(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada awal 1999. Selama lebih dari 20 tahun terakhir, saya tidak ketat mematut diri dalam kultivasi dan tidak memahami keseriusan kultivasi. Didorong oleh sifat iri hati dan keterikatan lainnya, saya tidak berada dalam kondisi kultivasi yang benar dan mengalami berbagai kesengsaraan. Saya terus-menerus diganggu. Saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana saya melepaskan sifat iri hati saya yang kuat. Karena tingkat kultivasi saya yang terbatas, pemahaman saya mungkin tidak sesuai. Mohon tunjukkan bila ada sesuatu yang tidak pantas.
Guru berkata,
“Sifat iri hati adalah sebuah masalah sangat serius, karena ia langsung melibatkan masalah apakah kita dapat atau tidak berkultivasi mencapai kesempurnaan. Jika sifat iri hati tidak disingkirkan, segala hasil Xiulian manusia akan menjadi sangat rapuh dan lemah. Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati.” (Ceramah 7, Zhuan Falun)
Saya telah membaca paragraf ini berkali-kali, tetapi tidak terlalu memperhatikannya. Saya tidak menganggap sifat iri hati sebagai sebuah keterikatan yang harus saya singkirkan sesuai dengan prinsip Fa. Sebenarnya Guru telah menekankan keterikatan ini. Artinya, bahkan jika kita bisa kembali, jika kita masih memiliki keterikatan ini, dunia Buddha tidak akan menerima kita dan kultivasi kita akan sia-sia.
Saya berpikir sudah hampir tidak memiliki sifat iri hati, terutama dalam keluarga. Bahkan jika saya ada konflik dengan anggota keluarga, itu bukanlah apa-apa. Saya pikir itu karena anggota keluarga saya memiliki perasaan manusia dan itu tidak akan mempengaruhi kultivasi saya. Dengan demikian saya tidak berkultivasi menyingkirkan sifat iri hati dan kehilangan banyak kesempatan dalam hal ini.
Sebuah insiden menyakitkan terjadi belum lama ini, yang saya pikir tidak mungkin untuk menutupinya.
Saya bekerja di supermarket besar selama enam jam sehari, bergantian dalam dua shift. Itu tidak mempengaruhi saya melakukan tiga hal dan juga memberikan saya penghasilan. Saya senang dengan pekerjaan itu.
Suatu hari pada bulan April, saya dan seorang praktisi berkendara ke pedesaan untuk membagikan materi klarifikasi fakta. Saya memarkir mobil di sisi jalan ketika kami tiba di tempat tujuan. Praktisi itu mengeluarkan masker kain kasa dan memakainya saat dia keluar dari mobil. Saya bertanya di mana dia membeli masker itu. Dia memberitahu saya di supermarket kami. Saya berkata kepadanya, “Masker anda sangat bagus. Itu tidak mengaburkan mata. Cukup praktis. Saya akan membelinya lain kali.”
Saya berada di shift sore hari itu. Ketika tiba di supermarket, saya mengambil masker kain kasa dari rak, memasukkannya ke dalam saku dan kemudian mulai bekerja. Sebelum selesai bekerja, saya pergi ke kasir untuk membayar dua ikat selada yang saya beli sendiri. Saya benar-benar lupa membayar masker di saku saya. Saat keluar, bunyi bip keras berbunyi dan itu membuat saya ketakutan. Saya kembali ke kasir untuk membayar masker itu.
Keesokan paginya saya berada di shift awal dan melihat manajer toko. Saya meminta maaf padanya dan mengatakan kepadanya bahwa saya benar-benar lupa masker itu ada di dalam saku saya. Dia berkata, “Tidak usah dibahas lagi. Saya juga ada di shift yang sama kemarin malam dan melihat seluruh kejadiannya. Saya akan bicarakan dengan manajer umum dan mencoba untuk menyelesaikannya.”
Manajer itu datang menemui saya beberapa saat kemudian. Dia berkata, “Segalanya terlihat buruk sekarang. Saya menjelaskan situasinya kepada mereka lagi dan lagi. Saya ingin mempertahankan anda. Tetapi Manajer Umum Zhang tidak setuju. Ia takut hal yang sama akan terjadi lagi. Dia memutuskan untuk memecat anda dan mendendamu 20 kali lipat dari harga masker.”
