Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Artikel Baru Guru Menyadarkan Para Kultivator Falun Dafa

2 Nov. 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Guru menerbitkan dua artikel “Menjauhi Marabahaya” dan “Xiulian Dafa adalah Serius” dalam selang waktu satu hari. Beberapa dari kami membacanya segera setelah artikel ini diterbitkan dan kami terkejut.

Dua kalimat dari “Menjauhi Marabahaya,” “Shifu tidak berutang apa pun pada anda!” dan, “anda yang berutang kepada Shifu” benar-benar membuat saya terpukul.

Sejak itu, saya berusaha bekerja sama dengan praktisi lokal untuk menyebarkan artikel ini kepada beberapa praktisi yang tertinggal dalam kultivasi. Beberapa dari mereka menyadari keseriusan masalah ini dan bertekad untuk bangkit dan berbuat lebih baik lagi.

Perubahan pada Dua Saudara Perempuan

Sehari setelah saya mengunduh dua artikel baru dari Guru, saya pergi bersama rekan praktisi mengunjungi Mei, seorang praktisi di pedesaan yang sedang berjuang melawan karma penyakit. Kakak perempuannya, Yan, juga seorang praktisi, ada di sana merawatnya. Sudah tujuh tahun sejak dana pensiun Yan ditangguhkan setelah menjalani hukuman penjara karena berlatih Dafa. Karena sibuk mengurus Mei, Yan tidak punya tenaga untuk mengajukan banding.

Setelah kami memperkenalkan diri, praktisi yang pergi bersama saya berkata kepada Mei, “Situasinya sangat mendesak sekarang namun Anda masih terbaring di sana.” Kami memberi tahu mereka tentang artikel baru Guru, dan saya membacanya dengan lantang melalui pembaca elektronik yang saya miliki.

Mei menangis ketika saya selesai. “Guru sedang membicarakan saya. Penyakit saya disebabkan oleh karma saya sendiri. Namun saya gagal mengultivasi diri dan memiliki keterikatan manusia yang kuat. Sehingga saya dimanfaatkan oleh kekuatan lama. Saya harus menganggapnya [penderitaan ini] sebagai hal yang baik. Saya harus bangun sekarang dan tidak berbaring di tempat tidur.” Segera setelah dia selesai berbicara, dia bangun dan pergi ke kamar kecil sendirian, hal yang sebelumnya tidak dapat dia lakukan. Dia tidak lagi memperlakukan dirinya sendiri sebagai pasien atau mengandalkan perawatan Yan. Yan kembali ke kota bersama kami.

Yan berusia 70-an. Dia tidak terlalu yakin bahwa dia bisa mendapatkan kembali dana pensiunnya. Saya menyemangatinya, mengingatkan dia bahwa, apakah dia mendapatkan uangnya kembali atau tidak, dia harus menggunakannya sebagai kesempatan untuk menyelamatkan siapa pun yang terlibat dalam kasus ini. Dia setuju dan mulai mengerjakan permohonannya malam itu.

Keesokan harinya, Yan pergi ke Biro Jaminan Sosial dan Biro Urusan Sipil. Yang mengejutkannya, para pejabat di sana membukakan rekening berpenghasilan rendah untuknya dan memberitahunya bahwa dia akan menerima bantuan keuangan bulanan mulai saat itu. Sementara itu, dia masih bisa mengajukan banding untuk mendapatkan kembali dana pensiunnya. Yan sangat memahami pentingnya memenuhi sumpah janjinya dan menyelamatkan makhluk hidup.

"Apa yang harus saya lakukan?"

Dua praktisi dalam kelompok belajar memiliki gejala diabetes dan penglihatan kabur yang serupa. Salah satu dari mereka menyadari bahwa itu bukanlah suatu penyakit melainkan kekuatan lama yang memanfaatkan keterikatannya. Dia berhenti minum obat tiga minggu lalu dan mengintensifkan belajar Fa. Yang satu lagi terus meminum obatnya. Dia tidak bisa membaca buku-buku Dafa karena penglihatannya yang buruk dan hanya mendengarkan audio ceramah Guru.

