Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Melihat Situasi dari Sudut Pandang Orang Lain

18 Okt. 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya dan suami naik kereta berkecepatan tinggi baru-baru ini. Ia ingin makan siang sesaat sebelum tengah hari. Saya tidak senang karena saat itu adalah waktu saya untuk memancarkan pikiran lurus, jadi saya mengatakan kepadanya dengan tegas bahwa kami akan makan siang pada pukul 12:10. Saya mengabaikannya saat ia memutar video di Hp-nya sementara saya memancarkan pikiran lurus.

Setelah itu, saya memintanya untuk membeli makan siang, tapi ia mengabaikan saya dan tetap menutup mata. Saya tahu ia kesal pada saya. Saya selalu berpikir ia berpikiran sempit, namun saya segera menyadari bahwa saya harus mencari ke dalam karena saya orang Xiulian. Ia hanya makan sebungkus mie instan pada jam 06:00 pagi jadi ia pasti sangat lapar saat itu.

Saya tahu adalah benar jika saya memancarkan pikiran lurus pada waktu yang ditentukan, namun saya tidak boleh membuat ia menunggu untuk makan, atau ia mungkin memiliki pikiran negatif terhadap Dafa. Saya merasa tidak enak dan tidak ingin suami saya berpikiran buruk tentang Dafa. Bagaimana saya harus menghadapinya? Saya harus mengetahui kebutuhannya, membeli sesuatu, dan membiarkan ia makan terlebih dahulu. Saya bisa saja membeli makanan terlebih dahulu dan kemudian memancarkan pikiran lurus sebelum makan.

Ini pertama kalinya saya naik kereta berkecepatan tinggi, jadi saya tidak tahu di mana ada jual makanan. Saya diam-diam meminta Guru untuk membantu saya. Tak lama kemudian, seorang petugas lewat dengan membawa kotak makanan dan mengatakan itu adalah yang terakhir dan itu adalah iga babi rebus. Suami saya bilang ia tidak makan iga dan menutup matanya.

Saya tidak tergerak dan percaya bahwa suami saya tidak akan lapar karena saya memancarkan pikiran lurus. Beberapa menit kemudian, seorang pemuda lewat dengan membawa kotak makanan. Saya bertanya di mana membelinya. Ia bilang itu dari gerbong 13. Saya pergi dan bertanya kepada petugas makanan apa yang ada. Dia bilang: “Iga babi rebus.” Saya kecewa dan bertanya apakah dia punya yang lain.

“Ikan kukus dengan cabai cincang,” lalu menambahkan, “Saya kira anda tidak makan masakan pedas.” Saya membeli satu dan memberikannya kepada suami saya. Ia terkejut karena makanan masih ada dan ia segera mulai makan. Setelah ia selesai makan, ia tersenyum dan mulai berbicara dengan saya.

Sejak saat itu, saya melihat perubahan nyata pada suami saya. Setiap kali saya pergi ke ruangan lain untuk memancarkan pikiran lurus di tengah malam, ia mengecilkan volume jika sedang menonton video. Saya dulu memintanya mengecilkan volume suara, tapi terkadang ia mengabaikan saya.

Saya menyadari bahwa praktisi tidak boleh terusik ketika anggota keluarga marah—sebaliknya kita harus dengan tulus mencari ke dalam kekurangan kita sendiri dan mempertimbangkannya. Kita harus berpikir positif terhadap anggota keluarga sehingga mereka dapat memahami dan mendukung hal-hal yang kita lakukan untuk membuktikan kebenaran Falun Dafa.

Saya dulu berpikir pasti gangguan jika seseorang menghentikan saya ketika saya membaca Fa atau memancarkan pikiran lurus. Saya selalu bersikeras melakukan apa yang harus saya lakukan sebagai seorang praktisi dan mengabaikan apa yang diinginkan orang lain. Dengan mengutamakan Dafa saya pikir sudah melakukan dengan baik. Sekarang saya menyadari bahwa pemahaman tersebut tidak sepenuhnya benar. Terkadang saya benar-benar perlu menempatkan diri pada posisi orang lain, mempertimbangkan ide dan kesulitan mereka, sehingga konflik apa pun dapat terselesaikan.