(Minghui.org) Tiga warga Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, yang menjadi tahanan rumah karena berlatih Falun Gong ditipu untuk pergi ke kantor polisi setempat tanggal 4 Desember 2023 untuk “menandatangani beberapa dokumen agar kasus mereka ditutup.” Begitu sampai, mereka langsung ditangkap dan dimasukkan sebagai tahanan kriminal. Kini mereka menghadapi dakwaan karena keyakinan mereka terhadap Falun Gong, sebuah latihan jiwa-raga yang dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak bulan Juli 1999.
Ini bukan pertama kalinya Wei Denghui [wanita], 59, Dong Jinzhi [wanita], 62, dan Deng Subi [wanita], 72, ditargetkan karena keyakinan mereka. Mereka semua sudah pernah ditangkap berulang kali sebelumnya. Wei sebelumnya dikenakan 1,5 tahun kerja paksa dan 4 tahun hukuman penjara. Dong juga diberikan 1,5 tahun kerja paksa dan hukuman 5 tahun. Deng dihukum 8 tahun penjara pada bulan Juni 2005.
Penganiayaan Terbaru Berawal dari Penangkapan 24 Mei 2022
Penganiayaan terbaru Wei, Dong, dan Deng berawal dari perjalanan mereka ke Kabupaten Jintang (yang berada di bawah administrasi Kota Chengdu) tanggal 24 Mei 2022. Mereka menyebarkan materi informasi Falun Gong di sana hari itu, termasuk menaruh brosur di mobil polisi milik Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang.
Kapten Chen Fugang di Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang memerintahkan penangkapan tiga praktisi tak lama setelah seorang petugas menemukan brosur di mobil polisi. Saat dia menginterogasi Wei pada bulan Agustus 2022 (detailnya di artikel ini), Chen lalu memberitahunya bahwa polisi mengawasinya, Dong, dan Deng sepanjang perjalanan mereka. Polisi tahu kapan tiga wanita tersebut tiba di Jintang, tempat mana yang mereka kunjungi untuk menyebarkan materi informasi Falun Gong, dan bus apa yang mereka gunakan untuk kembali ke Chengdu.
Chen juga membual bahwa tidak ada praktisi Falun Gong di Kabupaten Jintang yang berani menyebarkan materi informasi Falun Gong, dan dia merasa terhina bahwa Wei, Dong, dan Deng berani-beraninya datang ke Jintang dan meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan. Dia bersumpah akan memperpanjang kasus tersebut.
Di hari saat ketiga wanita tersebut ditangkap, 24 Mei 2022, Chen membuat video yang hanya menunjukkan satu tangan meletakkan brosur di mobil polisi yang sebelumnya disebutkan. Praktisi berkata bahwa tangan tersebut bisa jadi adalah tangan siapa saja dan tidak bisa dijadikan bukti melawan mereka. Mereka lalu menyadari (setelah Wei diinterogasi pada Agustus 2022) bahwa Chen pasti memiliki orang yang mengikuti mereka atau berada di dalam mobil mengikuti mereka saat mereka di Jintang.
Chen kemudian juga mendekati adik perempuan Dong dan menunjukkan foto punggung seorang wanita. Dia menekan adik Dong untuk mengakui bahwa wanita di foto tersebut adalah Dong. Tidak jelas di mana wanita dalam foto tersebut berada, namun sudah jelas Chen mencoba menunjukkan bahwa Dong menyebarkan materi Falun Gong di suatu tempat Jintang.
Dong, Deng, dan Wei semuanya dibebaskan dengan jaminan tak lama setelah mereka ditangkap.
Dibawa Kembali ke Tahanan Tanggal 1 Juni 2022 Kemudian Dibebaskan 6 Bulan sebagai Tahanan Rumah
Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang dan bawahannya Kantor Polisi Shuicheng menahan ketiga praktisi tersebut pada tanggal 1 Juni 2022 malam. Setelah beberapa jam interogasi di kantor polisi, ketiga praktisi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten Jintang untuk pemeriksaan fisik dan tes COVID-19. Setelah itu, mereka dibawa kembali ke kantor polisi.
Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang menjatuhkan hukuman enam bulan sebagai tahanan rumah kepada tiga wanita tersebut tanggal 2 Juni 2022 malam, dan mengembalikan mereka ke Kantor Polisi Dawan di Distrik Qingbaijiang, yang mengawasi area tempat tinggal mereka. Pada saat itu, mereka sudah ditahan selama hampir 20 jam.
Kantor Polisi Dawan kemudian menugaskan Komite Jalanan Dawan, Komunitas Dawan, Komunitas Shijiazhan, dan Komunitas Yihu untuk mengawasi Wei, Dong, dan Deng saat mereka ditempatkan sebagai tahanan rumah.
Rumah Deng dan Dong digeledah tanggal 2 Juni 2022. Tidak jelas apakah penggeledahan tersebut dilakukan oleh Kantor Polisi Dawan, Kantor Polisi Shuicheng, atau Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang. Buku Falun Gong, satu laptop, dua komputer milik kedua wanita tersebut disita. Uang tunai Dong sebanyak 3.600 yuan juga disita.
Praktisi setempat lainnya, Dai Xuefen [wanita], yang kebetulan mengunjungi Dong tanggal 1 Juni 2022, juga ditahan di Kantor Polisi Shuicheng selama satu malam dan tasnya disita.
Diinterogasi pada Agustus 2022
Wei menerima panggilan tanggal 19 Agustus 2022 pukul 1 siang. Penelepon berasal dari Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang dan Kantor Polisi Shuicheng. Mereka memerintahkannya untuk segera melapor. Wei pergi ke sana dan diminta menunggu. Sekitar jam 2 siang, seorang petugas dengan nomor lencana 74596 memberitahunya bahwa “ahli” mereka akan datang menginterogasinya.
“Ahli” ini kemudian tiba dan itu ternyata adalah petugas Chen dari Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang. Dia mengenakan baju kaos, dan bukan seragam polisinya. Dia juga sedang menghisap rokok.
Chen menyuruh petugas wanita bernama Ma Lan untuk memeriksa tubuh Wei sebelum memerintahkannya duduk di kursi dengan pembatas kaca akrilik.
Chen membual kepada Wei bahwa polisi tahu semua tentang perjalanan yang dilakukannya, Dong, dan Deng ke Jintang pada tanggal 24 Mei 2022. Dia kemudian bertanya apakah Wei sesekali membaca buku-buku Falun Gong dengan Dong dan Deng. Wei menolak untuk menjawab pertanyaan apa pun dan mengatakan bahwa Chen mencoba memaksanya untuk “mengaku bersalah.” Wei mendesaknya untuk berhenti menganiaya praktisi Falun Gong yang taat hukum seperti dirinya. Chen meneriakinya beberapa kali, “Kamu seharusnya sudah mati sejak dulu!”
Wei tetap tenang dan memperingatkan Chen bahwa dia akan membeberkan kejahatannya di Minghui.org. Chen mengancamnya dan menyuruhnya untuk tidak melakukannya.
Di akhir interogasi, Chen memerintahkan Wei untuk menandatangani catatan interogasinya. Ketika Wei meminta untuk membaca laporannya terlebih dahulu, Chen menolak. Wei menolak untuk menandatangani. Chen mengalah dan memberikan catatan tersebut kepadanya.
Wei menandatangani catatan tersebut dan juga menulis bahwa polisi telah melanggar hukum dengan menuduhnya “menggunakan aliran sesat untuk melemahkan penegakan hukum,” sebuah dalih standar yang digunakan untuk menjebak praktisi Falun Gong.
Chen menulis sesuatu pada catatan interogasi setelah Wei menandatanganinya, tetapi Chen tidak mengizinkannya membaca apa yang dia tulis. Dia kemudian menginstruksikan seorang petugas untuk mengambilkan surat panggilan untuk ditandatangani oleh Wei.