Saya bergabung dengan kelompok belajar mereka suatu hari dan membacakan artikel Guru yang baru untuk mereka. Setelah saya selesai, praktisi yang sedang menjalani pengobatan menangis, “Apa yang harus saya lakukan? Saya melakukannya dengan sangat buruk ketika tidak ada banyak waktu tersisa. Guru telah menjelaskan kepada kita dengan jelas bahwa penyakit dan kesengsaraan kita disebabkan oleh karma diri kita sendiri. Ini masalah saya pribadi. Setelah berkultivasi selama bertahun-tahun, saya masih belum mengerti apa arti kultivasi.”

Membantu Mantan Praktisi Kembali Berkultivasi

Sepasang suami istri berusia 70-an telah menjadi tuan rumah kelompok belajar Fa selama 24 tahun terakhir. Kebanyakan anggotanya adalah praktisi yang berkultivasi sebelum penganiayaan dimulai. Baru-baru ini, sang istri sedang menghadapi masalah fisik. Mendengarkan pengalamannya, saya menyadari bahwa dia mempunyai kebencian yang kuat terhadap suami dan saudara iparnya.

Saya bertanya padanya, “Jika semua yang Anda temui diatur oleh Guru untuk meningkatkan Xinxing Anda, apakah Anda bersedia menghadapinya? Ketika Anda merasa benci terhadap saudara ipar karena Anda tidak mendapatkan pujian dalam mengurus keluarganya, bukankah itu merupakan keterikatan pada nama?”

Meskipun dia tidak menerima apa yang saya katakan saat itu, saya merasakan perubahan sikapnya terhadap suaminya ketika saya bertemu dengannya lagi.

Setelah Guru mempublikasikan dua artikel baru tersebut, saya pergi menemui pasangan tersebut dan berbagi artikel tersebut dengan mereka. Sang suami mengatakan bahwa hal ini lebih serius daripada sekedar “peringatan”. Dia mengakui bahwa sebagai praktisi lama, mereka tidak boleh mengendur dalam berkultivasi.

Ketika saya kembali dua hari kemudian untuk mengirimkan salinan artikel Guru, pasangan tersebut mengatakan kepada saya bahwa mereka telah menghubungi teman dan saudara laki-laki suami tersebut, keduanya pernah berkultivasi Dafa sebelumnya tetapi berhenti karena penganiayaan. Kami membaca artikel Guru bersama mereka dan keduanya memutuskan untuk berkultivasi Dafa kembali. Mereka juga membentuk kelompok belajar Fa karena mereka tinggal berdekatan.

Meninggalkan rumah pasangan itu, saya pergi ke rumah praktisi lain untuk mengantarkan artikel Guru. Di masa lalu praktisi tersebut pernah menghadiri ceramah Guru secara langsung. Setelah membaca artikel, dia menunjukkan foto Guru bersama kelasnya. Dia sendiri berdiri di sisi kiri di belakang Guru. Saya sangat bersemangat melihat foto itu.

Lalu saya melihat seorang gadis muda berdiri di sisi kanan Guru. Saya bertanya padanya bagaimana keadaan gadis itu sekarang. Dia mengatakan “gadis” itu sekarang berusia 40-an, tetapi dia sudah lama berhenti berkultivasi. Beberapa hari yang lalu ketika kerabatnya (praktisi Dafa) pergi mengunjunginya, dia bahkan tidak membukakan pintu untuk mereka. Saya mendesak rekan praktisi itu untuk berbicara dengan “gadis” itu dan mencoba menyadarkannya.

“Kebencian Saya Sudah Lama Lenyap”

Saya kemudian mengunjungi pasangan suami istri lain yang berusia 80-an. Keduanya mulai berkultivasi Dafa sebelum penganiayaan dimulai. Istrinya mengalami kondisi fisik yang buruk empat tahun lalu dan sekarang harus menggunakan kursi roda. Selama interaksi terbatas dengannya, saya perhatikan dia berkemauan keras dan keras kepala.

