Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Penganiayaan Praktisi Falun Gong di Penjara Pertama Provinsi Yunnan (Bagian 3)

8 Sep. 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Yunnan, Tiongkok

(Minghui.org) Penjara Pertama Provinsi Yunnan dikenal sebagai penjara pria bagi para pelaku kejahatan besar, banyak dari mereka adalah terpidana mati, dan tahanan asing. Sejak rezim komunis Tiongkok memulai penganiayaannya terhadap Falun Gong pada tahun 1999, setidaknya 160 praktisi telah dipenjarakan di penjara Yunnan.

Kebanyakan praktisi ditahan di bangsal pertama, yang dikenal juga sebagai bangsal pelatihan. Telah dikonfirmasi bahwa 28 praktisi ditahan di sana. Praktisi yang tetap teguh dalam keyakinan mereka ditempatkan di bawah manajemen yang ketat, dan mengalami kengerian penganiayaan brutal. Setidaknya empat praktisi telah dianiaya hingga meninggal, sementara seorang veteran menjadi cacat kehilangan penglihatannya akibat penyiksaan.

(Lanjutan dari Bagian 2)

Penyiksaan Tahanan Biasa

Tahanan biasa juga dipaksa bekerja lebih dari 10 jam setiap hari. Pada 2006, Bangsal Pertama membantu bisnis memproses jamur dan jamur liar segar, dan memaksa narapidana untuk bekerja tiga hari non-stop. Jika mereka tidak bisa menyelesaikan tugas mereka, mereka akan ditempatkan dalam manajemen ketat, atau dipaksa memakai borgol dan belenggu ketika bekerja. Seorang narapidana diborgol dan dibelenggu, dan digantung di tempat kerja selama lebih dari 20 hari setelah seorang penjaga menemukan sebuah keranjang jamur di area produksi dan berpikir bahwa narapidana itu berusaha untuk menghindari pekerjaan.

Pada awal 2007, Bangsal Pertama merakit suku cadang komputer. Sebuah kawat tembaga harus dililit ke cincin magnet dan balok timah, yang mengandung bahan beracun. Kemudian, produk yang hampir jadi itu harus dipanaskan dan disolder. Narapidana harus mengerjakan timah meleleh itu setiap hari dengan tangan kosong, tanpa mengenakan sarung tangan pelindung.

Materi yang begitu membahayakan menyebabkan jari-jari narapidana mengeluarkan nanah, sementara gas beracun menyebar di tempat kerja, dan menyebabkan banyak narapidana mengalami emfisema, penyakit jantung, asma, mual jangka panjang, muntah, pusing, serta kelemahan pada anggota tubuh mereka. Mereka harus bekerja dari pagi hingga tengah malam, tanpa diberikan masker wajah.

Seorang narapidana mengalami ruam karena alergi, dan ketika ia menggaruk, ruam itu berdarah dan mengeluarkan nanah. Rumah sakit memberikan obat anti radang, yang tidak memberikan efek apa pun. Ia sering meminta diobati, atau dipindahkan ke tugas kerja lain, tapi tidak berhasil. Akhirnya, ia ditempatkan di bawah manajemen ketat.

Narapidana Myanmar Dianiaya Hingga Tewas

Zhao Qiaohua, seorang narapidana Myanmar berusia 27 tahun, dipindahkan dari Penjara Dongguan di Provinsi Guangdong, ke Penjara Pertama Provinsi Yunnan pada Juli 2009, bersama dengan 20 narapidana Myanmar lainnya. Karena perjalanan panjang dari Guangdong ke Yunnan. Zhao menjadi sakit. Penjara memperbolehkan dirinya dan beberapa narapidana Myanmar lain untuk menemui dokter.

