Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Ibu dan Putrinya Dipenjara di Penjara Wanita Heilongjiang karena Berlatih Falun Gong

11 Okt. 2023 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Song Chunyuan dan putrinya, Wu Dan, yang tinggal di Kabupaten Tahe, Provinsi Heilongjiang, ditangkap pada tanggal 25 Maret 2019, karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Song Chunyuan dihukum empat tahun dan denda 20.000 yuan, dan putrinya, Wu Dan, dihukum satu tahun dan denda 10.000 yuan. Keduanya disiksa di Penjara Wanita Heilongjiang.

Setelah Song dipaksa untuk menceraikan suaminya dan kehilangan sumber penghasilan karena penganiayaan tersebut, saudara perempuannya membiayai hidup Song dan putrinya selama mereka dipenjara. Namun, mereka tidak mampu membayar denda, sehingga Wu harus meminjam uang, dan membayarnya kembali setelah dia dibebaskan pada tahun 2020.

Wu meninggalkan kota untuk mencari pekerjaan, hanya untuk ditangkap pada tanggal 21 September 2021. Dia dituduh menyebarkan informasi tentang Falun Gong. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Tahe selama seminggu dan dibebaskan ketika pihak berwenang tidak memiliki cukup bukti untuk menuntutnya.

Setelah Song dibebaskan pada bulan Maret 2023, seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia kehabisan napas untuk berjalan dan tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Uang pensiunnya juga ditangguhkan, dan sekarang kerabatnya harus menghidupinya.

Ini bukan pertama kalinya pensiun Song ditangguhkan. Dia sebelumnya pernah mengalami penganiayaan secara finansial. Pada bulan Juli 2000, dia ditahan dan didenda 4.000 yuan. Sekretaris di tempatnya bekerja menipu dia agar membayar 5.000 yuan pada tahun 2001. Dia diperas 2.000 yuan pada bulan Januari 2010 dan didenda 20.000 yuan pada bulan April 2010, ketika dia dihukum empat tahun. Pada bulan Juli 2020, ia ditahan dan didenda 4.000 yuan.

Ditargetkan karena Keyakinan yang Telah Mengubah Hidupnya

Song Chunyuan

Song, 65 tahun, adalah seorang pensiunan pekerja kereta api. Dia mengalami kecelakaan mobil yang serius pada tahun 1975 ketika dia baru berusia 17 tahun. Dia menderita cedera otak yang parah dan tulang, sendi, serta ginjalnya terluka. Komplikasi yang dideritanya termasuk inkontinensia, yang berkembang menjadi uremia, dan diberitahu bahwa ia hanya hidup dua bulan saja.

Setelah kecelakaan itu, Song mencari pengobatan yang dapat meringankan penderitaannya. Dia akhirnya menghabiskan lebih dari 100.000 yuan, yang memberikan beban keuangan sangat besar bagi keluarga dan majikannya.

Pada tahun 1998, Song diperkenalkan dengan Falun Gong dan penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun - termasuk masalah perut, kolesistitis, spondilosis serviks, radang sendi, dan uremia - semuanya hilang. Dia dapat mengurus keluarganya dan pergi bekerja, bahkan membantu orang lain. Banyak orang yang mengenalnya mengatakan bahwa itu adalah sebuah keajaiban.

Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, Song ditangkap lima kali, dihukum tiga tahun kerja paksa pada 2003, dan dihukum empat tahun pada 2011. Wu juga ditahan berkali-kali sebelum dihukum satu tahun pada 2019.

Di bawah ini adalah kisah bagaimana ia dan putrinya disiksa selama penahanan terakhir mereka.

Dipaksa Duduk di Bangku Kecil

Song dan Wu dibawa ke Bangsal 8 Penjara Wanita Heilongjiang, Wu dimasukkan ke dalam tim ke-17 dan Song dimasukkan ke dalam tim ke-11, yang mengkhususkan upaya dalam menganiaya praktisi Falun Gong.

Seperti banyak praktisi lain yang menolak untuk melepaskan keyakinannya, Song dipaksa duduk di bangku kecil selama enam hari, dari jam 4 pagi hingga 11 malam. Para tahanan bergantian menghinanya dan memaksa dia untuk menonton video yang memfitnah Falun Gong.

Ilustrasi penyiksaan: Duduk untuk waktu yang lama

Kapten mengatur narapidana tertentu untuk mengawasi kedua perempuan tersebut. Mereka diawasi sepanjang waktu dan para narapidana makan serta tidur bersama mereka, dan menemaninya ketika mereka menggunakan kamar kecil.

Para narapidana juga melarang praktisi Falun Gong untuk berbicara satu sama lain. Jika mereka berbicara, narapidana yang mengawasi mereka akan menghina, memukuli, mengurangi poin, atau memaksa mereka duduk di bangku kecil. Kadang-kadang narapidana yang mengawasi mereka juga akan dihukum jika para penjaga mengetahui bahwa mereka tidak mengawasi para praktisi secara ketat, yang mendorong para narapidana untuk memperlakukan para praktisi dengan lebih buruk lagi.

