(Minghui.org) Karena dipengaruhi oleh doktrin kesetaraan total, banyak orang di Tiongkok percaya bahwa jika langit runtuh, semua orang harus mati bersama. Namun dari zaman kuno hingga modern, tidak semua orang meninggal saat bencana melanda. Selalu ada beberapa orang yang selamat dari bencana yang tampaknya tak terhindarkan.
Berikut adalah contoh kisah tiga keluarga yang selamat dari gempa bumi dahsyat di Tiongkok kuno.
Niu Shumei menjabat sebagai pejabat Prefektur Ningyuan selama periode Daoguang dan Xianfeng (1820-1861) di Dinasti Qing. Dia jujur dan pekerja keras serta melakukan pencapaian hal-hal luar biasa, yang membuat orang sangat memujinya.
Pada 12 September 1850, terjadi gempa bumi dahsyat dengan kekuatan sekitar 7,5 SR. Semua rumah di kota runtuh dan banyak orang terluka maupuntewas. Kantor-kantor pemerintah juga rusak. Putra Niu tewas dan Niu mengalami cedera serius di kakinya sehingga kesulitan berjalan.
Dalam kesedihannya, Niu Shumei menulis sebuah artikel panjang untuk mempertanyakan Dewa Kota. Dalam artikel itu, dia menuduh Dewa Kota sudah menikmati dupa yang dibakar orang, tetapi gagal melindungi mereka. Dia juga menantang Dewa Kota dengan menanyakan apakah mungkin semua orang di kota besar itu jahat dan pantas mati? Dia berkata bahwa dia memiliki hati nurani yang bersih, tetapi putranya meninggal dan dia sendiri terluka. Dia bertanya apakah jalan Surga tidak cukup baik bagi orang yang memiliki keyakinan dan apakah para dewa juga membuat kesalahan dalam penilaian mereka.
Malam itu, Niu bermimpi Dewa Kota mengundang dia ke tempatnya dan berkata kepadanya, “Anda menegur saya dalam tulisan anda dengan kemunafikan dan pembenaran diri, tetapi anda benar-benar tidak mengerti bagaimana dewa dan roh bekerja, itulah mengapa saya mengundang anda ke sini untuk menjawab pertanyaan dan komentar memfitnah anda.
Dewa berkata kepada Niu, “Semua malapetaka dihasilkan dari karma dosa yang dikumpulkan oleh orang-orang dari waktu ke waktu, dan tidak ada yang kebetulan.”
Dia mengungkapkan kepada Niu rahasia bagaimana para dewa menghabiskan waktu 50 tahun untuk membuat pengaturan tentang gempa bumi. Dia berkata, “Ada penyelidikan dan pencatatan selama 50 tahun sehubungan dengan gempa saat ini, dan semua orang yang tidak seharusnya menderita telah dipindahkan; jika mereka telah melakukan dosa baru, mereka akan dipindahkan kembali; bahkan jika mungkin ada perubahan pada saat itu di tengah bencana, perubahan seperti itu akan dipertimbangkan dan kehidupan manusia tidak akan pernah diabaikan.”
Niu Shumei berkata, “Jika ini masalahnya, apakah anda bermaksud mengatakan bahwa tidak ada satu pun orang yang baik hati di seluruh kota, dan bahwa saya dan putra saya juga pantas dihukum?"
Dewa Kota berkata, "Ada tiga keluarga di kota yang tetap aman dan sehat.” Salah satunya adalah keluarga seorang wanita yang tetap menjadi janda sejak dia kehilangan suaminya saat masih muda. Dia membesarkan putranya sendiri dan sekarang merawat cucunya. Yang kedua adalah keluarga dokter. Dia tidak pernah menjual obat palsu, dan dia merawat pasien sebaik mungkin setiap kali dibutuhkan, bahkan di tengah malam atau ketika jalanan basah dan berlumpur. Yang ketiga adalah keluarga seorang wanita tua dan cucunya yang masih kecil, yang mencari nafkah dengan menjual kue beras goreng. Mereka semua aman dan sehat. Anda bisa pergi dan melihatnya. Saya tidak akan berbohong.
Dewa Kota memberi tahu Niu, “Putra anda melakukan banyak hal buruk di kehidupan sebelumnya, dan sebagai hasilnya dia menerima pembalasan yang pantas dalam gempa bumi.”“Anda akan dihukum juga, tetapi karena anda adalah pejabat yang jujur dan pekerja keras, anda diberi hukuman ringan dan hanya kaki anda yang terluka. Singkatnya, para Dewa dan Langit sangat berhati-hati saat membagikan hadiah atau hukuman, dan tidak akan pernah menunjukkan bantuan ekstra kepada orang tertentu. Setiap bencana atau nasib baik memiliki alasannya, jadi jika anda melakukan yang terbaik untuk menjadi pejabat yang baik, anda dapat dipromosikan ke posisi Komisaris Kehakiman.”