Dalam perjalanan kembali ke penjara, penjaga memerintahkan narapidana untuk jongkok. Penjaga juga memerintahkan mereka mulai bekerja di siang hari. Zhao berkata bahwa ia sakit dan meminta cuti. Seorang penjaga berpikir Zhao berpura-pura sakit dan menempatkannya dalam manajemen ketat. Ia diborgol, dirantai dan diseret ke tim manajemen ketat di mana ia digantung setiap hari selama lebih dari 10 jam. Kemudian, tangannya diborgol ke dua tiang besi, ia tidak diperbolehkan duduk, dan hanya bisa jongkok. Borgol dan rantai tidak dilepaskan sepanjang waktu, termasuk ketika ia tidur.

Zhao diberikan sedikit makanan setiap hari. Ia juga dipukuli setiap hari.

Ketika ia berada di ambang kematian, ia masih diborgol dan dirantai, dan tidak diberikan pengobatan apa pun. Ia meninggal pada 25 Juli 2009, hanya beberapa minggu setelah ia dipindahkan ke penjara itu. Tubuhnya berwarna ungu dan hitam ketika ia dibawa ke lantai bawah.

Rumah sakit menerbitkan pemberitahuan menyatakan bahwa Zhao meninggal karena sebab alami.

Narapidana Myanmar Tewas karena Terlalu Banyak Bekerja

Li Si, warga negara Myanmar berusia 50-an, dibawa ke kamp pelatihan di Bangsal Pertama tahun 2009. Pelatihan itu berlangsung di banyak tempat dari tiga bulan hingga satu tahun. Untuk lebih dari sepuluh jam sehari, Li harus memetik kacang. Ia kekurangan waktu tidur. Ketika ia tidak bisa menyelesaikan tugas, ia tidak diperbolehkan makan saat jam makan. Ia juga tidak diperbolehkan duduk ketika memetik kacang.

Ia ditahan untuk waktu yang lama, Li menjadi kekurangan nutrisi dan lemah. Suatu hari pada 2009, ia bangun untuk ke toilet setelah menundukkan kepala ketika ia memetik kacang untuk beberapa jam, ia menderita pendarahan otak dan meninggal. Setelah dibawa ke rumah sakit, rumah sakit menerbitkan pemberitahuan, juga menyatakan bahwa Li meninggal karena sebab alami.

Narapidana Digantung dengan Alat Penyiksaan yang Dibuatnya Sendiri

Tan Shaohui, berusia 30-an dari Kota Kunming, dipindahkan ke Bangsal Pertama di awal 2004. Karena ia memiliki ketrampilan perbaikan dan pengelasan logam, ia ditahan di Bangsal Pertama.

Karena anaknya masih kecil, dan ia khawatir tentang istrinya, Tan berada di bawah tekanan mental yang besar. Di awal 2005, ia terlibat konflik dengan narapidana lain dan dikritik oleh penjaga. Ia berusaha menjelaskan situasinya, tapi penjaga tidak mau mendengarkan. Malahan, ia diborgol dan dirantai di depan semua orang di tempat kerja. Ia digantung selama dua hari dan kemudian selama lebih dari sepuluh hari setiap hari. Penyiksaan berlangsung selama lebih dari satu bulan. Ia diberikan sedikit makanan setiap hari, dan menjadi kurus kering setelah ia dibebaskan dari manajemen ketat.

Setelah beberapa saat, Tan memberi tahu seorang narapidana bahwa ketika ia diberi tahu untuk membuat alat penyiksaan oleh tim manajemen ketat, ia memasang cincin metal di ketinggian yang lebih rendah karena ia takut alat yang dibuatnya itu akan digunakan padanya suatu hari nanti.

Penjaga Berkolusi Dengan Narapidana Melakukan Bisnis Tersembunyi

Bahan Baku Rusak atau Dibuang

Pada 2004 dan 2005, Bangsal Pertama memproses jamur untuk klien. Karena pendapatan dihitung berdasarkan jumlah yang diproses, semakin tinggi kuantitas, semakin banyak uang yang diterima bangsal. Satu kilogram jamur berharga 50 hingga 100 yuan. Karena ada beberapa jamur yang sangat kecil dan sulit dipotong, mereka membutuhkan lebih banyak waktu dan sulit untuk diproses.

