Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita 69 tahun Terbaring di Ranjang Setelah Berulang Kali Mengalami Penganiayaan Karena Keyakinannya

28 Jan. 2023 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Hunan, Tiongkok

(Minghui.org) Peng Jinxiang, juga dikenal sebagai Peng Xiaomei, adalah penduduk Kota Changsha, Provinsi Hunan. Saat ini dia hanya terbaring di ranjang dan tidak dapat mengurus dirinya sendiri setelah berulang kali ditangkap, ditahan, dan dianiaya karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan kultivasi yang mengalami penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999. Terlepas dari keadaannya saat ini, polisi dan kejaksaan lokal terus mengganggu Peng dan keluarganya melalui telepon.

Peng, 69 tahun, pernah bekerja di kantor medis China Construction Bank sebelum pensiun. Di bawah ini adalah apa yang dia derita dalam dua tahun terakhir:

Seseorang mengetuk pintu rumah Peng pada pukul 12:40, pada 13 Mei 2021. Dia mengira itu adalah kenalannya dan segera membukakan pintu. Tiga orang asing (dua pria dan satu wanita) menerobos masuk dan mulai menggeledah rumahnya. Mereka tidak menunjukkan identitas mereka tetapi Peng mengenali kedua pria itu sebagai petugas Li Zonggen dan Wang dari Kantor Polisi Xinhe. Wanita itu merekam penggerebekan dengan menggunakan kamera perekam. Sekitar 10 menit kemudian, petugas Li mengeluarkan panggilan pengadilan dan surat perintah penggeledahan dengan nama Peng dan alamat tempat tinggal serta stempel kantor polisi di atasnya.

Mereka ingin membawa Peng pergi tapi dia menolak. Dia mencoba memberi tahu mereka fakta tentang Falun Gong tetapi mereka menolak untuk mendengarkan. Dia ingin menelepon kakak laki-lakinya untuk datang tetapi polisi melarang dia menelepon dan merampas dua ponselnya ketika dia mencoba mengambil foto mereka dengan salah satu ponsel.

Petugas memanggil ambulans untuk mengukur tekanan darah Peng ketika mereka melihat wajahnya tampak tidak normal. Ketika Peng menolak untuk bekerja sama, polisi memanggil wakil kepala polisi, Xu Jun. Saat tiba, Xu berkata, “Borgol dia dan bawa dia ke mobil. Injak potret Guru Falun Gong jika dia menolak untuk bekerja sama.” Xu juga menyebutkan bahwa dia telah menginjak potret itu dua kali selama penangkapan lainnya. Peng menangis setelah mendengar hal ini dan menyuruh mereka untuk tidak melakukan tindakan itu. Untuk melindungi foto Guru Falun Gong di rumahnya, Peng setuju untuk pergi bersama mereka ke kantor polisi. Dua petugas tetap tinggal untuk melanjutkan penggeledahan sebelum pergi dengan membawa empat tas berisi laptop, 60 buku Falun Gong, dan materi lainnya.

Peng diinterogasi oleh Li Yi, kapten investigasi kriminal di departemen kepolisian Distrik Kaifu. Dia ditanya tentang apa yang dia lakukan pada 14 Juni 2020 ketika dia dilaporkan atas tindakannya meningkatkan kesadaran akan penganiayaan kepada orang-orang. Meskipun kasus tahun 2020 telah ditutup, Li menanyakan sumber materinya dan di mana dia mendistribusikannya. Li juga secara paksa mengambil sidik jari dan sidik jari kakinya, dan memaksanya menjalani tes iris mata dan darah. Dia kemudian ditahan di ruang tunggu.

Pada pukul 11 malam, Peng dikirim ke rumah sakit dan didiagnosis menderita tekanan darah tinggi. Dia mengatakan kepada polisi bahwa kesehatannya memburuk setelah dia ditangkap pagi itu. Dia tinggal di ruang observasi selama satu malam dan dibawa ke pusat penahanan lokal keesokan paginya. Pusat penahanan menolak menerimanya setelah dia gagal dalam pemeriksaan fisik. Peng dikirim kembali ke kantor polisi pada pukul 4 sore. Polisi membebaskannya satu jam kemudian dan menempatkannya di bawah pengawasan rumah.

Kantor polisi menelepon Peng pada 23 Juni 2022 dan dia diberi surat panggilan oleh Pengadilan Kota Liuyang. Peng menolak untuk menandatangani surat panggilan.

Tiga petugas polisi mengetuk pintu rumah Peng pada 24 September dan memerintahkannya pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik karena mereka harus menyerahkan laporan medisnya ke kejaksaan. Ketika dia tidak membuka pintu, polisi memanggil tukang kunci untuk membuka pintunya dan menerobos masuk. Peng diborgol dan diseret ketika dia menolak untuk bekerja sama dengan mereka. Rumah sakit memerintahkan beberapa tes, termasuk tes darah yang harus dilakukan dengan perut kosong. Oleh karena itu, Peng dipulangkan ke rumah pada jam 5 sore.

