(Minghui.org) Saya duduk di bangku SMP pada 1996. Seperti orang lain, saya ingin menjadi siswa terbaik. Sejak masih kecil saya sering bertanya tentang topik yang tidak ada di buku pelajaran dan terkadang guru tidak bisa menjawabnya.
Misalnya, saya bertanya, “Jika komunisme adalah tingkat perkembangan sosial tertinggi, mengapa Tiongkok tidak dapat mencapai tingkat teknologi tertinggi? Jika kita benar-benar membagikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka kita bisa pergi ke supermarket dan mengambil barang-barang tanpa harus membayarnya.”
Sedangkan untuk pelajaran fisika, saya mengatakan jika bumi mengorbit mengelilingi matahari, siapa yang memberinya energi untuk melakukannya? Apakah ada pola untuk mngorbit planet-planet? Jika ada, kekuatan apa yang membimbing mereka?
Saya mempunyai banyak pertanyaan yang membingungkan saya, dan ingin menemukan jawabannya. Seorang teman sekelas mengundang saya untuk menonton video ceramah yang diberikan oleh pencipta Falun Dafa, Guru Li. Ketika memasuki ruangan, saya merasakan medan energi yang kuat dan damai. Para praktisi Dafa di sana baik hati dan dengan ramah menyambut orang-orang yang datang untuk mendengarkan ceramah.
Ketika saya melihat Falun berputar di layar, tubuh saya bergetar. Ketika melihat foto Guru, seluruh sel-sel dalam tubuh saya seolah-olah terbangun. Setiap kata yang Guru ucapkan menyentuh hati saya. Setelah itu, dengan antusias saya membaca Zhuan Falun. Semua pertanyaan saya terjawab. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kegembiraan saya.
Ketika tidak ada kelas, saya akan pergi ke tempat latihan untuk membaca Fa dan melakukan latihan setiap hari. Sebelumnya, karena berlatih qigong palsu, penampilan saya tidak bagus. Wajah saya pucat dan kurus. Guru memurnikan tubuh saya. Setelah itu, kulit saya menjadi cerah dan bisa berjalan cepat.
Suatu malam, saya bermimpi Falun besar berwarna-warni terbang keluar dari matahari menuju arah saya. Saya berpikir, "Oh, ini waktunya saya berkultivasi." Saat itu juga, saya turun dari awan, datang ke dunia ini dan mulai berkultivasi di lingkungan sekolah. Saya berbagi mimpi ini dengan praktisi lain dan semua orang sangat termotivasi. Saya memberi tahu beberapa teman betapa indahnya Falun Dafa dan mereka juga mulai berlatih.
Melalui membaca Fa, saya memahami mengapa kita menjadi manusia dan bagaimana menjadi orang yang benar-benar baik. Dahulu saya sangat kompetitif dan selalu ingin menjadi yang terbaik dalam segala hal. Jika nilai ujian saya tidak tertinggi, saya akan kehilangan kesabaran dan tidak bisa makan. Saya memikirkan segala macam cara untuk menjadi yang teratas. Keterikatan saya untuk berjuang dan menang sangat kuat.
Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya fokus pada peningkatan xinxing. Saya mematuhi prinsip Sejati, Baik, Sabar dalam belajar dan kehidupan saya. Saya menyadari harus memiliki pikiran yang damai dan melepaskan keterikatan terhadap nama. Saya harus memperlakukan orang lain dengan baik dan berhenti bersikap picik.
Guru membantu saya dan membuka kebijaksanaan saya. Saya tidak perlu lagi menghafal topik-topik pelajaran. Saya hanya menuliskan poin-poin dasar ketika guru di sekolah memberikan pelajaran. Saya tidak lagi harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghafal. Sebaliknya, saya fokus membaca Fa dan melakukan latihan.
