(Minghui.org) Menurut editorial Minghui “Konfirmasi,” sekitar 400 juta orang di Tiongkok telah meninggal karena COVID sejak pandemi merebak lebih dari tiga tahun lalu. Saya ingin menyajikan analisis saya sendiri tentang data industri layanan pemakaman yang diterbitkan oleh Kementerian Urusan Sipil. Saya harap perkiraan kasar saya tentang jumlah korban tewas membantu orang lebih memahami angka 400 juta.
Jumlah karyawan, jumlah tungku, dan tingkat kremasi diperoleh dari “Tinjauan Layanan Pemakaman di Tiongkok”: https://www.ceicdata.com/zh-hans/china/funeral-service-overview?fbclid=IwAR1qOLuzG7qXW4NYZaN0hna3RW7llBfcfXztDLwRVjocn4L6uK1p567l4lM
Angka-angka lainnya dalam bagan adalah perhitungan penulis sendiri berdasarkan sumber data di atas.
Jumlah Tungku dan Karyawan
Bagan di atas menunjukkan bahwa jumlah karyawan di industri jasa pemakaman meningkat sebesar 9,9% [= (87000-79163)/79163] dari 2019 (ketika pandemi merebak) hingga 2021 (tahun terakhir data tersedia). Jumlah tungku juga meningkat sekitar 10% [= (7043-6400)/6400] selama periode yang sama.
Tingkat kremasi adalah persentase almarhum yang jenazahnya dikremasi. Misalnya, 58,8% orang meninggal pada tahun 2021 dikremasi, sedangkan sisanya dikubur tanpa dikremasi.
Peningkatan tenaga kerja dan tungku kemungkinan karena meningkatnya permintaan kremasi. Meskipun tingkat kremasi memang meningkat sebesar 12% [=(58,5%-52,4%)/52,4%] dari 2019 hingga 2021, peningkatan jumlah kematian tidak dapat dikesampingkan.
Jumlah Kematian 2020-2021, Dengan Asumsi Tiap Tungku Menyala 8 Jam Sehari
Ada berbagai tungku yang membutuhkan waktu berbeda (dari 20 menit hingga lebih dari 60 menit) untuk mengkremasi tubuh.
Jika tungku bekerja selama 8 jam (atau 480 menit) pada hari kerja biasa, maka tungku tersebut dapat membakar 8 (=480/60) hingga 24 (=480/20) jenazah sehari. Bagan yang disebutkan di atas menunjukkan berapa banyak jenazah yang akan dikremasi per tahun. Misalnya, jika kita asumsikan sebuah tungku dapat membakar 8 jenazah sehari, maka jumlah total jenazah yang dikremasi akan menjadi 19.380.432 pada tahun 2020 (=6.619 tungku * 8 jenazah * 366 hari). Jika kita mengubah asumsi menjadi 24 tubuh, maka penghitungannya menjadi 57.982.440 (=6.619 tungku * 24 tubuh * 366 hari). Jumlah rata-rata jenazah yang dikremasi pada tahun 2020 adalah 38.681.436 [= (19.380.432 + 57.982.440)/2] jika kita mengasumsikan jumlahnya mengikuti distribusi yang seragam.
Jika kita menggunakan rata-rata jumlah total jenazah yang dikremasi sebagai garis dasar untuk menghitung jumlah total kematian (baik kremasi dan penguburan), kita akan mendapatkan total kematian sebesar 69.446.436 (=38.681.436/55,70% tingkat kremasi) pada tahun 2020 jika kita asumsikan setiap tungku dijalankan selama 8 jam sehari.
Total kematian pada tahun 2020 dan 2021 akan menjadi sekitar 140 juta (139.396.909 = 69.446.436 pada tahun 2020 + 69.950.884 pada tahun 2021).
Jumlah Kematian 2020-2021, Dengan Asumsi Tiap Tungku Menyala 24 Jam Sehari
Ada banyak laporan tentang tungku yang beroperasi 24 jam sehari sejak pandemi merebak.
Jika tungku dinyalakan selama 24 jam (atau 1.440 menit) sehari, maka tungku tersebut dapat membakar 24 (=1440/60) hingga 72 (=1440/20) tubuh sehari. Bagan di atas juga menunjukkan berapa banyak jenazah yang akan dikremasi berdasarkan asumsi ini.
Mari kita lihat data tahun 2020. Jika tungku dapat membakar 24 jenazah sehari, maka jumlah total jenazah yang dikremasi akan menjadi 58.141.296 pada tahun 2020 (=6.619 tungku * 24 jenazah * 366 hari). Jika kita mengubah asumsi menjadi 72 jenazah, maka penghitungannya menjadi 174.423.888 (=6.619 tungku * 72 jenazah * 366 hari). Jumlah rata-rata jenazah yang dikremasi pada tahun 2020 adalah 116.282.592 [= ( 58.141.296 + 174.423.888)/2] jika kita mengasumsikan jumlahnya mengikuti distribusi yang seragam. Total kematian akan menjadi 208.765.874 (=116.282.592/55,70% tingkat kremasi) pada tahun 2020.
Total kematian pada tahun 2020 dan 2021 akan menjadi sekitar 420 juta (418.618.527 = 208.765.874 pada tahun 2020 + 209.852.653 pada tahun 2021) jika setiap tungku dinyalakan 24 jam sehari.
Menambahkan Perkiraan 2022
Berdasarkan analisis di atas, perkiraan saya adalah total kematian antara tahun 2020 dan 2021 adalah antara 140 juta (dengan asumsi setiap tungku menyala 8 jam sehari) dan 420 juta (dengan asumsi setiap tungku menyala 24 jam sehari).
Kementerian Perdata belum mempublikasikan data tahun 2022. Tsunami COVID terbaru dimulai pada November 2022 atau bahkan lebih awal (laporan internal PKT menunjukkan bahwa Distrik Chaoyang di Beijing dilanda lonjakan kasus pada pertengahan Oktober 2022). Selain itu, seorang petugas kesehatan di sebuah desa di Provinsi Henan tengah “melihat lebih banyak pasien demam selama periode 17-24 Desember, dibandingkan sepanjang tahun sebelumnya,” kata Yanzhong Huang, peneliti senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri. (sebuah wadah pemikir Amerika). Secara keseluruhan, aman untuk memperkirakan jumlah kematian pada tahun 2022 tidak akan kurang dari tahun 2021 (yang diperkirakan 69.950.884 hingga 209.852.653 tergantung pada asumsi saya tentang waktu kerja tungku).
Oleh karena itu, jika kita asumsikan setiap tungku beroperasi 8 jam sehari, total kematian dari tahun 2020-2022 akan menjadi sekitar 209 juta (209.347.793 =139.396.909+69.950.884).
Angka tersebut akan berubah menjadi sekitar 628 juta (628.471.180 = 418.618.527+209.852.653) jika kita mengasumsikan setiap tungku dijalankan 24 jam sehari.
Singkatnya, jumlah kematian di Tiongkok selama tiga tahun COVID bisa antara 209 hingga 628 juta berdasarkan perhitungan di atas.
Satu informasi yang hilang adalah penyebab kematian mereka yang jenazahnya dikremasi. Kita tidak dapat berasumsi bahwa semua jenazah yang dikremasi terkait dengan COVID. Selain itu, tidak setiap tungku dijalankan dalam jumlah waktu yang sama setiap hari. Tetapi perkiraan di atas setidaknya memberi kita gambaran kasar tentang besarnya kemungkinan kematian akibat COVID.