Sekitar tengah malam tanggal 16 Oktober, Peng mendengar seseorang mengetuk pintunya dan mengaku berada di sana untuk mensurvei situasi COVID. Dia membangunkan suaminya. Sembilan petugas polisi berpakaian preman menerobos masuk setelah pintu dibuka. Wakil kepala Xu memberi tahu Peng bahwa dia akan bertanggung jawab atas kasusnya saat ini dan menunjukkan surat perintah penggeledahan dan panggilan pengadilan. Peng didakwa dengan “menggunakan kultus untuk mengganggu penegakan hukum,” dalih standar yang digunakan oleh rezim PKT dalam untuk memfitnah praktisi. Panggilan pengadilan dikeluarkan oleh departemen kepolisian Distrik Kaifu tetapi tidak ada tanda tangan dari direktur. Xu mengatakan surat perintah penggeledahan juga dikeluarkan oleh departemen kepolisian Distrik Kaifu.

Setelah itu, mereka mulai menggeledah rumah Peng dan bahkan memeriksa mesin cuci dan lemarinya dengan hati-hati. Dua petugas mengawasi suami Peng untuk mencegahnya bergerak.

Polisi menyita pengaduan yang disiapkan Peng terhadap para pelakunya, buku-buku Falun Gong, dan barang-barang pribadinya, tanpa memberikan daftar barang-barang yang disita. Seluruh proses memakan waktu satu jam 20 menit, dan pemutar musik serta laptopnya rusak. Ketika Peng ingin melaporkan mereka, mereka melarangnya dan mengambil telepon dan buku alamatnya.

Peng dibawa pergi setelah penggerebekan. Saat dalam perjalanan ke kantor polisi, polisi mengatakan kepadanya bahwa mereka melihatnya mendorong gerobak di dekat Distrik Sipingfang melalui CCTV. Peng suatu hari mendorong gerobak di sana untuk membeli sayuran di pasar. Karena pembatasan pandemi, tidak banyak orang di jalan dan dia kebetulan bertemu dengan seorang praktisi, Xiao Deyu. Mereka berdua berjalan bersama untuk beberapa saat sebelum berpisah.

Peng dibawa ke Rumah Sakit No. 1 Kota Changsha untuk pemeriksaan fisik dan didiagnosis menderita tekanan darah tinggi.

Pada 16 Oktober, seorang petugas bermarga Li dari departemen kepolisian Distrik Kaifu datang untuk menginterogasinya. Peng bertanya hukum mana yang diduga dia langgar. Li menolak untuk menjawab dan malah bertanya jenis transportasi apa yang Peng gunakan untuk pergi ke Sipingfang dan melalui rute apa, apakah dia telah membuat rencana sebelumnya untuk bertemu dengan Xiao, dan apakah dia tahu alamat rumah Xiao. Peng mengatakan bahwa dia tidak tahu alamat Xiao. Petugas juga menanyakan beberapa pertanyaan tentang Falun Gong dan memerintahkannya untuk menandatangani catatan interogasi. Dia kemudian menulis, “Kasus ini tidak ada hubungannya dengan saya. Polisi memanfaatkan hukum untuk keuntungan pribadi mereka dan memfitnah saya. Jaksa tolong periksa polisi.” Li kemudian mengambil darahnya dan mengambil sidik jari, suara, tinggi badan, dan jejak kakinya di luar keinginannya.

Peng dikirim ke Pusat Penahanan Kota Changsha dua hari kemudian. Meskipun tekanan darahnya tinggi, direktur departemen kepolisian mengatakan bahwa jika dia harus mati, dia lebih suka melihatnya mati di pusat penahanan. Saat ditahan, Peng menulis surat pengaduan dan polisi menyitanya karena takut dimintai pertanggungjawaban.

Pada pagi hari tanggal 21 Oktober, Peng tidak dapat menggerakkan tubuhnya dan merasa pusing. Tangan dan kakinya mati rasa dan tidak memiliki kekuatan. Tekanan darahnya tidak bisa diukur. Dia melakukan mogok makan untuk menentang penganiayaan. Dia kemudian dikirim ke rumah sakit dan tekanan darahnya tetap tinggi setelah tiga hari dirawat di rumah sakit.

Kantor polisi takut dimintai pertanggungjawaban dan menelepon keluarganya pada 24 Oktober untuk membawanya pulang. Mereka memberikan pemberitahuan pengawasan rumah kepada Peng tapi dia menolak untuk menandatanganinya. Ditemani dan didukung oleh keluarganya, dia kembali ke rumah malam itu, namun belum pulih. Dia membutuhkan perawatan.

Pada saat yang sama, Xiao juga ditangkap oleh departemen kepolisian Distrik Kaifu. Saat melakukan tes PCR, kondisinya sangat lemah dan harus digendong oleh polisi. Meskipun demikian, dia tidak diberi infus dan beberapa polisi mengatakan bahwa dia berpura-pura. Dia melakukan mogok makan selama tiga hari dan saat ini ditahan di Pusat Penahanan Kota Changsha.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Falun Gong Practitioner Continues to Suffer Nine Months after Hunan Police Forcibly Drew Blood and Injected Her with Unknown Drug