Ada siswa baru yang mengalami kesulitan, jadi saya sering membantunya. Dia terharu dan semua guru memperhatikannya. Suatu ketika, seorang guru meminta saya untuk membantunya membagikan kertas ulangan. Ketika saya sampai pada yang terakhir, ternyata kurang satu. Saya berpikir karena saya adalah praktisi Dafa, saya harus mempertimbangkan orang lain, jadi saya memberikan kertas ujian itu kepada siswa terakhir dan memberi tahu guru bahwa saya akan mencetak satu lagi. Guru itu kesal dan mengatakan bahwa mencetak lagi akan menyebabkan penundaan setengah hari (saat itu, fasilitas kami sudah ketinggalan zaman dan guru harus menggunakan pulpen besi untuk menulis soal di kertas lilin dan mengolesnya dengan tinta hitam satu per satu halaman secara manual, yang akan memakan banyak waktu).
Saya pergi ke percetakan dan mencetaknya sendiri. Ketika kembali ke kelas, beberapa siswa sudah banyak menulis. Saya segera duduk dan dengan cepat menulis jawaban. Ketika hasil ujian diumumkan, saya mendapatkan nilai tertinggi. Saya diterima di sekolah yang saya inginkan dan bahkan diberikan beasiswa yang besar.
Saat saya tenggelam dalam kebahagiaan berlatih Falun Dafa, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin memulai penganiayaan pada Juli 1999. Video yang memfitnah Falun Dafa disiarkan di televisi di sekolah setiap hari. Karena tekanan dari manajemen atas, kepala sekolah terus memanggil saya ke kantor dan mengatakan bahwa saya tidak bisa melakukan latihan. Setiap hari, saya diam-diam melafalkan,
“Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.
Padamkan semua pikiran yang berlebihan
Tidak sulit berkultivasi Buddha.
(“Tidak Tersisa”, Hong Yin I)
Meskipun tahu apa yang akan saya hadapi, saya tidak takut. Falun Dafa mengajarkan orang untuk memiliki belas kasih. Prinsip-prinsipnya meningkatkan nilai moral seseorang dan tidak ada yang salah dengan menjadi orang baik. Saya tidak akan menyerah pada tekanan. Saya ingin memberi tahu orang-orang bahwa Falun Dafa mengajarkan orang untuk menjadi baik dan semua fitnah di televisi adalah kebohongan.
Guru filsafat meminta saya untuk berbicara tentang pandangan saya di kelas. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa. Guru ingin saya mengkritik Dafa, tapi ini adalah kesempatan baik bagi saya untuk berbicara tentang penganiayaan.
Direktur sekolah berencana mengadakan pertemuan untuk mengkritik saya. Beberapa teman saya khawatir dan mencoba meyakinkan saya untuk berhenti sekolah. Saya berkata, “Falun Dafa adalah lurus. Guru mengajarkan kami untuk mematuhi Sejati, Baik, Sabar untuk mengultivasi diri kita dan menjadi orang baik. Apakah salah menjadi orang baik?” Saya mengingatkan diri bahwa saya adalah murid Guru sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu saya. Pada akhirnya pertemuan itu dibatalkan.
Penganiayaan kemudian semakin meningkat dan semua media di Tiongkok memfitnah Falun Dafa. Ditekan oleh manajemen atas, sekolah mengatakan bahwa mereka akan mengeluarkan saya jika saya terus berlatih. Saya tahu saya tidak bisa membiarkan rumor jahat menyebar dan memfitnah Dafa. Saya berbicara dengan praktisi lain tentang pergi ke Beijing untuk mengajukan banding demi keadilan.
Namun, sebelum kami memiliki kesempatan untuk mengajukan petisi, Lapangan Tiananmen dipenuhi petugas polisi berpakaian sipil yang menculik praktisi Falun Dafa. Kami dimasukkan ke dalam mobil polisi dan dibawa ke sebuah halaman besar. Setiap praktisi berada di sana untuk membela Dafa dan memberikan kesempatan kepada PKT untuk mengembalikan reputasi Guru dan lingkungan kita untuk berlatih.
