women on Hunger Strike for 20 Days and Counting to Protest Arbitrary Arrests
Two Women Detained for Their Faith, in Serious Condition after Days of Hunger Strike