Wei kemudian dibebaskan. Ketika dia menunggu di halte bus, sebuah mobil mini berhenti dan dia melihat dua petugas dari Kantor Polisi Shuicheng di dalamnya. Mereka memerintahkannya untuk masuk ke dalam mobil dan menggeledah tasnya untuk melihat apakah dia memiliki perekam suara yang mungkin merekam interogasi Chen. Mereka tidak menemukan apa pun dan kemudian memeriksa ponselnya. Mereka sekali lagi tidak menemukan rekaman apa pun. Mereka mengembalikan ponsel dan tasnya sebelum membiarkannya keluar dari mobil.
Deng dan Dong juga dipanggil dan diinterogasi secara terpisah oleh Chen antara tanggal 17 dan 27 Agustus 2022. Rincian interogasi mereka masih diselidiki.
Dikecoh untuk Melapor ke Polisi pada 4 Desember 2023 dan Ditangkap
Chen dan orang-orangnya mengganggu ketiga wanita itu berkali-kali sejak November 2023. Pada 29 November 2023, polisi kembali ke rumah para praktisi dan memerintahkan mereka untuk melapor ke Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang pada hari Senin berikutnya untuk “menandatangani beberapa dokumen agar kasus mereka ditutup.” Polisi berjanji untuk membebaskan mereka dari tuntutan setelah mereka menandatangani dokumen tersebut.
Wei, Dong, dan Deng percaya pada polisi dan pergi ke Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Jintang sekitar pukul 9 pagi pada tanggal 4 Desember 2023 seperti yang diperintahkan. Begitu mereka tiba, polisi mengumumkan bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam tahanan kriminal dan memaksa mereka untuk berganti pakaian menjadi seragam narapidana dan menjalani pemeriksaan fisik di sana. Ketiga wanita tersebut dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi (dengan pembacaan sistolik lebih tinggi dari 200 mmHg), tetapi mereka tetap dimasukkan ke Pusat Penahanan Distrik Pidu pada pukul 5 sore hari itu (Distrik Pidu sebelumnya dikenal sebagai Kabupaten Pi).
Anggota keluarga yang menemani mereka ke kantor Keamanan Domestik mempertanyakan polisi mengapa tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu tentang penahanan pidana. Chen menjawab bahwa keputusan penahanan kriminal itu sangat rahasia dan mengatakan dia akan segera menyerahkan kasus ketiga praktisi tersebut ke kejaksaan setempat.
Keluarga ketiga praktisi merasa sedih karena orang yang mereka cintai sekarang menghadapi dakwaan lagi karena keyakinan mereka setelah berulang kali dianiaya.
Wei Sebelumnya Dijatuhkan Hukuman 1,5 Tahun Kerja Paksa dan Empat Tahun Penjara
Wei berlatih Falun Gong pada bulan November 1995, dua bulan setelah suaminya meninggal karena kecelakaan kerja. Putri mereka baru berusia empat tahun. Falun Gong membantu Wei memahami bahwa ada alasan di balik segala sesuatu, membantunya mengatasi kesedihan dan menemukan harapan dalam hidup lagi. Wei juga berubah dari orang yang sangat tertutup menjadi orang yang ramah dan ceria. Kesehatannya juga membaik dan ia tidak perlu lagi mengunjungi rumah sakit secara rutin. Sebagai seorang guru di Sekolah Teknik yang berafiliasi dengan Sichuan Chemical Company Limited, ia juga menjadi lebih sabar dan peduli terhadap murid-muridnya. Dia secara sukarela melakukan tugas-tugas yang sulit dan mendapatkan rasa hormat dari administrasi sekolah, kolega dan murid-muridnya.
Setelah penganiayaan dimulai, rekan-rekannya menjauhkan diri darinya karena takut terlibat.