Untuk meningkatkan efisiensi kerja, narapidana diberi tahu untuk membuang jamur-jamur kecil ini. Pimpinan tim dari Bangsal Tiga suatu kali menuangkan lebih dari 10 ember jamur ke toilet tempat kerja, menyebabkan toilet tersumbat. Pimpinan tim Bangsal Kelima, seorang narapidana dari Hong Kong, memerintahkan narapidana untuk menginjak dan menghancurkan jamur-jamur itu. Pimpinan tim akan memantau klien dan akan memberi aba-aba kepada narapidana untuk berhenti jika klien datang, dan melanjutkan pemusnahan itu setelah klien pergi.

Setelah itu, klien tersebut sadar ada sesuatu yang terlewatkan dan memprotes. Untuk menenangkan klien, para penjaga memborgol dan merantai beberapa narapidana, dan menempatkan mereka di bawah manajemen ketat.

Di sisi lain, narapidana juga berpikir untuk mengurangi jumlah pekerjaan mereka. Sebagai contoh, memetik kacang terkadang dilakukan di tempat umum atau di depan penjara, karena penjara tidak memiliki tempat yang cukup untuk menampung berton-ton kacang yang diterima dari klien. Narapidana yang sedikit lebih lambat akan membuang kacang tersebut ke toilet atau meninggalkan satu porsi kacang untuk bangsal lain dan menukar kacang dengan narapidana lain. Jadi, kerugian bagi klien sangat besar.

Penjaga dan Narapidana Berkolusi Bersama

Proyek utama yang diambil Bangsal Pertama termasuk memetik kacang, menyortir jamur, menggiling batu permata, mengecor karakter perunggu, serta membuat kerajinan kertas, kotak teh, suku cadang komputer, dan kerajinan kayu seperti siter Tiongkok, meja teh, dan furnitur "antik." Proyek-proyek, seperti penggilingan batu permata dan pembuatan suku cadang komputer berlangsung selama bertahun-tahun, dan beberapa bisnis bangkrut atau tutup.

Penggelapan

Pendapatan tenaga kerja dibagi antara penjaga dan kepala penjara. Penjaga berbagi 70 persen dan kepala penjara mendapat 30 persen. Hanya 70 persen yang ditulis dalam akun keuangan, dan 30 persen diserahkan langsung oleh klien.

Menjual Jamur

Petugas dan narapidana menaruh jamur yang sudah diproses di bus atau menjualnya. Satu keranjang jamur bisa dijual 1,000 atau 2,000 yuan, dan pihak otoritas penjara mengantongi keuntungan. Beberapa klien mengalami kebangkrutan setelah keuntungannya diambil oleh penjaga.

Menjual Daun Teh

Setelah kotak teh dibuat dan daun teh ditaruh di kotaknya, penjara juga mengambil sebagian dan menjualnya secara diam-diam.

Menjual Produk Kacang

Bangsal Pertama telah memetik kacang untuk waktu lama. Kacang termasuk kacang merah putih, kacang lebar, kacang merah, kacang pinto hitam, dan lentil. Diketahui secara luas bahwa bangsal menjual kacang premium.

Seorang narapidana sangat dihargai oleh penjaga di Bangsal Pertama dan ditunjuk sebagai pimpinan tim. Saat bahan baku tiba ia menghitungnya lebih rendah, dan setelah diproses menghitungnya lebih tinggi. Ia juga menghitung berlebihan untuk barang yang rusak. Di bawah perintah penjara, ia menjual berton-ton kacang di sebuah truk besar. Ia juga menjual kacang secara pribadi, dan meminta klien menyerahkan uang kepada kerabatnya di luar penjara.

