Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Berusia 62 Tahun Menjadi Kurus dan Dilanda Kecemasan Setelah Menjalani Hukuman 10 Bulan Karena Keyakinannya, Keluarga Mencurigai Otoritas Penjara Meracuninya

16 Nov. 2023 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Dai Mingrong bukan lagi wanita yang sama seperti yang dikenal keluarganya ketika dia dibebaskan pada tanggal 17 September 2023 setelah menjalani hukuman selama sepuluh bulan karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan pikiran-tubuh yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak bulan Juli 1999.

Orang-orang yang dicintainya mengatakan bahwa dia menjadi kurus kering, gerakan tubuhnya tak terkendali, dan tampak panik. Mereka mendengar bahwa seseorang telah mencampur makanannya dengan zat yang tidak diketahui saat dia ditahan. Mereka menduga bahwa Dai Mingrong telah diracun, yang mengakibatkan kondisi fisik dan mentalnya tidak biasa.

Penangkapan Terbarunya Diawali oleh Pelecehan Polisi

Dai, seorang penduduk di Kabupaten Zhaoyuan, Provinsi Heilongjiang, berusia 62 tahun dilecehkan oleh polisi pada tanggal 3 September 2022. Kepala Kantor Polisi Kota Maoxing memimpin tiga orang petugas dan mendobrak masuk ke rumahnya pada hari itu. Mereka menyita salah satu buku Falun Gong, laptop, dan tape recorder miliknya.

Dai menolak untuk ikut dengan polisi, dan mereka menyeretnya ke halaman rumah. Dia berteriak mengatakan bahwa polisi sedang menangkap orang, sehingga mengundang kerumunan banyak orang. Ibu mertuanya, yang tinggal bersama Dai, mengikuti ke luar dan berkata, “Menantu perempuan saya adalah orang yang baik. Lepaskan dia! Jangan tangkap dia!”

Polisi mengalah dan pergi tanpa menangkap Dai. Namun, mereka kembali beberapa hari kemudian, yaitu tanggal 16 September. Mereka memerintahkan Dai agar pergi ke kantor polisi untuk memverifikasi sesuatu. Dia menolak untuk mematuhinya dan polisi pergi setelah satu jam.

Empat petugas muncul di rumah Dai keesokan paginya dan berusaha menangkapnya lagi. Dia berhasil melarikan diri tetapi harus tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penangkapan. Polisi kembali ke rumahnya berkali-kali untuk memastikan apakah dia telah kembali. Suatu hari ketika tidak ada orang di rumah, beberapa petugas membuka pintunya dan mendobrak masuk. Mereka menyita semua buku Falun Gong milik Dai yang berjumlah lebih dari 40 buah.

Selama dalam persembunyian, Dai sangat prihatin dengan situasi rumahnya. Adik ipar laki-lakinya, yang cacat mental dan menderita penyakit mental, tinggal bersama mereka. Dia telah menjadi pengasuh utama untuk adik ipar laki-laki dan ibu mertuanya selama bertahun-tahun.

Mengetahui bahwa suaminya berjuang untuk merawat ibu dan adiknya, Dai pulang ke rumah pada pagi hari tanggal 10 Oktober 2022. Dia sedih melihat rumahnya berantakan ketika dia pergi selama dua bulan. Dia mulai merapikan rumah dan mencuci pakaian. Ketika dia sedang sibuk melakukan pekerjaan rumah, polisi tiba-tiba masuk pada sore hari dan menyeretnya pergi.

Suaminya pergi ke Kantor Polisi Kota Maoxing dan instansi terkait lain untuk menanyakan keberadaan Dai, namun tidak mendapatkan informasi apapun. Baru pada awal tahun 2023, dia mengetahui bahwa Dai telah dihukum sepuluh bulan penjara. Dia masih belum mengetahui rincian dakwaan, persidangan, atau hukumannya.

Disiksa dan Kemungkinan Diracun di Tahanan

Dai ditahan di Pusat Penahanan Dumeng untuk jangka waktu yang tidak diketahui sebelum dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Daqing, tempat ia menjalani sisa masa tahanannya.

Menurut orang dalam, para penjaga di Pusat Penahanan Kota Daqing menghasut para narapidana untuk mengoleskan obat yang tidak diketahui (tidak jelas apakah itu cairan atau salep) ke wajah Dai dan mencampur makanannya dengan zat yang tidak diketahui. Dia kemudian mengalami gagal mental. Dia menampakkan gerakan tubuhnya tidak terkendali dan berbicara sendiri. Ketika ditanya apa yang dia katakan, dia tidak tahu apa yang dia bicarakan. Dia juga terlihat kehilangan kendali atas ekspresi wajahnya.