Wei pergi ke Beijing pada bulan November 1999 untuk memohon secara damai bagi Falun Gong, dengan membawa serta putrinya yang berusia delapan tahun. Mereka berdua ditangkap. Seorang petugas dari Kantor Polisi Tiananmen di Beijing menampar wajah Wei. Kantor Polisi Dawan menjemputnya dan putrinya dari Beijing dan menahannya selama 15 hari dan memeras 225 yuan darinya. Putrinya diinterogasi secara terpisah.
Pada hari ke-16, petugas keamanan sekolah membawa Wei ke pusat pencucian otak dan memaksanya untuk membayar 2.000 yuan. Dia juga didisiplinkan oleh administrasi sekolahnya. Mereka menempatkannya dalam masa percobaan selama dua tahun, di mana mereka memotong gaji bulanannya dari 700 yuan menjadi 200 yuan untuk sementara waktu, sebelum benar-benar menangguhkan gajinya.
Pada tanggal 28 September 2001, Wei ditangkap lagi, kali ini di kampung halamannya di Kabupaten Hanyuan, Provinsi Sichuan. Dia segera dijatuhi hukuman kerja paksa selama 1,5 tahun dan dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Qingbaijiang di Kota Chengdu. Di tiga kejadian, direktur pusat penahanan Guo Xueqiang membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan ginjal, mungkin untuk melihat apakah dia akan menjadi kandidat yang baik untuk pengambilan organ paksa rezim komunis dari para praktisi Falun Gong yang masih hidup. Dia didapati menderita batu ginjal setiap pemeriksaan, dan dengan demikian terhindar menjadi korban kejahatan keji.
Wei kemudian dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Wanita Nanmusi di Kabupaten Zizhong, di mana dia mengalami penyiksaan hingga penglihatannya rusak parah. Dia mengalami penglihatan ganda dan matanya selalu silau oleh cahaya. Dia juga merasa pusing.
Pada 13 Mei 2007, Wei dan tiga praktisi lainnya ditangkap ketika sedang menyebarkan materi Falun Gong di Kota Xiangfu, Distrik Qingbaijiang. Dia dijatuhi hukuman empat tahun di Penjara Wanita Provinsi Sichuan (terletak di Kota Chengdu). Putrinya, yang saat itu berusia 15 tahun dan merupakan seorang siswa sekolah menengah pertama yang selalu berprestasi secara akademis, harus putus sekolah karena tidak memiliki uang untuk membayar biaya sekolah.
Setelah Wei dibebaskan, sekolah tidak mengizinkannya untuk mengajar dan dia akhirnya terpaksa membeli sahamnya, yang mengakibatkan uang pensiunnya hanya setengah dari jumlah yang diterima oleh mereka yang memiliki masa kerja yang sama.
Dong Sebelumnya Dihukum 1,5 Tahun Kerja Paksa dan Dihukum Lima Tahun Penjara
Dong, seorang mantan pekerja gudang di Distrik Qingbaijiang, juga berterima kasih kepada Falun Gong karena telah memulihkan kesehatannya dan membangkitkan kembali harapan hidupnya.
Beberapa hari setelah penganiayaan dimulai pada 20 Juli 1999, perusahaan tempatnya bekerja memaksanya menulis sebuah pernyataan untuk melepaskan Falun Gong dan menyuruhnya berdiri di bawah terik matahari selama tiga hari.
Departemen Kepolisian Distrik Qingbaijiang pernah menculiknya dari rumah dan menahannya di Kantor Polisi Laodawan selama lebih dari sepuluh hari.
Dia ditangkap pada tanggal 8 Maret 2000, ketika sedang melakukan latihan Falun Gong di taman. Dia dibebaskan satu bulan kemudian, namun ditangkap tiga kali lagi pada tahun itu, antara bulan April dan Juli, juga karena melakukan latihan Falun Gong di depan umum. Kantor Polisi Hongyang bertanggung jawab atas penangkapannya. Mereka membawanya ke pusat pencucian otak setelah menangkapnya pada tanggal 27 Juli 2000. Dia ditahan di sana selama satu hari dan diperas 300 yuan.
