(Minghui.org) Berikut adalah kisah di musim semi 2020. Tidak hanya penguncian selama pandemi virus PKT (pneumonia Wuhan), tetapi juga penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di penjara, sulit bagi orang luar untuk mengetahui. Inilah kisah Qu Yanlai, agar orang-orang yang peduli padanya bisa mendapatkan sedikit informasi tentangnya.
Qu Yanlai, praktisi Falun Gong dari Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang, secara ilegal dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada tahun 2018 dan sekarang ditahan secara ilegal di Penjara Hulan, Provinsi Heilongjiang.
Qu Yanlai
Pada awal 2020, Qu Yanlai ditahan di ‘regu pelatihan’ secara ilegal selama dua bulan dan dipindahkan ke penjara Hulan. Ketika dia tiba di brigade kesembilan, itu adalah waktu terdingin tahun ini, dan dia hanya mengenakan pakaian tipis. Rekan praktisi di sini mencarikan pakaian untuk mengganti pakaian kotornya yang telah berbau. Para tahanan yang bersimpati membuatkan satu set jaket katun dan celana katun yang bukan seragam penjara.
Karena Qu Yanlai menolak mengenakan seragam penjara, orang-orang di penjara dengan cepat mengenalinya dan juga mengagumi keberaniannya. Ketika dia berjalan ke bengkel kerja, beberapa tahanan melemparkannya topi wol, dan tahanan lainnya melemparkannya sepasang sarung tangan katun. Ketika dia tiba di bengkel, orang baik lainnya memberinya sepasang sepatu katun. Tahun Baru Imlek akan segera datang, dan cuaca menjadi sangat dingin. Kali ini, akhirnya Qu memiliki beberapa pakaian hangat untuk melewati musim dingin.
Di dalam sel, Qu Yan datang untuk menceritakan kepada orang-orang tentang Pusat Penahanan Daqing. Karena dia menolak untuk memakai seragam penjara, dia pun dipaksa memakainya, dia kembali melepasnya. Selain itu, dia tidak bekerjasama dengan tuntutan polisi. Dia mengatakan dia tidak bersalah, dan para petugas pun lalu memukulinya.
Pada 2002, Qu Yanlai secara ilegal dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan ditahan secara ilegal di Penjara Shanghai Tilanqiao. Meskipun dianiaya secara kejam selama lima tahun itu, dia tidak "berubah", tidak bekerja sama, tidak mengenakan seragam penjara, melakukan mogok makan. Apa yang terjadi kali ini, dia tidak mengatakannya. Namun, dia tetap tidak "berubah".
Selama proses tersebut, biro provinsi XX berada di bawah perintah komite politik dan hukum provinsi, dan XX merasa bahwa ia harus dapat menyelesaikan tugas "mengubah" Qu Yanlai. Seringkali, pejabat provinsi memiliki lebih banyak taktik penganiayaan daripada pejabat tingkat rendah. Satu detik, satu menit, satu hari telah berlalu, dan orang yang bertugas telah melakukan semua metode jahat yang pernah dia terapkan. Namun, pada Qu Yanlai, dia tidak mencapai apa yang diinginkan.
Suatu hari, seorang petugas membawa Qu Yanlai ke ruang interogasi, dan dia berkata kepada Qu Yan: "Qu Yanlai, saya salut padamu! Dua hari lagi saya akan pulang, dan saya akan mengatakan kepada komite provinsi bahwa Qu Yanlai tidak bisa diubah (dipaksa untuk melepas Falun Gong)." Kemudian dia menambahkan: "Lihat komputer ini, ini semua tentang Falun Gong." Kemudian dia membuka password laptop dan berkata, "Setelah selesai membaca saya akan mengirim anda kembali. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya akan mengirim anda ke penjara."
Melihat penganiayaan terhadap Qu Yanlai di pusat penahanan, setelah para tahanan dibebaskan dari penjara, mereka kembali ke masyarakat dan memberi tahu keluarga mereka, "Qu Yanlai sangat kuat, seperti baja tak tergoyahkan." Keyakinan lurus Qu Yanlai pada Falun Dafa telah memengaruhi banyak orang, dan semua orang meneruskan kisahnya.
Apa yang dialami Qu Yanlai di pusat penahanan? Yang dia alami adalah: bagai derita Yesus yang dipaku di kayu salib. Qu Yanlai bersikeras dan bertahan setiap menit dan setiap detik. Penderitaannya tidak membuatnya tak berdaya, dia secara aktif menggunakan setiap menit kehidupannya untuk meminta keadilan bagi Falun Dafa.
Qu Yanlai dikirim dari pusat penahanan ke penjara. Petugas polisi dari Kantor "610" yang dikirim oleh Penjara Hulan mendengar laporan dari Pusat Penahanan Daqing: Qu Yanlai tidak "berubah" atau menolak mengenakan seragam penjara, jadi dia segera menelepon Bagian Administrasi Penjara.
Setelah mobil Qu Yanlai sampai ke gerbang, saat Qu Yanlai turun dari mobil, polisi dari Bagian Administrasi Penjara tiba-tiba menyemprotkan air cabai ke mata Qu Yanlai, Qu Yanlai seketika tidak bisa melihat dan menahan nyeri mata. Kemudian, beberapa orang datang dan memukuli Qu, bahkan mematahkan jari kelingkingnya. Kemudian, Qu Yanlai diseret ke ‘regu pelatihan’.
