(Minghui.org) Seorang wanita berusia 66 tahun di Kota Leshan, Provinsi Sichuan dijatuhi hukuman satu tahun delapan bulan pada 8 September 2023, karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.
Hukuman He Xiaoling (wanita) berasal dari penangkapannya pada 2 November 2022. Dia pergi ke Kantor Polisi Lyuxin hari itu untuk mengantarkan materi informasi Falun Gong kepada petugas di sana. Mereka menangkapnya dan membawanya ke Kantor Polisi Suji, yang mengirim agen untuk menggerebek rumahnya tanpa surat perintah penggeledahan. Polisi menyita foto pencipta Falun Gong, sebuah laptop, lima pemutar musik, 9 kalender yang memuat pesan-pesan Falun Gong, dan barang-barang berharga lainnya.
He dibebaskan dengan jaminan beberapa jam kemudian dan dipanggil ke Kejaksaan Distrik Shizhong pada bulan April 2023 untuk menandatangani beberapa dokumen.
Pada 8 September 2023, beberapa petugas dari Kantor Polisi Suji menangkap He dari rumah dan langsung membawanya ke Pengadilan Distrik Shizhong untuk menghadap hakim. Dia tidak pernah diberitahu tentang sidang pengadilan sebelumnya.
He dinyatakan bersalah pada akhir persidangan dan segera dibawa ke pusat penahanan setempat. Dia melakukan mogok makan sebagai protes dan dipindahkan ke Rumah Sakit Honghui untuk menerima infus sambil diawasi oleh polisi terus-menerus.
Sudah lebih dari 20 hari sejak He melakukan mogok makan. Dia menjadi sangat kurus dan lemah, namun polisi masih memborgol kakinya di ranjang rumah sakit sepanjang hari.
He mengajukan banding atas hukuman penjaranya yang terakhir dan kedua. Pengadilan Distrik Shizhong yang sama sebelumnya menjatuhkan hukuman satu setengah tahun penjara padanya pada 9 Maret 2017, setelah penangkapannya pada pertengahan Juni 2016 karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong di media sosial. Rumahnya juga digerebek pada waktu itu, komputer, pemutar musik, ponsel, dan lebih dari 40 buku Falun Gong disita.
Suami dan Putri Berjuang untuk Bertahan Hidup
He pernah bekerja sebagai reporter untuk Sichuan Business Daily dan kemudian bekerja di departemen Komite Manajemen Giant Buddha Leshan [sebuah situs warisan dunia].
Suaminya adalah seorang diplomat yang bekerja di Jepang dan Kanada sebelum menjabat sebagai wakil konsul di Kedutaan Besar Tiongkok di Melbourne, Australia. Setelah kembali ke Tiongkok, ia bekerja di Kantor Urusan Luar Negeri pemerintah kota. Dia menderita tortikolis spastik (suatu kondisi menyakitkan di mana otot lehernya berkontraksi tak terkendali dan menyebabkan kepalanya berputar atau menoleh ke satu sisi). Dia hampir lumpuh. Putri pasangan tersebut terluka parah dalam sebuah kecelakaan setelah dia lulus kuliah.
Meskipun telah mendapat perawatan medis, suami dan putrinya He masih belum pulih sepenuhnya dan berjuang untuk mengurus diri mereka sendiri. Pemenjaraan terakhir terhadap He, pengasuh utama mereka, menempatkan mereka dalam kondisi yang sulit.