(Minghui.org) Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa, mengatakan pada tanggal 15 Januari bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menutupi situasi pandemi sebenarnya sejak pandemi merebak tiga tahun lalu. Dia mengatakan bahwa lebih dari 400 juta orang di Tiongkok telah meninggal karena COVID dan jumlah total kematian akan mencapai 500 juta pada saat gelombang kasus positif ini berakhir.
Guru Li mengatakan bahwa lebih dari 200 juta orang di Tiongkok meninggal selama epidemi SARS antara tahun 2002 hingga 2004. Bertahun-tahun kemudian ketika PKT memperhatikan populasinya menyusut, PKT melepaskan kebijakan satu anaknya dan mulai mendorong pasangan untuk memiliki anak kedua bahkan ketiga.
Yi Fuxian, seorang peneliti dari University of Wisconsin di Madison, berpendapat selama bertahun-tahun bahwa statistik populasi yang diterbitkan oleh Tiongkok tidak dapat dipercaya. Data yang bocor dari pemerintah Tiongkok mengonfirmasi analisisnya. “Itu berarti populasi nyata Tiongkok bukanlah 1,41 miliar (angka resmi) dan bahkan bisa lebih kecil dari perkiraan saya sendiri yaitu 1,28 miliar,” lapor The Washington Post mengutip kata-katanya dalam artikel Agustus 2022 berjudul “China’s Demographics Spell Decline Not Domination. (Demografi Tiongkok Menunjukkan Penurunan Bukan Dominasi.)”
VOA (Voice of America) melaporkan pada 11 Januari 2023, bahwa seorang penduduk asli Beijing yang saat ini tinggal di Amerika Serikat kehilangan lima anggota keluarga karena COVID dalam 8 hari.
Banyak pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini meninggal, juga karena COVID. Mereka termasuk Qi Shan (mantan wakil direktur Komite Tetap Kongres Rakyat Provinsi Yunnan, wakil sekretaris kelompok partai), Hu Xuming (mantan sekretaris kelompok partai dan jaksa kepala Kejaksaan Ningxia), Jiang Xuefu (pensiunan mayor jenderal, mantan komandan Pangkalan Pelatihan Eksperimental ke-25), dan Feng Binglin (mantan wakil manajer umum Perusahaan Pembuatan Kapal Negara Tiongkok).
Ben Lowsen, seorang spesialis dalam urusan politik dan keamanan Tiongkok dan penasihat Angkatan Udara AS, percaya bahwa kebijakan PKT adalah untuk "melindungi legitimasinya, bahkan dengan mengorbankan kesehatan masyarakat." “Terlepas dari desakan pemerintah mereka pada pembatasan berbiaya sangat tinggi selama tiga tahun terakhir, warga Tiongkok menghadapi apa yang bisa menjadi peristiwa kematian massal terbesar di negara mereka sejak Lompatan Jauh ke Depan,” tulisnya dalam sebuah artikel berjudul “Lompatan Besar Xi Jinping” pada 5 Januari 2023.
Terlepas dari angka rendah pihak berwenang tentang infeksi dan kematian, dan propaganda yang menggambarkan masyarakat yang makmur, banyak warga Tiongkok yang telah mengetahui kebohongan itu hanya dengan mengamati apa yang terjadi pada diri mereka, anggota keluarga, kerabat, teman, dan komunitas mereka sendiri.
Seorang pejabat yang bertanggung jawab atas krematorium lokal di Kota Langfang, Provinsi Hebei, mengatakan bahwa penduduk Beijing baru-baru ini menghubungi agensinya meminta bantuan untuk mencarikan tempat kremasi bagi anggota keluarga mereka yang meninggal karena COVID. Mereka mengatakan bahwa jumlah kematian di Beijing sangat tinggi sehingga krematorium di sana telah dipesan hingga paruh kedua tahun 2023. Mereka juga meminta agar pejabat tersebut tidak mempublikasikan informasi tersebut.
Pejabat ini menjelaskan bahwa krematorium di Langfang bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk setempat, apalagi orang luar kota. Nyatanya, banyak orang di pedesaan di bawah pemerintahan Langfang yang menguburkan jenazah anggota keluarganya yang meninggal karena COVID alih-alih dikremasi, karena biaya kremasi yang tinggi, waktu tunggu yang lama, dan budaya. Namun, karena banyaknya kematian baru-baru ini, waktu tunggu untuk mengadakan pemakaman di beberapa daerah mencapai hingga lima hari.