(Minghui.org) Selama Hari Hak Asasi Manusia tahun ini pada tanggal 10 Desember, praktisi Falun Gong di 38 negara menyerahkan daftar baru pelaku kepada pemerintah mereka. Mereka mendesak untuk memberikan sanksi kepada orang-orang ini karena menganiaya Falun Gong, termasuk melarang masuk dan membekukan aset di luar negeri. Negara-negara tersebut terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Selandia Baru, 22 negara Uni Eropa, dan 11 negara tambahan dari Asia, Eropa, dan Amerika. Di antara para pelaku yang terdaftar adalah Sun Jianjun, direktur Pusat Penahanan Qinhuangdao, Provinsi Hebei.
* * *
Informasi Pelaku
Nama Lengkap Pelaku: Sun Jianjun (孙建军)
Jenis Kelamin: Pria
Negara: Tiongkok
Tanggal/tahun lahir: Juli 1972
Jabatan
Tahun 2017 – Sekarang: direktur Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao
Kejahatan Utama
Sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada Juli 1999, banyak praktisi Falun Gong telah ditangkap dan disiksa di pusat penahanan. Sebagai anggota senior sistem keamanan publik, Sun Jianjun menyalahgunakan wewenangnya untuk menghasut penjaga pusat penahanan dan narapidana untuk menganiaya praktisi Falun Gong. Hanya dalam waktu satu tahun masa jabatan Su sebagai direktur direktur Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao, dua praktisi, Ma Guilan dan Wei Qishan, disiksa sampai meninggal di sana.
Dua Kematian karena Disiksa dalam Setahun
Ma Guilan Meninggal Mendadak Saat Ditahan dan Organ tubuhnya Diambil
Ma Guilan ditangkap pada tanggal 4 Juli 2018 karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia ditahan di fasilitas penahanan lokal selama dua minggu dan kemudian dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao. Di sana, pihak berwenang berusaha memaksanya untuk melepaskan Falun Gong. Ketika dia menolak untuk mematuhi, mereka menuangkan air pedas ke wajahnya.
Ma memulai mogok makan pada sekitar tanggal 11 September 2018 untuk memprotes penahanan sewenang-wenang. Para penjaga mencekokinya makan secara paksa tiga hari kemudian, pada tanggal 14 September. Menurut orang dalam, para penjaga mencekokinya makan pasta yang berbau busuk. Setelah pemaksaan makan, para penjaga memaksa Ma untuk berjaga pada malam itu, meskipun dia sangat lemah.
Keesokan harinya, para penjaga mencekokinya lagi dengan “makanan” berbau busuk yang sama. Teman satu selnya mendengar jeritan penderitaan selama pemaksaan makan. Pada tanggal 16 September, penjaga mencekokinya untuk ketiga kalinya.
Pada pukul 07.00, tanggal 17 September, Ma tidak dapat bangun dari tempat tidurnya dan hampir tidak sadarkan diri. Dua teman satu sel membantunya duduk. Mereka memperhatikan bahwa tangan dan kakinya sangat dingin.
Teman satu selnya membaringkannya kembali ke tempat tidur, namun mereka melihat mata dan mulut Ma terbuka lebar dan dia kehilangan kesadaran. Mereka melaporkan situasinya kepada para penjaga. Beberapa orang segera datang dan membawanya keluar dengan tandu. Salah seorang teman satu selnya memperhatikan bahwa salah satu lengannya tergantung dari tandu saat mereka membawanya keluar.
Ma dibawa ke Rumah Sakit Polisi Qinhuangdao dan meninggal sekitar satu jam kemudian. Beberapa pejabat dari instansi pemerintah provinsi datang dan mengambil organ dalamnya untuk beberapa dugaan pemeriksaan. Tidak jelas organ apa yang diambil dan di mana mereka mengambil organ tersebut.
Wei Qishan Tiba-tiba Meninggal dalam Penahanan
Wei Qishan disiksa sampai meninggal di Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao di Provinsi Hebei pada malam hari, tanggal 23 November 2019. Sebelum kematiannya, Wei dijatuhi hukuman empat tahun penjara, dan istrinya, Yu Shurong, dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara.
Sekitar pukul 21:20 malam, tanggal 23 November, dua putra Wei menerima telepon dari Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao dan diberi tahu bahwa ayah mereka sedang sekarat di Rumah Sakit Rakyat Kota Qinhuangdao. Karena kedua putranya tinggal agak jauh dari kampung halamannya, mereka menelepon bibi mereka dan memintanya pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ayah mereka. Sepuluh menit kemudian, polisi menelepon putra-putra Wei lagi dan memberi tahu mereka bahwa Wei baru saja meninggal dunia.
Adik ipar Wei bergegas ke rumah sakit dan melihat jenazah Wei yang masih di tandu tetapi tidak di ruang gawat darurat. Dia memperhatikan bahwa mata Wei setengah terbuka. Lengan kanannya menggantung ke bawah dan basah. Dia menggulung lengan bajunya setengah dan melihat bahwa lengan kanannya berwarna hitam dan ungu.
Kasus Penyiksaan Pilihan
Xu Xiujuan Dipukuli dan Dikekang
Xu Xiujuan, berusia 50-an tahun, ditangkap pada tanggal 7 Juni 2017. Polisi memborgol dan merantai kakinya sebelum membawanya ke kantor polisi. Kemudian, mereka menelepon perusahaan angkutan agar mengirim truk besar untuk mengangkut barang-barang yang disita dari rumahnya.
Xu menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan karena menolak mematuhi penjaga Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao. Para penjaga pernah mengikatnya ke papan kayu selama empat hari dengan tangan bersilang dan kakinya dirantai dengan belenggu seberat lebih dari 15 kg. Dia tidak dibebaskan bahkan ketika dia perlu buang air. Setiap menit siksaan terasa sangat lama baginya.
Saat dia dipaksa berdiri berjam-jam pada suatu malam, dia tiba-tiba mengalami ketidaknyamanan di jantungnya dan hampir pingsan. Baru setelah itu, para penjaga mengizinkannya untuk istirahat. Namun, narapidana Ma Jiajia menuduhnya berpura-pura sakit. Ma menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke dinding. Kemudian, dia melaporkan kepada penjaga bahwa Xu berusaha bunuh diri dengan membenturkan dirinya ke dinding.
Kesehatan Xu dengan cepat menurun akibat penyiksaan intensif tanpa henti. Dia menderita tekanan darah tinggi dan masalah jantung. Dia dikirim ke rumah sakit untuk perawatan darurat beberapa kali.
Ayah Peng Xiuli Meninggal 5 Hari Setelah Penangkapannya
Peng Xiuli ditangkap pada tanggal 3 November 2018. Setelah 15 hari di penjara, dia dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Qinhuangdao. Penangkapannya disetujui pada tanggal 4 Desember. Penangkapan dan penahanan Peng merupakan pukulan berat bagi ayahnya, yang berusia 80-an tahun. Dia meninggal lima hari setelah penangkapannya.
Di tahanan, Peng dipaksa duduk di bangku kecil selama 12 jam dan tidak diperbolehkan bergerak. Para penjaga juga memerintahkannya untuk membaca peraturan pusat penahanan. Mereka menyemprotnya dengan air pedas ketika dia tidak mematuhinya.