Setelah mendengar semua ini, Niu berterima kasih kepada Dewa Kota dan meminta maaf atas apa yang dia tulis di artikel tersebut.
Setelah bangun, Niu pergi mencari tahu tiga keluarga yang diberitahukan oleh Dewa Kota dalam mimpi. Benar saja, dia menemukan keluarga wanita dan dokter itu, meskipun butuh sedikit usaha untuk menemukan wanita tua yang menjual kue beras goreng. Wanita tua itu memberi tahu Niu bahwa dia memperlakukan orang dengan adil, dan ketika dia bertemu orang tua atau cacat, dia akan menjual kue kepada mereka dengan harga diskon atau tidak perlu bayar sama sekali.
Dia juga memberi tahu Niu bahwa dua hari sebelum gempa, dia tiba-tiba memiliki lebih banyak pelanggan dan permintaannya melebihi biasanya, jadi dia dan cucu kecilnya menghabiskan semalaman untuk membuat kue beras goreng untuk dijual keesokan harinya. Kemudian terjadi gempa dan mereka berdua terkurung di bawah rumah yang runtuh selama tiga hari sebelum diselamatkan. Dan mereka selama itu bertahan hidup dengan kue beras goreng.
Niu sangat terkejut mendengar ceritanya, dan setelah itu dia memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip sebab akibat dan bekerja lebih keras untuk menjadi pejabat yang baik. Kemudian, dia memang dipromosikan menjadi Komisaris Kehakiman Provinsi Sichuan.
Mengapa ketiga keluarga ini terhindar dari gempa? Itu karena mereka mengumpulkan kebajikan dengan melakukan perbuatan baik. Orang Tiongkok kuno berkata, "Langit tidak menunjukkan pilih kasih dan akan memberi orang baik bantuan yang pantas mereka dapatkan." Tampaknya benar. Seperti kata pepatah: manusia memohon tetapi Dewa yang menentukan. Dalam menghadapi bencana yang tak terduga, yang harus anda lakukan adalah menjadi orang yang jujur, dan anda akan diberkati oleh para Dewa dan Buddha.
Adapun zaman modern, di bawah ini adalah tiga cerita: dua dari tiga keluarga selamat selama gempa Wenchuan di Sichuan, dan yang ketiga selamat dari ledakan.
Rumah Tiga Lantai Keluarga Tetap Aman dari Gempa
Seorang praktisi Falun Dafa di Tianjin memiliki saudara laki-laki yang keluarganya tinggal di Kabupaten Beichuan di Provinsi Sichuan. Sebelum gempa bumi melanda Wenchuan (sekitar 70 mil dari Beichuan) pada 12 Mei 2008, keluarga saudara laki-lakinya telah mengetahui fakta Falun Dafa dan mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Selama gempa bumi, semua rumah di sekitarnya runtuh, membuat batu bata dan puing-puing berjatuhan menimpa tetangga mereka. Entah bagaimana, rumah tiga lantai keluarga saudara laki-laki itu berdiri dengan aman, dengan hanya retakan kecil di dinding. Semuanya tujuh orang dari mereka lolos tanpa cedera. Ketika praktisi ini datang mengunjungi mereka, seluruh keluarga menangis dan berkata, “Gempa bumi begitu dahsyat sehingga orang-orang di sebelah kami meninggal maupun terluka. Kami tidak pernah menyangka bahwa seluruh keluarga kami akan baik-baik saja. Kami diberkati oleh Dafa. Anda harus mengirim salam kami atas nama seluruh keluarga kami kepada Guru ketika anda menemui Guru!
Keluarga dari 43 orang Tidak Terluka dalam Gempa Dahsyat
Praktisi Falun Dafa lainnya berbagi cerita ini, “Ketika gempa bumi dahsyat di Sichuan terjadi pada 12 Mei 2008, TV menampilkan banyak rumah runtuh di Dujiangyan, Wenchuan, dan Beichuan. Banyak orang terjebak di bawah reruntuhan; Saya merasa cemas dan sedih. Banyak kerabat saya, termasuk saudara laki-laki dan perempuan saya, tinggal di Dujiangyan dan daerah yang paling parah dilanda Wenchuan. Saya segera menelepon untuk memeriksa mereka, tetapi tidak bisa.
“Beberapa hari kemudian, saya mendapat kabar bahwa kecuali rumah keponakan tertua saya, semua rumah kerabat lainnya telah runtuh sampai batas tertentu dan tidak dapat dihuni. Tapi saudara-saudara saya, anak-anak dan cucu-cucu mereka... berjumlah 43 orang, selamat tanpa ada korban jiwa.
“Saat gempa, ipar perempuan saya bergegas turun dari gedung berlantai lima. Beberapa detik setelah dia melangkah keluar, rumah itu runtuh. Wanita di belakangnya, yang lari tinggal selangkah saja, ditindih oleh reruntuhan bangunan.