Terlepas dari kondisinya, para penjaga masih memaksanya untuk berdiri dalam waktu yang lama dan tidak mengizinkannya tidur. Mereka juga memukuli dan mencaci maki dia sesuka hati. Tubuhnya penuh dengan memar setelah dicubit dengan keras oleh para narapidana.

Penganiayaan di Masa Lalu

Sebelumnya Dai ditangkap pada malam hari tanggal 24 Juli 2007, ketika sedang memasang materi Falun Gong di Peternakan Ikan Nanhu. Tiga orang petugas secara bergantian menampar wajah Dai ketika menginterogasinya di Kantor Polisi Peternakan Ikan Nanhu. Keesokan paginya, mereka menggerebek rumah Dai bersama dengan Kantor Polisi Kota Maoxing. Mereka menyita 16 buku Falun Gong dan beberapa materi informasi.

Meskipun Dai segera dibebaskan, ia terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penangkapan lebih lanjut.

Pada suatu hari di bulan Juli 2015, Dai sedang mencabut rumput liar di kebun sayurnya, tiga orang petugas berpakaian preman masuk dan menangkapnya. Mereka membawanya ke Departemen Kepolisian Kabupaten Zhaoyuan. Polisi menendang dan meninju saat menginterogasinya. Mereka bertanya apakah dia telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin, mantan diktator Tiongkok yang memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Dai mengiyakan dan polisi membawanya ke penjara setempat.

Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Zhaoyuan dan Kantor Polisi Maoxing menangkap Dai di rumahnya pada tanggal 20 Mei 2016 dan membawanya ke Penjara Kabupaten Zhaoyuan, tempat ia ditahan untuk waktu yang tidak diketahui.

Pasangan Suami Istri yang Murah Hati dan Jujur

Dai dan suaminya berlatih Falun Gong pada bulan Juli 1996 atas rekomendasi seorang tetangga. Pasangan ini berusaha keras untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Falun Gong yaitu Sejati-Baik-Sabar dan tidak lagi bertengkar. Kesehatan mereka juga membaik dan mereka dapat menikmati kehidupan yang harmonis dan damai.

Suami Dai adalah seorang teknisi listrik di pemerintah desa setempat. Pada bulan September 2000, dia ditugaskan untuk memimpin proyek memperbaiki jaringan listrik desa. Rumah pasangan ini digunakan sebagai kantin dan gudang sementara, ketika pemerintah mengirimkan makanan dan material proyek (seperti kabel aluminium). Para pekerja akan makan di rumah pasangan itu dan mengambil persediaan.

Dai mengingatkan suaminya bahwa mereka harus menghitung semuanya dengan akurat dan sebisa mungkin menghemat uang pemerintah. Setelah proyek selesai, mereka mengirim kembali dua mobil berisi bahan makanan yang tidak terpakai dan perlengkapan proyek. Sekretaris desa terkejut, “Bodohnya kalian! Mengapa kalian tidak menyimpannya sendiri?”

Dai menjawab, “Kami telah belajar Falun Gong dan guru kami telah mengajarkan untuk menjadi orang yang baik sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Kami tidak boleh mengambil keuntungan dari orang lain atau menyimpan barang yang bukan milik kami.”

Menantu yang Baik

Suami Dai memiliki dua orang saudara laki-laki, yang dulunya tinggal bersama ibu mereka di rumahnya. Salah satu dari saudara laki-laki tersebut menderita cacat mental. Istri dari saudara yang satu lagi sering bertengkar dengan ibu.

Ibu mertua Dai akhirnya menjual rumahnya agar dia tidak berurusan dengan menantu perempuannya yang tidak bisa baik dengannya.

Dai kemudian mengundang ibu mertuanya untuk tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Ibu mertuanya menerima tawaran tersebut, tetapi juga membawa serta putranya yang menyandang disabilitas dan putrinya yang sedang hamil, yang selama ini ia rawat.

Dai tidak mengeluh dan menerima ibu mertua, saudara ipar, dan saudari iparnya. Dia mengatakan bahwa Falun Gong telah memberinya kapasitas hati yang besar dan kekuatan untuk merawat keluarga besarnya.