Saya tidak dapat menerima ini. Saya mendapat tekanan dari masyarakat, keluarga, kerabat dan teman. Saya telah merugikan Dafa. Saya hampir pingsan ketika kehilangan pekerjaan ini. Saya merasa seperti apa yang Guru katakan, “...Ratusan derita sekaligus menimpa, …” (“Derita Pikiran dan Hatinya,” Hong Yin I)
Kejadian ini mengganggu kultivasi saya. Telapak tangan saya terkulai saat memancarkan pikiran lurus. Saya merasa mengantuk saat belajar Fa. Saya tidak bisa melakukan tiga hal dengan baik dan merasa tidak bisa berkultivasi dengan rajin. Saya mengalami pemurnian serius [penghapusan karma penyakit]. Sementara saya mengalami rasa sakit fisik, kekuatan lama memasukkan substansi buruk ke dalam ruang dimensi saya. Untuk pertama kalinya saya merasakan kesulitan dan sulitnya berkultivasi. Saya menderita secara fisik dan mental yang hampir tidak bisa menanggungnya.
Saya pergi menemui seorang praktisi lama dan berbagi pengalaman dengannya. Dia berkata, “Ini tidak terjadi secara kebetulan. Anda harus menemukan kekurangan dalam Xinxing anda.” Saya mengatakan kepadanya bahwa saya telah mencari dan menemukan bahwa saya memiliki banyak keterikatan.
Dia bertanya, “Ketika anda bertengkar dengan suami untuk sebuah hal sepele beberapa hari yang lalu, apakah anda berperilaku seperti seorang praktisi?” “Bahkan manusia biasa, yang baik, tidak akan berperilaku seperti anda. Kejahatan pasti akan memanfaatkan celah anda. Ini adalah kelalaian besar. Anda memukul wajahnya dengan keras. Sekarang kejahatan telah membuat anda kehilangan muka di depan orang lain. Saya pikir anda sendiri yang menimbulkan kesengsaraan ini.”
Kata-katanya seperti kilat yang menghancurkan dan menyadarkan saya. Apakah saya seorang praktisi? Saya meminta maaf kepada Guru! Sejati-Baik-Sabar adalah prinsip Falun Dafa. Saya telah berlatih Dafa selama 20 tahun, namun saya tidak dapat menahan diri dan tidak baik. Kejadian ini menjadi peringatan besar bagi saya. Kultivasi adalah serius dan bukan permainan anak-anak.
Saya menggali sampai pada sifat iri hati. Lan dan Bei adalah dua teman baik saya di supermarket. Bei dipromosikan menjadi manajer. Lan menjadi lebih dekat dengan Bei dan menjaga jarak dari saya. Ketika Bei bekerja shift ekstra, Lan akan membawakan makanan enak untuknya. Lan fokus pada Bei. Saya terganggu oleh Lan dan menjadi kesal.
Sekarang saya menyadari bahwa ini adalah sifat iri hati. Sifat iri hati telah menyebabkan kebencian saya. Saya mendapatkan pemahaman baru tentang sifat iri hati.
Ketika belajar Fa lebih banyak, saya menyadari bahwa saya tidak berkultivasi dengan baik dan tidak memiliki sifat iri hati. Sebaliknya, sifat iri hati saya begitu kuat sehingga saya bahkan tidak tahu itu ada maupun keterikatan apa yang disebabkan oleh iri hati.
Guru berkata,
"Master Qigong menyelenggarakan kursus, ada yang duduk di sana dengan perasaan tidak puas: “Huh, master Qigong macam apa, saya tidak sudi mendengarkan permainan yang diajarkan itu." (Ceramah 7,Zhuan Falun)
Bukankah itu saya? Ketika saya berbagi pengalaman dengan praktisi lain, saya tidak mendengarkan mereka ketika mereka tidak setuju dengan saya. Bagian Fa di atas itu menyinggung tentang saya. Ini adalah sifat iri hati. Saya harus menyingkirkannya.
