Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mantan Anggota Partai Komunis Tiongkok Dianiaya karena Keyakinannya pada Falun Gong

21 Juli 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Chongqing, Tiongkok

(Minghui.org) Karena menjunjung tinggi kepercayaannya pada Falun Gong, seorang penduduk Chongqing berusia 80 tahun telah berulang kali ditangkap, dilecehkan, dan pensiunnya ditahan.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Chen Fengming [pria], seorang pensiunan karyawan sebuah perusahaan batu bara dan listrik, mulai berlatih Falun Gong pada Agustus 1996. Banyak penyakitnya, termasuk hepatitis, gastritis kronis, dan nyeri sendi, menghilang.

Setelah penganiayaan dimulai, pihak berwenang setempat melarang para praktisi untuk belajar bersama kelompok atau latihan. Mereka secara ketat memantau anggota Partai Komunis Tiongkok dan melarang mereka menghadiri kegiatan terkait Falun Gong.

Sebagai anggota Partai, Chen sering dipantau dan ditegur karena berlatih Falun Gong. Dia kemudian mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari Partai dan disetujui pada Oktober 2002.

Karena memprotes penganiayaan tersebut, Chen ditangkap pada 30 Maret 2004. Setelah satu bulan di Pusat Penahanan Qijiang, dia diberi waktu satu tahun di Kamp Kerja Paksa Xishanping.

Penjaga kamp kerja paksa mengatur empat narapidana untuk memantau setiap praktisi. Bagi para praktisi yang menolak untuk meninggalkan Falun Gong, para narapidana akan menahan setengah dari makanan mereka dan melarang mereka minum air.

Para praktisi juga dipaksa duduk di bangku kecil. Mereka harus meletakkan tangan mereka di belakang punggung sambil menjaga kepala dan tubuh mereka tetap lurus. Ada tiga sesi duduk, dari jam 7 sampai jam 9 pagi, jam 1 sampai jam 3 sore, dan jam 10 malam sampai jam 12 pagi. Jika mereka bergerak sedikit saja, para narapidana akan menendang mereka dan tidak mengizinkan mereka mandi.

Empat narapidana memantau Chen bergiliran sepanjang waktu. Ketika dia menggunakan kamar kecil, dia harus menempelkan dahinya ke dinding. Jika dia mendengkur saat tidur, para narapidana akan memukulinya dengan sepatu mereka atau memukul dahinya.

Chen juga dipaksa menghadiri dua sesi cuci otak setiap minggu. Para narapidana memukulinya jika dia menundukkan kepalanya dan tidak menonton video propaganda.

Chen ditangkap lagi pada Juni 2018 karena mengirimkan materi Falun Gong buatan sendiri kepada praktisi lain. Polisi menyita komputer, printer, buku Falun Gong, dan bahan-bahan lain yang dia cetak di rumah. Dia dilarang tidur dan makan saat ditahan di Kantor Polisi Anwen. Dia dipindahkan ke Pusat Penahanan Qijiang keesokan harinya.

Chen kemudian dijatuhi hukuman dua tahun di Penjara Yongchuan dan didenda 2.000 yuan. Para penjaga juga mengatur agar para narapidana mengawasinya dan membacakan materi yang memfitnah Falun Gong kepadanya setiap hari. Dia juga dilarang tidur dan tidak diizinkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari karena menolak untuk melepaskan Falun Gong.

Setelah Chen dibebaskan, dia menemukan pihak berwenang menahan pensiunnya, yang juga termasuk kenaikan tunjangan yang dijadwalkan selama masa jabatan dua tahunnya. Sementara itu, pihak berwenang memerintahkannya untuk tetap menyalakan ponselnya sepanjang waktu, agar mereka dapat memantau panggilan teleponnya dan melacak lokasinya. Dia dan anak-anaknya menerima panggilan telepon yang melecehkan dari orang tak dikenal dari waktu ke waktu.