Saya berbagi dengannya bahwa bagi orang awam, berkemauan keras mungkin dianggap sebagai sebuah nilai tambah, namun bagi para kultivator, prinsip yang terjadi justru sebaliknya. Saya katakan saya juga menemukan masalah serupa pada diri saya dan kita harus saling menyemangati untuk menyingkirkan keterikatan ini.

Dia mengatakan kepada saya bahwa dia bingung dengan kondisinya. Dia merasa telah melakukan banyak hal untuk Dafa, termasuk mengadakan belajar Fa di rumahnya untuk banyak praktisi. Dia tidak mengerti mengapa dia tidak mendapatkan imbalan apa pun tetapi malah menderita karma penyakit. Saya menyadari bahwa itulah masalahnya. Dia berharap mendapatkan sesuatu dengan berlatih Dafa dan menjadi kesal ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Saya menunjukkan masalah ini kepadanya dan mengatakan berbahaya jika dia berpikir seperti itu. Dia menerima apa yang saya katakan dan mengubah konsep pemikirannya.

Ketika kami mempelajari dua artikel baru Guru bersama-sama, dia mengatakan kepada saya, “Kebencian saya sudah lama hilang.” Dia memahami bahwa kondisi fisiknya adalah akibat dari karmanya sendiri dan tidak mengultivasi dirinya dengan baik. Sekarang dia berencana membujuk adiknya yang telah berhenti berkultivasi untuk kembali berkultivasi Dafa.

“Saya Melepaskan Keterikatan pada Kematian Ibu Saya”

Saya bertemu dengan seorang pedagang kaki lima awal tahun ini ketika saya sedang keluar dan hendak mengklarifikasi fakta. Dia sangat menerima materi yang saya berikan dan mengatakan kepada saya bahwa dia telah mundur dari Partai Komunis Tiongkok beberapa tahun yang lalu. Ternyata dia pernah berlatih Dafa sebelumnya, dan suami serta ibunya juga adalah praktisi.

Sepuluh tahun yang lalu, ibunya ditabrak mobil dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan materi Dafa kepada praktisi di pedesaan. Lukanya sangat parah sehingga dia meninggal saat itu juga. Penjual tersebut tidak dapat memahami alasan kematian ibunya, karena dia berkultivasi dengan rajin dan menghabiskan begitu banyak waktu dan energi untuk melakukan sesuatu demi Dafa. Tidak dapat mengatasinya, dia berhenti berkultivasi. Saya merasa iba terhadapnya.

Setelah Guru menerbitkan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia,” saya menemukannya dan mencoba membujuknya untuk kembali ke Dafa. Dia tidak mau.

Saya menemukannya lagi setelah penerbitan dua artikel baru. Dia memberi tahu saya bahwa praktisi lain telah menemukannya tidak lama sebelum ini dan menceritakan kepadanya bahwa pasti ada alasan di balik kematian ibunya. Dia kemudian bermimpi tentang ibunya yang tinggal di sebuah kuil yang besar dan megah. Dia menyadari bahwa Guru memberinya petunjuk bahwa ibunya pergi ke tempat yang baik dan dia akhirnya melepaskan keterikatan yang telah mengganggunya selama sepuluh tahun.

Sekarang dia mulai belajar Fa bersama suaminya lagi.

Jangan Terpuruk karena Kesalahan

Mantan praktisi lainnya tinggal dekat dengan pedagang kaki lima tersebut. Dia adalah koordinator relawan untuk tempat latihan yang menampung lebih dari 100 praktisi. Tidak lama setelah penganiayaan dimulai, dia ditangkap dan dipaksa melepaskan Dafa serta membantu penjaga pusat penahanan untuk “mengubah” praktisi lain.

Setelah dibebaskan, dia merasa malu pada dirinya sendiri, sehingga menghalangi dia untuk melanjutkan kultivasi. Dari interaksi saya dengannya, saya pikir dia memiliki pemahaman yang baik terhadap Fa, namun dia juga memiliki rasa takut yang sangat kuat yang menghambatnya.