“Ipar laki-laki saya pergi ke rumah temannya setiap hari untuk main mahjong. Di hari gempa, dia tidak pergi, tetapi pergi berbelanja dengan saudara perempuan saya. Ketika gempa terjadi, banyak pramuniaga tersandung dan jatuh saat keluar, sementara ipar laki-laki dan saudara perempuan saya dengan cepat melarikan diri dari mal yang berguncang.”
Praktisi mengatakan dia yakin alasan mengapa 43 orang keluarganya dapat lolos dari bencana yang tiba-tiba ini adalah karena mereka semua diberkati oleh Falun Dafa karena memahami fakta dan mendukungnya. Mundur dari PKT juga menjauhkan mereka dari bahaya dalam menghadapi bencana.
Lolos dari Ledakan Besar
Insiden serupa terjadi pada Ledakan Tianjin 2015: seorang petani di Kabupaten Wuji, Provinsi Hebei, menyetir ke perusahaan kimia di provinsi selatan untuk mengangkut barang. Setelah mengangkut, dia baru sadar telah mengambil barang yang salah. Dia harus membongkar dan mengangkut ulang semuanya, menunda perjalanan hingga dua jam. Saat itu, dia sangat bingung karena ini adalah pertama kalinya dia melakukan kesalahan seperti itu selama bertahun-tahun bekerja.
Dia tiba di Tianjin pukul 1:30 pagi pada 13 Agustus 2015, dan mendengar bahwa dua jam sebelumnya (11:30 malam), telah terjadi ledakan. Dia lebih terkejut mengetahui bahwa lokasi ledakan - Ruihai International Logistics Co.- adalah perusahaan tempat dia harus mengirimkan muatan. Jika dia tidak memuat barang yang salah, ledakan itu akan menimpanya. Dia sangat berterima kasih kepada Guru dan Falun Dafa karena telah menyelamatkan hidupnya. Bibinya, seorang praktisi Falun Gong, sering memberitahunya fakta tentang Falun Dafa, dan keluarganya semua percaya pada kebaikannya. Dalam ledakan Tianjin, dia secara pribadi menyaksikan keajaiban berkah Dafa.
Ada banyak contoh seperti itu, dan ini berlimpah terjadi pada praktisi sejati Falun Dafa dan keluarga serta teman-teman mereka. Mengapa demikian?
Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) mengajarkan orang untuk membimbing diri mereka sesuai dengan prinsip Sejati, Baik, Sabar. Ini meluruskan pikiran dan meningkatkan karakter seseorang. Falun Dafa telah menyebar ke lebih dari 100 negara dan telah menerima lebih dari 5.000 penghargaan, dan buku-buku Falun Dafa telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa. Hanya di Tiongkok daratan yang dianiaya.
Mengingat penganiayaan brutal di Tiongkok, mereka yang mau mendengarkan fakta kebenaran Falun Dafa dan mengenali baik dan buruk, akan menerima perlindungan dan bantuan dari Dewa dan Buddha atas kebaikan mereka.
Lalu mengapa mundur dari PKT bisa membawa kedamaian? Melihat kembali kampanye politik PKT dan kebangkitannya ke tampuk kekuasaan lebih dari 70 tahun yang lalu, dari Kampanye untuk Menekan Kontra-Revolusioner, dari Reformatsi Tanah hingga Tiga Kampanye Anti/Lima Anti, dari Pembersihan Elemen Kontra-Revolusioner hingga Lompatan Jauh ke Depan, dari Kelaparan Besar ke Revolusi Besar Kebudayaan, dan dari Pembantaian Mahasiswa 4 Juni 1989 hingga penganiayaan terhadap Falun Gong, kita dapat melihat watak merusak PKT. Dari rakyat jelata hingga ketua negara, lebih dari setengah rakyat Tiongkok telah dianiaya oleh PKT.
Menurut statistik yang tersedia, lebih dari 80 juta orang Tionghoa meninggal secara tidak wajar selama pemerintahan PKT; korban tewas delapan kali lebih besar dari kematian Perang Dunia I dan 1,5 kali lebih besar dari Perang Dunia II. Lihatlah masyarakat Tiongkok saat ini: kemerosotan moral, hilangnya tanah petani, kolusi antara pemerintah dan pengusaha, polisi dan bandit, kekerasan sosial, dan ketidakpuasan masyarakat yang lazim.
PKT yang jahat akan segera menerima pembalasan yang paling berat dari Langit, karena sudah merupakan prinsip Langit yang abadi dan tidak berubah bahwa kebaikan mendapat balasan yang baik dan kejahatan mendapat ganjaran buruk. Mereka yang mengakui kejahatan PKT dan menjauh darinya akan dilindungi.