(Minghui.org) Untuk pertama kalinya, seorang anggota parlemen India mengangkat masalah penganiayaan Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong dan Muslim Uighur di parlemen, dan menggambarkan situasi hak asasi manusia rezim komunis sebagai “sangat serius”.
Aneel Prasad Hegde, anggota majelis tinggi Parlemen India—Rajya Sabha—mengungkit kekejaman hak asasi manusia selama Sesi Musim Dingin Parlemen India pada tanggal 5 Desember di New Delhi. Ia mendesak pemerintah untuk memulai kampanye untuk membantu menghentikan kekejaman yang sedang berlangsung.
Hegde berbicara tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT)
Ruangan Rajya Sabha (Wikimedia)
Hegde adalah anggota Partai Janata Dal [Persatuan] dan terpilih menjadi anggota majelis tinggi Parlemen India pada Mei 2022, mewakili negara bagian Bihar. Saat menyampaikan pidatonya tentang diskusi jangka pendek mengenai situasi ekonomi India. Hegde berkata: “Jutaan orang, termasuk praktisi Falun Dafa [dan] Muslim Uighur di Xinjiang menjadi sasaran kerja paksa di penjara Tiongkok.”
“Karena pelanggaran hak asasi manusia, undang-undang ketenagakerjaan, dan undang-undang lingkungan hidup, tetangga kita mampu memproduksi barang-barang murah, sehingga membuat kita kurang kompetitif. Perdagangan organ ilegal terhadap tahanan yang tidak bersalah seperti Falun Gong (juga disebut Dafa) [dan] Muslim Uighur [adalah] bisnis yang berkembang subur di sana.”
Ia kemudian berbicara dengan koresponden Minghui.org, dan berbagi pandangannya mengenai krisis hak asasi manusia di Tiongkok. Ia juga menyebutkan bagaimana hal ini berdampak pada dunia dan perekonomian India. Ia mengatakan bahwa ia telah menganjurkan hak asasi manusia sepanjang karirnya. Yang paling penting, ia membawakan pelanggaran yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) kepada rekan-rekan anggota parlemennya.
Hegde berkata: “Sebagai orang yang prihatin dengan pelanggaran hak asasi manusia, saya gagal dalam tugas, jika saya tidak berbicara tentang pengambilan organ paksa di Tiongkok dari praktisi Falun Gong, dan Muslim Uighur, yang merupakan perdagangan yang berkembang pesat di Tiongkok.”
“Mayoritas pembuat undang-undang [dan] anggota parlemen kita sendiri tidak mengetahui poin-poin yang saya sampaikan. Setelah saya berbicara, banyak orang bertanya kepada saya tentang Falun Dafa dan Uighur.”
Ia mengatakan bahwa praktisi Falun Gong dan Muslim Uighur yang dipenjarakan di penjara Tiongkok dipaksa melakukan pekerjaan buruh intensif yang memungkinkan Tiongkok “memproduksi barang-barang murah,” oleh karena itu sektor manufaktur India menderita.
Hegde pertama kali mengetahui Falun Dafa pada awal tahun 2000-an, ketika latihan ini baru saja diperkenalkan di India oleh beberapa praktisi luar negeri. Ia mengatakan ia masih berhubungan dengan beberapa praktisi yang ia temui beberapa tahun lalu.
Praktisi Falun Dafa India di Nagpur melakukan latihan.
Siswa dari Kepulauan Andarman dan Nikobar belajar latihan.
Baru-baru ini, praktisi Falun Gong India telah berusaha untuk mengangkat masalah penganiayaan yang sedang terjadi di Tiongkok kepada para anggota parlemen negara tersebut, dan mereka telah bertemu dengan Hegde beberapa kali.
Salah satu praktisi yang telah cukup lama berhubungan dengan Hegde bertemu dengannya secara pribadi pada bulan September 2023 di New Delhi. Mereka berbicara secara rinci tentang penganiayaan dan pengambilan organ. Anggota parlemen mengatakan kepada praktisi bahwa jika mereka tidak segera mengambil tindakan, mereka mungkin akan tetap melakukan aksi damai dan membicarakan hal ini bahkan setelah 20 tahun berikutnya.
Menegaskan dukungan dari orang-orang yang punya hati di seluruh dunia, Hegde mengatakan bahwa para anggota parlemen dan orang-orang dari seluruh dunia harus bersatu untuk menghentikan ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan di Tiongkok selama lebih dari dua dekade.
Ia berkata: “Saya mengucapkan selamat kepada semua orang di seluruh dunia yang mendukung perjuangan Falun Gong dan Uighur. Saya mendukung orang-orang di berbagai parlemen dan semua orang dimanapun mereka berbicara [mendukung Falun Dafa]. Saya mengucapkan selamat kepada semua orang itu. Pertahankan dan perjuangkan secara konsisten untuk pemulihan hak asasi manusia di Tiongkok dan di seluruh dunia.”
“Apa pun yang terjadi di Tiongkok, pelanggaran hak asasi manusia sangatlah parah, dan dunia sama sekali tidak akan mendengar hal ini [jika masyarakat tidak menunjukkan dukungannya]. Jadi, saya menghimbau sekali lagi, kepada semua orang, anggota parlemen, dan pembuat undang-undang di seluruh dunia agar terus mengangkat isu-isu ini.”
Hedge berharap dalam waktu dekat dunia kita akan bebas dari kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ia mengatakan: “Saya optimis, pada suatu hari pelanggaran hak asasi manusia ini akan segera berhenti, dan masyarakat seperti itu akan segera terbentuk di mana semua orang bisa hidup bahagia.”