Qu Yanlai berada di regu pelatihan selama dua bulan dan melakukan mogok makan selama dua bulan. Dia kurus seperti kayu, dan seluruh tubuh sudah tidak berbentuk, dan bahkan orang yang mengenalnya tidak dapat mengenalinya. Dia tidak menyebutkan rasa sakit dalam dua bulan terakhir. Kita membaca kutipan dari kisah penganiayaan terhadap Qu Yanlai di Penjara Tilanqiao Shanghai pada 2002, dan kita tahu bahwa rasa sakit itu tidak terbayangkan: "Perasaan diregang pada tempat tidur dengan lima tali adalah rasa sakit yang luar biasa, rasa sakit yang tak terkatakan di sekujur tubuh saya, setiap menit dan setiap detik sedang menahan rasa sakit. Saya tidak berpikir satu hari terdiri dari dua puluh empat jam?! Bukankah satu jam terdiri dari enam puluh menit?! Satu menit bukankah terdiri dari enam puluh detik?! Saya bertanya pada diri sendiri, bisakah saya bertahan selama satu detik lagi? Tidak masalah! Lalu saya akan bertahan setiap detik sampai hari penganiayaan berakhir!"
Mengapa Qu Yanlai melakukan mogok makan untuk memprotes? Dia mengatakan dalam otobiografinya sebelumnya: "Karena saya berlatih 'Sejati-Baik-Sabar', saya tidak bersalah! Tetapi di lingkungan di mana saya kehilangan kebebasan dan tidak punya tempat untuk bersuara, saya hanya bisa mengunakan cara ini mengekspos penganiayaan dari partai jahat."
Setelah periode dua bulan ‘regu pelatihan’ berakhir, Qu Yanlai dikirim ke Skuadron No. 2 Brigade Kesembilan. Qu Yanlai masih menolak mengenakan seragam penjara, dan masih tetap berlatih Falun Gong. Kapten brigade kesembilan menempuh langkah keji, melapor ke sipir dan mengirim Qu Yanlai ke sel isolasi untuk dikurung dan disiksa untuk waktu yang lama.
Anehnya, petugas penjara tidak menandatangani laporan itu, tetapi menulis kata-kata "Anda menanganinya sendiri". Ketika kapten brigade membaca kata "menanganinya sendiri", dia bingung. Bagaimana cara menyelesaikannya? Tidak usah peduli? Nah, dia berkata kepada para polisi, "Jangan mengurusnya lagi, biarkan dia melakukan apa yang dia suka!" Sejak saat itu, Qu Yanlai juga "bisa melakukan apa yang dia suka".
Mengapa petugas penjara tidak menandatangani? Setelah itu, dia memberi tahu bawahannya bahwa panggilan telepon dari luar negeri terus berdering, dan salah satu dari mereka berkata, "Anda tidak boleh menganiaya Qu Yanlai. Orang-orang di seluruh dunia tidak tahu bahwa Tiongkok memiliki Provinsi Heilongjiang, tetapi mereka tahu bahwa ada praktisi Falun Gong di Tiongkok bernama Qu Yanlai. Jika Anda ingin menganiaya dia sampai mati, Anda akan berurusan dengan hukum pidana internasional. Pada saat itu, karir dan masa depan Anda dan keluarga akan berakhir!” Dapat dilihat bahwa fakta penganiayaan Partai jahat terhadap Qu Yanlai telah tersebar ke seluruh dunia, dan pasukan polisi bersenjata yang ditempatkan di Penjara Hulan tentu saja juga tahu.
Di brigade kesembilan, satu minggu sebelum Tahun Baru Imlek, pasukan polisi bersenjata yang ditempatkan di penjara akan memasuki sel untuk mencari barang-barang berbahaya dan terlarang. Adegan itu sangat menakutkan: memeriksa tempat tidur, mengeledah tubuh. Polisi bersenjata dibagi menjadi dua kelompok, salah satunya adalah polisi bersenjata kecil yang diam-diam bertanya, "Yang mana Qu Yanlai?" Seseorang mengatakan kepadanya, "Yang di sana lagi duduk bersila."
Tak disangka, polisi kecil bersenjata ini "tiba-tiba" berlari. Pada saat ini, rumah itu menjadi kacau, dan kepala polisi berkata, "Lihat boleh, tapi jaga jarak, dan jangan berkerumun." "Oke! Biarkan orang-orang di sana datang dan melihat." polisi semua ingin melihat yang mereka anggap "pahlawan". Mereka yang pernah membaca fakta penganiayaan terhadap Qu Yanlai sangat terguncang!
Karena Qu Yanlai teguh pada keyakinan lurusnya, teguh pada kebenaran prinsip Sejati-Baik-Sabar, meskipun dia mengalami penderitaan besar, dia sangat tenang di dalam hatinya. Dia pernah berkata: "Meskipun ada banyak orang yang telah melakukan kejahatan terhadap saya, saya tidak memiliki kebencian sedikit pun terhadap mereka. Ini adalah hukum alam semesta bahwa kebaikan dan kejahatan akan ada balasannya, melakukan perbuatan jahat akan diganjar, melakukan sekarang akan dibalas nanti. Mereka berbuat jahat pada saya karena ketidaktahuan. Yang saya sesali adalah saya belum mampu mencegah mereka berbuat jahat.”
Mengapa praktisi Falun Gong menanggung begitu banyak penderitaan namun tidak mengubah pikiran mereka? Keteguhan hati Qu Yanlai di setiap menit dan setiap detik di penjara adalah untuk menyelamatkan orang sebelum bencana besar datang, dan dia hanya ingin memberi tahu dunia: Falun Dafa baik!
Orang-orang yang baik hati di seluruh dunia dihimbau untuk memperhatikan kasus pernganiayaan terhadap praktisi Qu Yanlai, dan orang-orang baik hati di seluruh dunia – kami ajak untuk menyuarakan keadilan bagi Falun Gong yang dianiaya di Tiongkok!