Halaman tersebut segera penuh. Polisi kemudian memindahkan kami ke sebuah stadion besar dan buku Dafa yang saya bawa dirampas oleh polisi. Saya sangat sedih, karena saya merasa tidak melindungi Dafa dengan baik. Namun, alat perekam kecil di tas saya tidak disita.
Seorang petugas meraih saya dan dengan kasar mendorong saya ke tembok beton. Saya tidak takut dan tidak terluka. Saya tahu bahwa Guru melindungi saya. Saya menyarankan agar kami semua melafalkan Lunyu dan puisi dari Hong Yin.Kami semua merasa berasimilasi dalam Dafa dan seolah-olah tubuh kami sebesar alam semesta, memiliki kekuatan yang tiada bandingannya.
Kemudian saya nyalakan alat perekam kecil dan memutar Pudu dan Jishi (musik Falun Dafa). Polisi berkeliling berusaha mencarinya tetapi tidak dapat menemukan darimana musik tersebut berasal. Saya tahu Guru sedang melindungi kami. Alat perekam kecil ini tetap bersama saya sampai saya kembali ke rumah.
Kami juga melakukan latihan kedua Falun Dafa. Kami tahu bahwa Guru sedang melindungi kami sehingga pikiran lurus setiap orang diperkuat. Ketika malam tiba, polisi membawa kami ke pusat penahanan. Semua narapidana di sana tahu bahwa praktisi difitnah dan Falun Dafa adalah baik. Untuk melawan penganiayaan, kami melakukan mogok makan.
Kami dicekok paksa makan oleh polisi dan polisi memukuli saya, namun saya tidak takut. Saya dengan tenang memberi tahu mereka bahwa Falun Dafa baik. Mereka mendorong saya ke lantai dan menendang kepala saya. Saya tidak merasakan sakit apa pun, saya tahu Guru menanggung rasa sakit itu untuk saya. Polisi dari wilayah saya tiba dan membawa saya kembali ke pusat penahanan setempat. Mereka menekan saya untuk menulis hal-hal yang memfitnah Dafa dan saya melakukan mogok makan sebagai protes.
Pada akhirnya, saya dibebaskan tanpa syarat. Semua anggota keluarga mengkhawatirkan saya. Mereka sangat takut terhadap PKT dan meminta saya untuk menandatangani dokumen tersebut. Saya berkata kepada mereka, “Jika seseorang melanggar hati nuraninya, menyerah pada kejahatan yang menindas Sejati, Baik, Sabar, dan mencaci-maki Guru, apakah dia masih layak menjadi manusia?”
Pada 2001, PKT melancarkan “Insiden Bakar Diri di Tiananmen” dan orang tua saya sangat ketakutan. Saya segera menyadari bahwa pemimpin PKT saat itu, Jiang, sedang berusaha memfitnah Dafa dan mencuci otak orang-orang untuk melawan Dafa. Saya memberi tahu orang tua saya, “Bakar diri ini palsu. Orang-orang ini jelas bukan praktisi Falun Dafa. Guru berkata bahwa bunuh diri adalah dosa. Praktisi sejati berusaha meningkatkan Xinxing mereka dan menjadi orang baik. Bagaimana mereka bisa bunuh diri?” Beberapa orang menyadari bahwa ini palsu, tetapi banyak orang Tiongkok yang tidak berpikir. Saya pikir saya tidak bisa membiarkan orang-orang diracuni dan dirugikan oleh PKT.
Karena saya tinggal di pedesaan di mana saya adalah satu-satunya praktisi Falun Dafa dan tidak memiliki peralatan untuk memproduksi materi klarifikasi fakta, saya menuliskan pemikiran-pemikiran saya. Kemudian saya pergi menemui praktisi lain, dan bersama-sama kami mengunjungi temannya (yang tidak berlatih Falun Dafa) dan kami membacakan pemikiran-pemikiran kami kepadanya. Dia segera memahami. Saya berpikir akan lebih baik jika kami bisa membuat brosur dan mendistribusikannya.