Saya mendorongnya untuk tidak terikat pada apa yang dia lakukan di masa lalu. Ada pepatah Tiongkok: “Setelah seseorang menyadari rasa malunya, ia harus mengubahnya menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik.” Jika seseorang puas dengan pencapaiannya di masa lalu dan tidak bergerak maju, maka sebenarnya ia sedang mengalami kemunduran. Namun jika seseorang tersandung pada kesalahan masa lalunya dan tidak bangkit, maka itu adalah kesalahan yang lebih besar. Guru memiliki belas kasih yang tak terbatas kepada kita dan Beliau telah memberi kita waktu dan kesempatan untuk kembali. Saya mengatakan kepadanya bahwa ini adalah kali terakhir Guru mengajarkan Fa kepada mantan praktisi, dan dia harus memanfaatkannya. Saya katakan bahwa keterikatan pada harga diri dan kesalahan di masa lalu tidak akan membantunya melenyapkan karma atau menjamin masa depannya.

“Ini benar-benar telah mencapai akhir dan saya tahu Guru benar-benar mengkhawatirkan kita,” desahnya. Saya memintanya untuk bergabung dengan belajar Fa lokal dan membantu berbagi ceramah Guru yang baru kepada mantan praktisi lainnya.

Manfaatkan Waktu untuk Memenuhi Sumpah Janji Kita

Sepasang suami istri telah berjuang dengan keterbatasan fisik selama hampir dua tahun dan mereka hampir ingin berhenti berkultivasi. Ketika saya mendengar hal ini, seorang koordinator dan saya—belajar Fa bersama mereka selama lebih dari sebulan. Perubahan nyata mereka terlihat setiap hari.

Pada awalnya, sang istri mengalami kelumpuhan pada sisi kirinya dan dia harus duduk di kursi untuk membaca bersama kami. Kemudian dia bisa duduk di lantai dengan menyilangkan kaki dengan longgar. Sekarang dia bisa melakukan posisi lotus tunggal dan ingin sekali mencari praktisi untuk belajar Fa di siang hari. Suaminya mengalami kemajuan dari duduk dalam posisi lotus tunggal menjadi lotus penuh selama dua jam. Keduanya berterima kasih kepada Guru atas kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dalam berkultivasi.

Ibu dari sang istri juga seorang praktisi. Meski usianya sudah 80-an, rambutnya masih hitam dan penglihatan serta pendengarannya bagus. Dia keluar setiap hari untuk berbicara dengan orang-orang tentang Dafa. Dia bergabung dengan kami untuk belajar Fa pada suatu malam. Dia menceritakan kepada kami bahwa para praktisi yang dia kenal menyadari betapa pentingnya meningkatkan Xinxing dan menyelamatkan orang-orang setelah membaca artikel baru Guru.

Saat kembali ke kelompok belajar Fa, kami saling menanyakan pertanyaan berikut: “Jika Guru memberi saya kerajaan surgawi, apakah saya akan mampu menanganinya? Karena semua yang Fa Guru ajarkan kepada kita, seberapa banyak yang telah saya pahami? Apakah saya melakukan latihan setiap hari? Berapa banyak keterikatan saya yang masih tersembunyi? Sudahkah saya mengembangkan kebiasaan mempertimbangkan kepentingan orang lain terlebih dahulu dan mencari ke dalam ketika konflik muncul? Berapa banyak orang yang telah saya selamatkan dan seberapa baiknya saya melakukan dalam memenuhi sumpah janji saya? Jika Pelurusan Fa berakhir sekarang, di manakah tingkatan saya?”

Dari ekspresi rekan-rekan praktisi, saya menyadari bahwa tidak ada satu pun dari kami yang mencapai persyaratan untuk kultivasi Dafa. Kultivasi Dafa benar-benar serius dan kita semua perlu mengejar ketertinggalan dan berbuat lebih baik.