Saya mencari lebih dalam dan menemukan akar dari sifat iri hati saya. Ketika masih muda, saya suka bergaul dan suka berbicara dan berdebat. Saya suka menonjol. Saya memiliki banyak saudara perempuan. Jika salah satu dari mereka memprovokasi saya atau mengganggu, saya akan marah. Saya akan makan makanan yang lebih baik dan memakai pakaian yang lebih baik dari mereka. Ini menyebabkan sifat iri hati dan membuat saya lebih sulit untuk berkultivasi. Saya tidak menerobos ini dalam kultivasi.
Saya menemukan konsep yang lain, yaitu saya selalu mengukur orang lain dengan kriteria Fa tetapi tidak dengan diri saya sendiri. Ketika orang lain menyalahkan saya, saya tetap tenang dan mengatakan kepada mereka bahwa saya akan memperhatikannya lain kali. Tapi saya berpikir bahwa saya benar di dalam hati. Saya menemukan bahwa saya memiliki banyak pemikiran seperti itu setiap hari. Saya memohon bantuan Guru. Saya kemudian memancarkan pikiran lurus untuk membersihkan dan menyingkirkannya. Pemikiran itu menjadi lebih dan semakin lemah.
Melewati kesengsaraan ini, saya merasakan belas kasih Guru yang agung. Guru melarutkan sejumlah besar karma dan memperkuat pikiran lurus saya dan memungkinkan saya untuk menyadari fakta bahwa kultivasi itu serius. Saya tidak berani bersantai dalam mengultivasi hati. Jika saya tidak menyingkirkan sifat iri hati dan indoktrinasi PKT dalam diri saya, saya tidak akan bisa melenyapkan karma saya. Akibatnya akan berdampak negatif pada lingkungan sekitar dan proyek Dafa lainnya.
Saat belajar Fa lebih banyak, saya menyadari bahwa seseorang yang telah diindoktrinasi dengan teori PKT dan penuh dengan sifat iri hati tidak sejalan dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Pertama-tama, orang ini tidak mematuhi prinsip Sejati. Dia tidak melakukan apa yang dia katakan. Dia suka melebih-lebihkan dan pamer. Dia tidak mewujudkan kata-katanya. Dia tidak sejati atau baik hati. Bahkan jika dia terlihat baik, itu adalah kebaikan palsu. Dia akan senang memamerkan dirinya dan tidak akan mempertimbangkan orang lain dari sudut pandang mereka. Dia tidak akan mentolerir orang yang memiliki pendapat berbeda atau melakukan sesuatu secara berbeda. Dia mengukur orang lain dengan standar Fa dan berpikir bahwa dia telah berkultivasi lebih baik daripada orang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dia benar sementara orang lain salah. Inilah ciri-ciri alam semesta lama. Selama proses melepaskan keegoisan, selama saya memiliki pemikiran untuk mengultivasi diri dengan baik dan menganggap keterikatan itu dengan serius, Guru membantu saya dengan menyingkirkan substansi-substansi buruk itu dari saya.
Ketika menemui konflik atau melihat orang lain mengalami konflik, saya akan berpikir tentang mengapa saya mengalami konflik atau mengapa saya melihat konflik itu terjadi. Jika saya berkultivasi dengan baik, ruang dimensi saya akan murni dan konflik tidak akan terjadi. Saya akan mencari ke dalam untuk melihat di mana saya tidak sejalan dengan Fa dan di mana saya tidak melakukannya dengan baik.
Ketika melihat orang lain yang memiliki niat buruk, saya akan mencari masalah saya sendiri. Mengapa saya melihatnya? Saya mencari ke dalam terlebih dahulu dan biasanya akan menemukan masalah pada diri sendiri. Setiap praktisi memiliki cara dan prosesnya masing-masing untuk menyadari Dafa alam semesta. Mengapa orang lain harus sejalan dengan pikiran saya? Fa alam semesta begitu besar sehingga meluruskan setiap elemen buruk. Saya merasa telah menjadi toleran dan dapat memahami orang lain. Pola pikir dan pemikiran saya telah banyak berubah. Fa alam semesta memurnikan saya. Ini adalah kekuatan besar dari Guru kita yang belas kasih. Terima kasih Guru atas penyelamatan belas kasih Anda!
Karena proses pelurusan Fa bergerak maju dengan cepat, saya tentu akan mengultivasi diri dengan baik. Saya tidak akan menodai Falun Dafa atau terus membiarkan Guru mengkhawatirkan saya.