Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pasangan Lansia Menghadapi Hukuman Penjara Karena Keyakinannya

12 Sep. 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Sepasang suami istri berusia 70-an dari Kota Dongying, Provinsi Shandong, diadili pada 25 Juli 2022, karena menolak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong, disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Li Xuerong, 73, dan suaminya Gui Yunfang ditangkap di rumah dalam penyisiran polisi pada 23 April 2021, dan kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Empat praktisi lain dan salah satu kerabat praktisi ditangkap pada hari yang sama. Mereka dan pasangan lansia diadili di Pengadilan Distrik Dongying pada 25 Juli 2022. Mereka menyangkal bukti penuntutan dan tuduhan bahwa mereka “merusak penegakan hukum dengan organisasi aliran sesat,” dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasi praktisi Falun Gong.

Li membela diri dan berkata, “Sejati-Baik-Sabar adalah bagian paling indah dari sifat manusia dan nilai-nilai universal yang paling berharga. Ini adalah keadaan moralitas manusia yang tertinggi; itu adalah keyakinan yang paling mulia, agung, dan paling murni. Guru Li dan Falun Dafa yang menyelesaikan keluhan antara saya dan ibu mertua saya, memungkinkan kami untuk memiliki hubungan yang erat!”

Memperoleh Manfaat dari Falun Gong

Li pindah ke Ladang Minyak Shengli di Kota Dongying, Provinsi Shandong, pada 1977 dan bekerja di sawah di sisi produksi pertanian dan sampingan. Dia bangun jam 3 pagi untuk mulai bekerja dan kembali ke rumah sekitar jam 7 atau 8 malam. Pada malam hari, dia masih harus pergi ke ladang untuk mengalirkan air, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan menjaga kedua putrinya yang masih kecil. Dia hampir tidak punya waktu untuk beristirahat. Orang-orang memanggilnya robot.

Beban kerja menghancurkan kesehatan Li. Dia menderita herniasi diskus lumbal dan masalah perut yang parah. Dia tidak bisa berdiri ketika punggungnya sakit. Dia tidak bisa makan ketika perutnya bergejolak. Penyakitnya menjadi lebih buruk selama bertahun-tahun.

Lebih buruk lagi, ibu mertuanya membencinya karena tidak memiliki anak laki-laki dan bahkan mencoba menghasut suaminya untuk menceraikannya. Li sangat marah sehingga dia syok dua kali. Meskipun dia keluar dari bahaya setelah dibawa ke rumah sakit, dia didiagnosis menderita neurosis. Dia tidak bisa tidur di malam hari dan kemudian tidak punya kekuatan untuk memasak.

Pada 1999, Li tertarik melihat lebih dari seratus orang melakukan latihan Falun Gong bersama di sebuah taman. Setelah berlatih selama kurang dari dua bulan, dia sembuh dari semua penyakitnya. Dia telah sehat dan penuh energi sejak itu.

Li dulunya perokok berat tetapi dia berhenti setelah mulai berlatih Falun Gong. Dulu Li tidak bisa membaca, sekarang dia bisa membaca buku-buku Falun Gong sendiri.

Mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar, Li melepaskan kebenciannya terhadap ibu mertuanya dan memperlakukan mertuanya dengan baik. Ayah mertuanya sering membual kepada teman-temannya bahwa dia memiliki menantu yang baik.

Penangkapan dan Penahanan

Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada Juli 1999, Li ditangkap setidaknya delapan kali dan diberi dua hukuman kamp kerja paksa. Polisi memeras dana dari keluarganya sebagai imbalan pembebasannya. Suaminya dikurung selama 24 jam.

Li pertama kali ditangkap pada Juni 2003 karena memberitahu orang-orang tentang Falun Gong.

Pada 27 Maret 2005, Li ditangkap oleh Petugas Kantor Polisi Binhai, dan rumahnya digeledah. Ketika dia ditahan di pusat pencucian otak, dia melakukan mogok makan selama berminggu-minggu.

Beberapa bulan kemudian, pada 15 Juni Li ditangkap lagi. Rumahnya digeledah dan polisi menyita banyak barang pribadinya. Dia dibawa ke sesi pencucian otak di Sekolah Pelatihan Hukum Ladang Minyak Shengli.

Pada September 2006, Li dibawa ke Kamp Kerja Paksa Wangcun, yang juga dikenal sebagai Kamp Kerja Paksa Wanita No. 2 Shandong, untuk menjalani hukuman selama satu tahun tujuh bulan. Karena dia menolak untuk melepaskan keyakinannya, setiap hari dia dipaksa untuk berdiri sampai tengah malam selama lebih dari dua minggu.

Li dibawa ke Kamp Kerja Paksa Wangcun lagi pada 6 Agustus 2009, untuk menjalani hukuman selama tiga tahun. Untuk menentang penganiayaan, Li yang berusia 60-an pada saat itu melakukan mogok makan dan kesehatannya memburuk. Dia dipulangkan pada 25 Januari 2010.

Li ditangkap di rumahnya pada 14 Januari 2012, dan dibawa ke Sekolah Pelatihan Shengcai pada 23 Februari. Dia ditempatkan dalam sesi cuci otak dan dipukuli.

Pada 18 Juli 2012, Li dan enam orang praktisi lainnya ditangkap di sebuah pasar dan dibawa ke pusat pencucian otak lagi.

Pada 13 Nopember 2013, Li ditangkap di rumahnya dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Shengcai. Dia melakukan mogok makan untuk menentang penganiayaan. Petugas di pusat pencucian otak tidak mengizinkan keluarganya berkunjung selama hampir sebulan.

Pada awal 2021, petugas Departemen Kepolisian Binhai memantau praktisi setempat sebelum melakukan penangkapan massal. Li ditangkap pada 23 April bersama sedikitnya 20 praktisi lainnya. Rumahnya digeledah dan dia didakwa.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Four Female Falun Gong Practitioners and One of Their Husbands Tried, One Practitioner’s Friend Barred from Defending Her