Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Hebei Meninggal setelah 19 Tahun Berpindah-pindah Akibat Penganiayaan Terhadap Keyakinannya

2 Agu 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Hebei, Tiongkok

(Minghui.org)

Nama: Zhou Shuquan
Nama Mandarin: 周树全Jenis Kelamin: Pria
Usia: 55 Tahun
Kota: Kabupaten Luan
Provinsi: Hebei
Pekerjaan: Petani
Tanggal Kematian: 9 December 2021
Tanggal Penangkapan Terakhir: September 1999
Tempat Penahanan Terakhir: Tidak diketahui

Sejak tahun 2002, Zhou Shuquan [pria] dan istrinya terpaksa hidup berpindah-pindah untuk menghindari penangkapan karena keyakinan mereka pada Falun Gong. Mereka terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melakukan pekerjaan kasar dengan upah rendah demi bertahan hidup. Kehidupan yang keras merenggut nyawanya. Zhou meninggal tanggal 9 Desember 2021. Dia baru berusia 55 tahun.

Berlatih Falun Gong

Zhou, warga Kabupaten Luan, Provinsi Hebei, adalah orang yang sangat baik dan pekerja keras. Setelah menikah, keluarga membebaninya hutang untuk dilunasi. Zhou tidak mengeluh, dia justru bekerja keras untuk membayar lunas hutang tersebut.

Di awal usia 30annya, Zhou menderita sakit jantung yang parah. Dia sering merasa pusing dan sesak di dada. Dia tidak bisa melakukan apapun saat penyakitnya kambuh. Tidak sanggup membayar pengobatan, Zhou menanggung penyakitnya namun penyakitnya semakin sering kambuh.

Tahun 1998, Zhou mulai berlatih Falun Gong dan penyakitnya langsung menghilang. Dia penuh energi dan melakukan lebih banyak pekerjaan bagi keluarganya. Zhou membayar lunas hutang dan merasa optimis dengan masa depannya.

Ditangkap dan Disiksa

Kehidupan damai Zhou hancur saat rezim komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong satu tahun kemudian.

Pada bulan Juli 1999, petugas desa pergi ke rumah setiap praktisi Falun Gong setempat, memerintahkan mereka untuk menyerahkan buku serta materi Falun Gong mereka, dan juga menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Mereka yang tidak bekerja sama lalu ditangkap. Pihak berwenang juga membawa pergi kartu identitas praktisi untuk mencegah mereka bepergian keluar kota. Siapapun yang bepergian atau menginap di luar harus meminta izin.

Zhou ditangkap pada bulan September 1999. Petugas desa memerintahkan polisi untuk mengikat Zhou. Mereka mengencangkan tali beberapa kali. Siksaan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan dia hampir pingsan. Zhou tidak dapat merasakan lengan dan kakinya, tubuhnya juga penuh dengan memar.

Peragaan ulang siksaan: diikat

Selain penyiksaan dengan diikat, polisi juga memukulinya, menampar wajahnya serta menjambak rambutnya. Seorang petugas membakar pergelangan tangan Zhou menggunakan rokok, meninggalkan bekas luka permanen yang besar di tangan Zhou.

Saat keluarga mengantarkan makanan padanya di malam hari, mereka memerhatikan bahwa Zhou tampak kelelahan, tidak bisa bergerak atau makan apapun. Pada saat itu ketua polisi datang. Zhou mengumpulkan semua tenaganya untuk bangun dan mencoba mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong padanya. Ketua polisi menolak untuk mendengarkan, dia justru menampar wajah Zhou di hadapan keluarganya.

Ibu, istri dan paman Zhou memohon bantuan dari segala tempat. Setelah Zhou akhirnya dibebaskan, dia menderita rasa sakit berkepanjangan di punggungnya, ini sering membuatnya susah tidur di malam hari. Butuh waktu lebih dari 40 hari baginya untuk sembuh.

Terpaksa Berpindah-pindah

Pihak berwenang lalu menyita kartu identitas Zhou dan mengatur orang untuk mengawasinya sepanjang waktu. Kerabat Zhou juga menghindarinya. Tidak ingin hidup di bawah penganiayaan semacam itu, Zhou memutuskan untuk tinggal jauh dari rumah bersama istrinya pada akhir tahun 2002.

Pihak berwenang mencarinya kemana-mana. Keluarganya juga tidak bisa hidup secara normal, karena sering diganggu oleh polisi.

Terkadang Zhou kembali ke rumah di tengah malam, untuk memeriksa keadaan putrinya. Putrinya lalu ikut berkelana bersama orang tuanya, terlepas dari kesulitan yang dia alami. Saat sudah waktunya masuk SMA, dia tidak diizinkan masuk, karena tidak bisa menunjukkan pendaftaran rumah tangga setempat, ini membuatnya sangat terpukul.

Tanpa kartu identitas, Zhou melakukan segala macam pekerjaan sambilan untuk bertahan hidup, termasuk ternak babi, mengangkut dan mengirimkan barang. Keluarganya tinggal di rumah terlantar yang tidak ada lampu. Tanpa pemanas di musim dingin, Zhou harus memakai semua pakaian dan sepatunya saat tidur.

Ibu Meninggal

Selama bertahun-tahun, Zhou dan keluarganya berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk sembunyi dari pihak berwenang. Tahun 2012, mereka menyewa sebuah kamar ukuran kecil. Saat itu, ibunya yang berusia 80an menderita penyakit batu ginjal. Dia kesulitan minum air dan buang air kecil. Untuk merawatnya, Zhou membawa sang ibu ke rumah kontrakannya, namun dia diikuti oleh seseorang yang mengenal keluarganya lalu dilaporkan kepada polisi.

Sekelompok petugas memobol masuk tempat tinggal mereka pada tanggal 9 Juni 2012 dini hari. Karena Zhou tidak kembali dari jam kerja malamnya, polisi menangkap istrinya dan membawanya ke Kamp Kerja Paksa Wanita Shijiazhuang dua minggu kemudian.

Zhou kembali terpaksa tinggal jauh dari keluarganya. Tidak lama kemudian ibunya, yang merasa trauma oleh polisi, meninggal. Putrinya yang masih remaja lalu ditinggal di rumah sendirian dan bersusah payah mengurus dirinya sendiri.

Kesulitan bertahun-tahun dan tekanan mental merenggut kesehatan Zhou. Dia tiba-tiba pingsan saat sedang berjalan bulan Desember 2021. Meski mendapat pengobatan darurat, Zhou kemudian meninggal dunia tanggal 9 Desember.

Laporan Terkait dalam bahasa Inggris:

Two Female Falun Gong Practitioners from Tangshan City Arrested, Three Children Left Without Guardian