(Minghui.org) Pada Minggu (17/7) ratusan praktisi dari berbagai daerah di Bali, berkumpul di Kota Denpasar untuk mengikuti rangkaian kegiatan menyerukan diakhirinya 23 Tahun penindasan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap praktisi Falun Dafa (disebut pula Falun Gong) di Tiongkok. Praktisi berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan informasi tentang Dafa dan penganiayaannya di Tiongkok, dengan harapan mereka dapat memahami fakta dan memberikan dukungan, agar penganiayaan irasional ini segera diakhiri. Acara berlangsung selama sehari dengan beberapa kegiatan diantaranya latihan bersama, pengumpulan petisi, penampilan Barisan Genderang Pinggang dan ditutup dengan nyala lilin.
Praktisi melakukan latihan meditasi bersama
Praktisi menyampaikan fakta-fakta penganiayaan yang masih berlangsung di Tiongkok
Pengunjung taman belajar perangkat latihan Falun Gong
Bertempat di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, para praktisi mengawali kegiatan pagi hari dengan latihan Gong bersama, klarifikasi fakta kepada khalayak dan mengumpulkan tanda tangan petisi yang menyerukan agar penindasan ini segera dihentikan.
Kegiatan belajar Fa bersama
Acara dilanjutkan dengan belajar Fa bersama dan berbagi pengalaman kultivasi di Denpasar. Beberapa praktisi berbagi pengalaman dan peningkatan kesehatan serta watak yang diperoleh setelah berkultivasi Sejati-Baik-Sabar. Dua diantaranya adalah praktisi baru yang mengungkapkan perasaan haru setelah memperoleh manfaat dari berlatih Falun Dafa. Praktisi lainnya mengungkapkan bagaimana mereka mencari ke kekurangan diri dalam meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral).
Barisan Genderang Pinggang tampil di acara sore hari sebelum kegiatan nyala lilin
Nyala lilin untuk mengenang ribuan rekan praktisi di Tiongkok yang meninggal karena penganiayaan
Di akhir kegiatan, praktisi melakukan nyala lilin bersama untuk mengenang lebih dari 4800 praktisi di Tiongkok, yang telah meninggal akibat penganiayaan brutal yang dilakukan PKT. Kegiatan dilangsungkan di tengah-tengah kerumunan masyarakat yang menikmati hari libur Mingguan di Lapangan Puputan Denpasar. Neon Box bertuliskan “End 23 Years Persecution of Falun Gong” dibentangkan di depan barisan praktisi yang melakukan kegiatan nyala lilin. Sementara praktisi yang bergabung dalam Barisan Genderang Pinggang, hadir dengan penampilan yang khidmat untuk turut menyuarakan dihentikannya penindasan.
Praktisi mengumpulkan tanda tangan petisi untuk menghentikan penganiayaan
Lebih dari 600 tanda tangan petisi dikumpulkan selama kegiatan. Seorang pria merasa prihatin terhadap penindasan yang menimpa praktisi Falun Gong di Tiongkok, setelah sekian lama disampaikan kepada masyarakat luas tetapi penganiayaan masih saja berlangsung. Seorang pedagang keliling mengetahui informasi tersebut sejak lama dan merasa sedih sekaligus mengerikan membayangkan pengambilan organ tubuh hidup-hidup yang terjadi pada praktisi di Tiongkok.
Foto seorang pemuda bersama praktisi memegang buku Zhuan Falun, buku bimbingan utama dari Falun Dafa yang dia dapatkan dari praktisi.
Seorang pemuda telah mengetahui fakta tentang penganiayaan Falun Gong, tetapi belum bersedia memberikan dukungan tanda tangan, karena berpikir bahwa penganiayaan yang jauh di sana bukan tanggung jawabnya. Seorang praktisi kemudian memberikan pemahaman bahwa, penganiayaan berdampak pada orang-orang di dunia, karena jika orang-orang tidak mengetahui fakta dan memilih membisu terhadap penganiayaan, sebenarnya mereka juga terlibat secara tidak langsung, dan suatu saat akan berdampak bagi mereka. Pemuda tersebut kemudian dengan sangat antusias memberi dukungan dan menandatangani petisi serta mengatakan kepada praktisi bahwa ia ingin mendapatkan buku Zhuan Falun. Praktisi segera memberikan buku Zhuan Falun kepada pemuda tersebut.