Bangku yang diduduki oleh praktisi secara paksa sangat kecil dan khusus digunakan sebagai alat penyiksaan. Beberapa bangku memiliki satu kaki yang diangkat untuk menambah penderitaan yang mendudukinya. Satu bangku sangat kecil sehingga bisa dipegang di telapak tangan. Pada bulan Januari 2022, lebih dari 20 bangku kecil berukuran lebar 16 cm (sekitar 6 inci) dan tinggi 19 cm (sekitar 7 inci) dengan permukaan yang tidak rata disiapkan untuk menyiksa 20 orang praktisi.

Ketika duduk di bangku, praktisi harus duduk tegak dan melihat ke depan dengan kedua tangan di atas lutut. Tidak ada celah yang diperbolehkan di antara jari-jari dan tidak ada alas yang dapat digunakan untuk mengalasi kursi. Para praktisi harus duduk seperti ini selama lebih dari 10 jam sehari dan dilarang untuk bergerak, kecuali makan atau menggunakan kamar kecil.

Jeritan kesakitan dari para praktisi dan caci maki dari para narapidana dapat didengar di seluruh kamar kecil, gudang, dan di mana pun mereka disiksa. Para narapidana yang tidak terlibat dalam penyiksaan para praktisi tidak diizinkan untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Setelah duduk berjam-jam, pantat para praktisi membusuk dan darah mengering di pakaian dalam mereka. Meskipun demikian, mereka masih dipaksa untuk duduk di bangku. Selama musim panas, para praktisi yang duduk di bangku mengalami sesak napas dan banyak berkeringat karena gudang itu panas dan pengap.

Setelah disiksa di dalam penjara, banyak praktisi menjadi pucat dan lemas saat berjalan. Beberapa sangat lemah sehingga mereka tidak bisa lagi mengurus diri sendiri. Beberapa orang meninggal dunia karena penyiksaan tersebut.

Sesi Pencucian Otak

Para praktisi juga mengalami pencucian otak secara intensif termasuk dipaksa untuk menonton video propaganda yang menjelek-jelekkan Falun Gong, membaca buku-buku yang memfitnah Falun Gong, dan menyanyikan lagu-lagu yang memuji rezim komunis.

Sejak tahun 2022, semua praktisi dipaksa untuk menonton video di lobi dengan dua narapidana mengikuti setiap praktisi dengan cermat. Mereka tidak diizinkan untuk melihat satu sama lain dan harus duduk tegak di bangku dengan tangan di atas lutut.

Tiga orang narapidana, termasuk Yuan Jingfang, Wang Min, dan Sun Jing, terutama bertanggung jawab atas pencucian otak. Jika mereka melihat ada praktisi yang menunduk atau tidak memperhatikan selama sesi pencucian otak, mereka melaporkan praktisi tersebut kepada kapten dan para narapidana yang mengawasi para praktisi, yang mengakibatkan praktisi tersebut dihukum.

Para praktisi dipaksa untuk menonton video, duduk di bangku kecil, dan diawasi oleh para narapidana setiap hari. Jika mereka menolak untuk menulis pernyataan jaminan, mereka disiksa di sebuah ruangan kecil yang terletak jauh dari narapidana.

Kerja Paksa

Mengambil pengaduk kopi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang dipenjara di Bangsal 8. Batang-batang kopi itu berada di dalam kantong fiberglass besar setinggi satu setengah meter (5 kaki). Setelah barang tiba di area penjara, setiap sel penjara menerima 50 atau 60 kantong. Ketua tim kemudian mendistribusikan sekitar empat atau lima kantong untuk setiap individu.

Para praktisi juga harus membongkar kantong-kantong pengaduk kopi yang berat dan membawanya ke sel mereka di lantai empat. Saat membawa tas, tidak ada yang bisa melihat siapa yang berada di depan mereka, hanya kaki orang tersebut. Jika seseorang terjatuh, orang di belakangnya akan melindasnya. Tidak ada yang bisa menolong orang yang terjatuh karena beban yang berat. Semua orang harus bangun pagi dan bekerja sampai tengah malam untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Karena masih muda, Wu harus melakukan lebih banyak hal daripada yang lain.

Proses pembagian pengaduk sangat ketat, memisahkan pengaduk kelas satu dari kelas dua. Setelah pekerjaan selesai, para tahanan harus membawanya ke bawah dan memasukkannya ke dalam mobil. Jika ada yang ingin ke kamar kecil, mereka harus berlari untuk menghemat waktu. Mereka makan tanpa mencuci tangan. Jika seseorang tidak menyelesaikan pekerjaannya, tidak ada seorang pun dalam tim yang diizinkan untuk makan; mereka harus terus bekerja sepanjang malam tanpa tidur.

Meskipun peraturan penjara mengatakan bahwa mereka yang berusia di atas 65 tahun tidak diwajibkan untuk bekerja, namun Song tetap harus bekerja dari pagi hingga malam.

Setelah dipindahkan ke gedung penjara baru pada tanggal 24 November 2021, para narapidana mulai bekerja membuat bulu mata palsu pada tahun 2022 di bengkel. Suatu ketika, seorang narapidana mengumpat dan memukul seorang praktisi yang sudah lanjut usia, dan praktisi lain mencoba melerai. Setelah kejadian itu, baik praktisi maupun mereka yang berada di tim lain dihina selama berhari-hari.

Laporan terkait:

Ibu dan Putrinya Dipenjara di Penjara Terkenal karena Membagikan Materi Informasi Falun Dafa