Pelaku yang Terlibat

Bangsal Pertama adalah bangsal paling brutal yang menganiaya praktisi Falun Gong. Di bawah ini adalah daftar pelaku yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam penganiayaan praktisi.

1. Pelaku Utama

Ding Yongzhong

Ding Yongzhong, berusia 40-an, sebelumnya adalah kepala Bangsal Delapan dan kemudian kepala di Bangsal Pertama. Ia dipromosikan menjadi wakil kepala penjara pada 2008 dan kemudian dipindahkan keluar dari penjara.

Ding secara pribadi terlibat dalam penganiayaan praktisi Bao Yuanjing.

Bao Yuanjing, 48, seorang insinyur senior dari Provinsi Gansu, ditahan di tim lima di Bangsal Delapan. Pada 5 Februari 2007, seperti yang diperintahkan oleh Ding, kartu makan Bao disita—mereka telah memutuskan untuk membuatnya kelaparan.

Ding memerintahkan seorang narapidana untuk membelenggu Bao dengan rantai yang beratnya lebih dari 10 kilogram dan mengurungnya di ruangan yang gelap dan lembap di sel manajemen ketat selama lebih dari dua bulan.

Peragaan penyiksaan: Digantung dengan Borgol

Di pagi hari, 5 juni 2010, Ding sekali lagi mengurung Bao di sel manajemen ketat karena gagal menyapanya dengan “Selamat pagi, Pak.” Bao dibelenggu dan diborgol ke tiang logam. Penyiksaan ini berlangsung siang dan malam selama lebih dari tiga bulan. Totalnya, Bao dibelenggu dan diborgol selama lebih dari enam bulan.

Zeng Niannan

Zeng Niannan, berusia 50-an, sebelumnya adalah instruktur di Bangsal Pertama, Kedua, dan Ketiga. Ia bertugas menganiaya praktisi Falun Gong.

Pu Zheng, dari Kota Kunming berada di bawah manajemen ketat untuk jangka panjang karena tidak melepaskan keyakinannya. Tidak ada penutup lantai dan tanah berlumpur selama hari-hari hujan. Pu tidur di atas lumpur di atas tikar tipis dan dipaksa memakai belenggu seberat 18 kg sepanjang waktu. Penjaga dan narapidana juga memukulinya sesuka hati.

Ketika keluarganya pergi menjemput Pu ketika dia dibebaskan, otoritas penjara mengklaim bahwa ia mengalami TBC. Dia lemah dan sering batuk darah. Ia tidak bisa sembuh dan meninggal dunia pada 2017.

Zeng juga secara pribadi memerintahkan praktisi Xu Liang untuk ditempatkan di bawah manajemen ketat karena menolak “diubah.”

Pada 2004, Zeng memerintahkan narapidana untuk menggeledah Fei Xuelong ketika ia tiba di penjara, dan untuk membakar pakaian Fei di ruang ketel.

Zeng sekarang bekerja di departemen edukasi yang khusus menganiaya praktisi Falun Gong. Ia membual bahwa ia telah menganiaya lebih dari 300 praktisi.

Zhao Fan

Zhao Fan, berusia 30-an, adalah wakil kepala bangsal. Ia secara pribadi terlibat dalam penganiayaan Hou Fayong.

Wang Kun

Wang Kun, wakil kepala bangsal dari Bangsal Pertama, sekarang adalah instruktur di bangsal. Selama masa jabatannya, ia memerintahkan narapidana untuk menganiaya praktisi dan sering menggabungkan mereka dengan tahanan pengedar narkoba. Salah satu pengedar narkoba, Wu Shuitong dihukum seumur hidup. Karena Wu kaya raya, Wang secara aktif mendekatinya. Rokok untuk Wang disediakan oleh Wu. Wang juga mempromosikan Wu menjadi direktur di tim produksi kerja.

Chen Pengyu dan Wu Zhengwei

Chen Pengyu, kepala bangsal yang sekarang, dan Wu Zhengwei, kepala bangsal dan istruktur, secara intensif menganiaya praktisi Falun Gong setelah mereka menjabat.