Pada akhir September 2000, Dong dan seorang praktisi lainnya, Chen Guijun [wanita] pergi ke Kabupaten Zizhong untuk menyebarkan materi informasi Falun Gong. Biro Keamanan Publik Provinsi Sichuan menganggap ini sebagai kasus besar dan memerintahkan polisi setempat untuk menangkap mereka. Dong terpaksa tinggal jauh dari rumah. Chen juga berhasil melarikan diri tetapi dia ditangkap lagi pada tahun 2003 dan dijatuhi hukuman 9 tahun. Dia disiksa sampai mati pada 21 Desember 2003, pada usia 59 tahun.
Dong ditangkap lagi pada tanggal 23 Januari 2001 ketika sedang menyebarkan materi informasi Falun Gong di Kabupaten Xindu. Petugas yang menangkapnya dari Departemen Kepolisian Kabupaten Xindu menyita ponselnya, uang tunai sebesar 700 yuan, dan tasnya. Mereka membawanya ke Pusat Penahanan Kabupaten Xindu, di mana ia dipaksa melakukan kerja paksa tanpa bayaran. Dia melakukan mogok makan sebagai bentuk protes dan diberi makan secara paksa. Para penjaga juga menyiramkan air kotor dan dingin kepadanya.
Setelah 11 bulan di pusat penahanan, Dong diberi hukuman kerja paksa selama satu setengah tahun dan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Wanita Nanmusi di Kabupaten Zizhong. Dia tidak diperbolehkan tidur dan kesehatannya dengan cepat memburuk. Para penjaga membawanya ke rumah sakit dan keluarganya menggunakan koneksi mereka untuk memindahkannya ke rumah sakit yang lebih baik di Kota Chengdu. Mereka kemudian membebaskannya dengan pembebasan bersyarat medis.
Dong ditangkap lagi pada tanggal 14 April 2003. Dia mencoba melarikan diri pada malam itu dengan melompat keluar dari jendela lantai dua di kantor polisi, tetapi akhirnya pinggulnya patah dan tulang punggungnya retak. Polisi membawanya ke rumah sakit polisi dan menjalani operasi. Satu minggu kemudian, dia melakukan mogok makan dan menuntut pembebasan segera. Rumah sakit memasukkan selang makanan ke dalam hidungnya sekali sehari. Hidungnya berdarah tetapi para dokter tetap memasukkan selang makanan.
Kurang dari dua bulan setelah operasi, Dong dipindahkan ke Pusat Penahanan Distrik Qingbaijiang, saat itu ia masih belum bisa berdiri atau berjalan. Kakinya terasa sangat sakit, seolah-olah ada banyak hal menusuknya. Dia tidak bisa mengendalikan diri dan terus berteriak kesakitan. Dia harus minum obat tidur di malam hari agar tidak mengganggu tidur orang lain.
Sekitar bulan Maret 2004, Dong dibawa ke ruang sidang untuk menghadapi persidangan. Dia dijatuhi hukuman lima tahun. Keluarganya berhasil membebaskannya dengan pembebasan bersyarat medis.
Ketika dia berada di rumah sakit polisi, setiap tiga hari, petugas dari Departemen Kepolisian Distrik Qingbaijiang mendatangi rumah yang ditinggali bersama orang tuanya untuk menekan mereka agar membayar biaya pengobatannya (sekitar 20.000 yuan). Orang tuanya tidak tahan dengan gangguan tersebut dan akhirnya membayar 5.000 yuan.
Polisi juga memaksa suami Dong untuk menceraikannya. Ibunya berjuang untuk merawatnya dan ayahnya, yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Dong kemudian pulih dari luka-lukanya dengan melakukan latihan Falun Gong.
Artikel Terkait: