Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu Saat Menghadapi Penderitaan

30 Nov. 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Hunan, Tiongkok

(Minghui.org) Saya adalah seorang pensiunan guru berusia 75 tahun. Sejak awal penganiayaan, pada tanggal 20 Juli 1999, dan hingga Juni 2001, saya dan ribuan praktisi Falun Dafa lainnya, pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk menjalankan keyakinan saya dan menentang penganiayaan. Saya ditangkap, ditahan secara ilegal beberapa kali, ditahan di pusat pencucian otak, rumah saya digerebek dan gaji saya ditahan. Meskipun ada tekanan yang kuat, saya tidak melepas keyakinan saya. Sebaliknya, hal ini memperkuat tekad saya untuk berlatih Dafa.

Di masa-masa sulit ini, Guru menyertai kita, mengawasi dan melindungi kita, dan telah berkali-kali mengubah rintangan menjadi jalan mulus bagi kita. Saya ingat pada tahun 2000 ketika saya pergi ke Beijing yang kedua kalinya untuk mengajukan permohonan bagi Dafa, saya ditangkap, dibawa kembali ke kampung halaman, dan ditahan di “pusat pendidikan” perempuan.

Ada banyak pecandu narkoba dan pelacur di pusat tersebut, dan itu sangat tidak menyenangkan. Suatu hari, penjaga menyuruh para narapidana untuk membersihkan sel, mengatakan bahwa inspektur dari tingkat yang lebih tinggi akan segera datang dan kami harus melakukannya dengan cepat. Tapi tidak ada seorang pun yang membersihkan sel, membuat banyak alasan untuk tidak melakukannya, dan kami tidak punya sapu.

Guru mengajarkan kita untuk menjadi orang baik dan mengembangkan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Jadi saya mengeluarkan 100 yuan yang saya sembunyikan di kerah baju dan menyerahkannya kepada penjaga untuk membelikan kami sapu. Penjaga Xia tercengang. Dia tahu bahwa 100 yuan itu diperoleh dengan susah payah dan pasti selamat dari banyak penggeledahan, karena narapidana tidak diperbolehkan membawa uang apa pun. Dia tersenyum dan berkata: “Tidak perlu anda membayarnya. Kami punya uang di sini. Terima kasih."

Uang 100 yuan ini telah disisipkan ke pakaian saya sebelum saya pergi ke Beijing sehingga saya bisa membeli tiket kereta pulang pergi. Saya tidak ingin menyenangkan para penjaga atau pamer. Orang Xiulian tidak mencari keuntungan di dunia ini. Namun sejak saat itu, para penjaga menatap saya dengan kagum, dan sesuatunya menjadi lunak.

Suatu hari yang sangat dingin, saya hendak mandi dan mencuci rambut. Praktisi Dafa tidak diizinkan menggunakan air panas, jadi saya mengambil baskom seperti biasa untuk mengambil air dingin. Ketika saya menyiramkan air ke tangan saya, rasanya sangat dingin sehingga rasa takut akan dingin muncul di benak saya. Bukankah itu sebuah keterikatan? Saya segera berpikir, “Ini tidak dingin, ini panas. Saya tidak takut dingin.” Segera setelah saya merubah konsep, situasinya pun berubah. Penjaga Bai memberi saya dua ember air panas. Guru memberi saya air panas ketika beliau melihat rasa takut saya terhadap dingin telah hilang.

Setelah beberapa waktu, petugas Biro Keamanan Domestik dan agen Kantor 610 datang setiap hari untuk menginterogasi praktisi. Ketika beberapa praktisi diinterogasi, mereka dilarang tidur selama dua hari dua malam dan harus berdiri tanpa alas kaki di lantai beton yang dingin selama interogasi. Segala macam taktik digunakan. Ketika nama saya dipanggil, saya pikir saya harus menghadapi situasi ini dengan tenang dan bertanggung jawab. Penjaga Xia datang dan meminta interogator, yang merupakan direkturnya, untuk menjaga saya.

Direktur memanggil saya, mempersilakan saya duduk, dan membuatkan saya secangkir teh. Ia tidak menginterogasi saya. Ia menghabiskan sepanjang pagi mengobrol dengan saya. Saya mengambil kesempatan ini untuk melafalkan Hong Yin kepadanya dan memberi tahu ia fakta kebenaran tentang Dafa dan betapa indahnya hal itu. Ia menerima semua apa yang saya katakan dan bahkan meminta orang-orang di luar untuk masuk ke dalam dan mendengarkan saya. Saat makan siang, ia membawakan saya semangkuk makanan dengan daging babi rebus. Ia menyuruh saya kembali ke sel setelah makan siang. Guru melihat bahwa saya telah mengatasi rasa takut dan membantu saya!

Lebih dari sebulan kemudian, agen Kantor 610 datang, meletakkan beberapa formulir di atas meja, dan meminta saya menandatanganinya. Ketika saya melihat “surat tobat,” saya berkata: “Saya tidak akan menandatanganinya.” Salah satu agen mulai mengutuk. Saya tetap pada pendirian saya, dan menjawab: “Bahkan jika anda menodongkan pistol ke arah saya, saya tidak akan menandatanganinya.”

Kebuntuan berlangsung selama lima atau enam menit. Mereka hendak mengambil sidik jari saya dengan paksa ketika penjaga Bao datang dan berkata kepada saya, “Apakah anda pikir saya akan mengurung anda di sini? Anda akan pulang hari ini. Pergi dan kemasi barang-barang anda segera.” Agen Kantor 610 tidak bisa berkata apa-apa. Guru menyuruh penjaga Bao membantu saya. Terima kasih Guru! Saya segera mengemasi barang-barang saya dan dibebaskan.