Setiap praktisi memiliki empat narapidana untuk mengawasi mereka. Praktisi harus duduk di bangku kecil selama lebih dari sepuluh jam sehari tanpa bergerak. Empat narapidana menggencet praktisi dengan tubuh mereka: narapidana di depan menyenderkan punggung ke tubuh praktisi, narapidana di belakang menggunakan lututnya untuk menekan praktisi, dan dua narapidana di samping kiri dan kanan menyikut tulang rusuk praktisi. Praktisi Wen Chunfu menjadi begitu putus asa dengan perlakuan ini hingga ia menggores narapidana di sisinya dengan tangan. Penjaga kemudian menuduh Wen memukul orang, dan menempatkannya di ruang isolasi.

Praktisi juga dikurung di ruang isolasi, sel manajemen ketat, disemprot merica, dan harus meminta ijin untuk ke toilet meskipun toiletnya berada di dalam sel. Narapidana diperbolehkan memukul dan membuat masalah dengan praktisi. Penjaga secara sengaja duduk di keranjang nasi dan memberi tahu setiap narapidana untuk meneriakkan “Halo Pak” sebelum mereka diberikan makanan. Praktisi yang tidak berteriak hanya akan diberikan sesendok nasi dan sayuran.

2. Pelaku Lain

Liang Jun

Liang Jun, sekretaris Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan kepala penjara, sebelumnya adalah sekretaris dan kepala Penjara Qujing. Ia dipecat dari pekerjaan dan keanggotaan Partai karena keterlibatannya dalam kasus Sun Xiaoguo (pemerkosa anak berantai dan pemimpin geng yang dibebaskan setelah hukuman matinya dikurangi). Sebagai kepala penjara, ia terlibat dalam penganiayaan praktisi Falun Gong.

Liu Siyuan

Liu Siyuan, berusia 60-an, adalah komisaris politik Penjara Pertama Provinsi Yunnan. Dia dijatuhi hukuman 12 tahun karena keterlibatannya dalam kasus Sun Xiaoguo. Liu juga terlibat langsung dalam penganiayaan terhadap praktisi Luo Jiangping.

Zhang Yigui

Pada Juli 2007, Zhang Yigui kepala Penjara Pertama Provinsi Yunnan, dan direktur Departemen Politik Reformasi Perburuhan sedang berkendara bersama dan mengalami kecelakaan mobil. Direktur meninggal di tempat, dan Zhang dibawa ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa Zhang mungkin akan tetap dalam keadaan vegetatif jika dia tidak bangun dari komanya.

Sebagai kepala penjara, ia bertanggung jawab untuk "mengubah" dan menyiksa praktisi Falun Gong.

Liu Hongqi

Liu Hongqi, seorang narapidana berusia 40-an, memiliki pengalaman medis sebelumnya dan dilatih untuk menjadi dokter penjara karena kurangnya sumber daya medis di penjara.

Liu sering berhubungan dengan praktisi Zheng Zhiyang. Zheng tahu bahwa Liu sebelumnya adalah seorang perwira polisi bersenjata, dan telah bergabung dengan PKT. Dia memberitahunya tentang Falun Gong dan mencoba membujuknya untuk keluar dari Partai. Liu menolak untuk mendengarkan dan melaporkan Zheng kepada pihak berwenang. Pihak berwenang kemudian mengintensifkan penganiayaan terhadap Zheng.

Pada tahun 2007, Liu tiba-tiba pingsan dan dibawa ke rumah sakit, di mana dia didiagnosis menderita tumor otak. Dia meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama sebulan.

(Tamat)

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:

How Falun Gong Practitioners are Tortured at First Prison of Yunnan Province

Crimes Committed Against Falun Gong Practitioners by the No. 1 Prison in Yunnan Province

The Persecution of Falun Gong Practitioners in Yunnan Prison