Suatu hari, saya melihat brosur Falun Dafa tergeletak di tanah dan terkoyak-koyak. Saya mengambil dan menyatukannya kembali. Dengan cara ini, saya mendapatkan brosur klarifikasi fakta untuk pertama kalinya. Isinya lebih baik dari apa yang saya tulis, jadi saya menggunakan informasi di brosur tersebut untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang.
Orang tua saya, terutama ayah, memahami Dafa. Meskipun tidak berlatih, dia sangat menghormati Dafa dan selalu membawa amulet. Ayah saya sedang mengangkut pasir ketika truknya tergelincir dan masuk ke dalam parit yang dalam. Badan truk berdiri tegak dan hantamannya membuat ayah saya terlempar ke dalam parit. Ayah saya berkata bahwa pikiran pertamanya adalah meraba amulet di sakunya dan meminta bantuan Guru. Ketika dia keluar dari parit, dia mendapatkan dirinya tidak terluka. Ayah memberi tahu saya bahwa Guru Dafa melindunginya. Penghormatan yang tulus dari ayah terhadap Dafa benar-benar menyentuh hati saya. Ayah juga membantu menjaga buku-buku Dafa dan telah membacanya.
Guru sekali lagi melindungi ayah pada 2022. Dia tiba-tiba merasa sakit dan muntah. Karena COVID, rumah sakit menolak menerimanya dan memintanya pergi ke rumah sakit lain. Saat saya sampai di rumah sakit itu, kondisi ayah sudah sangat buruk. Saya berbisik, “Teruslah melafalkan 'Falun Dafa baik! Sejati, Baik, Sabar baik! Guru akan menyelamatkanmu.'” Ayah saya mengangguk.
Keesokan harinya dokter mengatakan ayah baik-baik saja dan bisa pulang. Ayah yang hampir berusia 80 tahun masih sehat dan bahagia. Dia berterima kasih kepada Guru atas perlindungannya dan meminta saya untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Guru dalam artikel ini. Terima kasih Guru!
Suatu hari, sedang turun salju, dan saya mencoba menyetir pulang secepatnya. Ketika menginjak rem, mobil saya tiba-tiba berputar. Saya ketakutan dan kehilangan kendali mobil. Saya memejamkan mata dan berpikir bahwa saya adalah seorang praktisi Dafa -- Guru akan menyelamatkan saya. Setelah itu, saya merasakan sebuah kekuatan mengangkat mobil saya dan kemudian mobil berhenti. Ketika membuka mata, saya melihat mobil saya terjebak di lubang besar. Saya membuka pintu dan melihat, mobilnya baik-baik saja. Namun, saya ingat bahwa ketika menutup mata, saya jelas mendengar suara kaca pecah. Tapi ketika memeriksanya, tidak ada jendela yang pecah.
Saya kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan pulang. Ketika menceritakan apa yang terjadi pada rekan-rekan kerja saya, mereka sangat takjub. Mereka mengatakan bahwa saya pasti dilindungi oleh dewa. Terima kasih Guru!
Ketika sudah cukup umur untuk menikah, saya ingin membina keluarga dengan praktisi Dafa. Guru mengatur saya bertemu dengan seorang praktisi sebaya saya. Sebagian besar keluarganya juga praktisi. Kemudian, putri kami mulai berlatih Dafa. Dia baik hati dan berprestasi baik di sekolah. Keluarga kami berkultivasi dengan tekun, mematuhi ajaran Guru, dan mencari cara untuk menyelamatkan lebih banyak orang.
Meskipun saya kehilangan pekerjaan akibat penganiayaan, Guru mengatur lingkungan kerja yang lebih baik bagi saya. Jam kerjanya singkat dan pekerjaannya ringan namun dengan gaji yang tinggi. Saya punya waktu untuk membaca Fa dan melakukan tiga hal dengan baik. Keluarga kami adalah lingkungan kecil untuk belajar Fa dan berlatih bersama, dan saya sangat menghargainya. Kami saling mengingatkan untuk meningkatkan xinxing kami dan berlatih dengan tekun.