Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Praktisi Muda Dafa: Pengalaman Saya Menyingkirkan Keterikatan

5 Des. 2023 |   Oleh praktisi muda Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi muda Falun Dafa yang telah belajar Fa bersama orang tua saya sejak saya masih kecil. Selama bertahun-tahun, saya telah menjadi dewasa dan memahami makna yang lebih dalam dari Dafa serta menyadari beberapa prinsip, dibandingkan hanya belajar Fa secara dangkal.

Saya mencari ke dalam dan menemukan beberapa keterikatan dan kemudian memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkannya. Saya ingin berbagi pengalaman saya melenyapkan keterikatan.

Menyingkirkan Keterikatan pada Nama dan Keuntungan

Ayah saya meninggal ketika saya berumur 12 tahun. Nenek dan kakek dari pihak ayah saya menuntut bagian yang jauh lebih besar atas properti dan harta miliknya daripada yang seharusnya mereka miliki. Ibu saya meminta pendapat saya saat itu dan kami berbagi pemikiran berdasarkan Fa. Saya tidak mempunyai banyak konsep tentang uang pada saat itu dan satu-satunya pemikiran yang muncul di benak saya adalah, “Mengapa mereka menginginkan begitu banyak uang?”

Satu bagian dari ceramah Guru muncul di benak saya,

“Selaku seorang praktisi Gong bagaimana sikap kita terhadap masalah kehilangan dan memperoleh ini? Ini berbeda dengan manusia biasa, yang ingin diperoleh manusia biasa adalah kepentingan pribadi, bagaimana dapat hidup dengan baik, hidup dengan nyaman.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya hanya mengerti sedikit tentang prinsip-prinsip Dafa, jadi saya setuju kakek dan nenek saya mengambil bagian yang lebih besar dari harta milik ayah saya. Bertahun-tahun kemudian, kejadian ini terulang kembali dalam pikiran saya dan memancing keterikatan saya pada nama dan keuntungan, dan saya memupuk kebencian terhadap kakek dan nenek saya. Saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan dan menyangkal keterikatan ini, dan seiring berjalannya waktu saya merasakan substansi buruk ini perlahan-lahan dilenyapkan.

Saya perlahan-lahan menjadi terikat pada uang seiring bertambahnya usia. Saat ini saya adalah seorang siswa SMA dan mempunyai tugas sekolah yang berat. Saya perlu mempertimbangkan hubungan saya dengan guru dan teman sekelas saya. Saya pernah mempunyai sekotak kertas tisu di meja saya, dan beberapa teman sekelas saya mengambil satu, enam, atau tujuh tisu sekaligus.

Bahkan guru saya datang dan mengambil tisu saya. Saya hampir tidak punya apa-apa lagi untuk diri sendiri. Saya merasa ini tidak adil dan berpikir, “Mengapa semua orang menggunakan tisu saya? Saya di sini bukan untuk melayani semua orang.” Saya memutuskan untuk memasukkan tisu ke dalam ransel saya dan hanya mengeluarkannya ketika teman sekelas saya atau saya membutuhkannya.

Saya hanya berbagi beberapa jajanan favorit saya dengan teman sekelas yang duduk di dekat saya. Jika saya membagikan camilan itu lebih jauh lagi, hampir tidak ada lagi yang tersisa saat camilan itu kembali kepada saya. Jadi saya hanya berbagi jajan dengan teman sekelas yang duduk dekat dengan saya.

Saya juga memperhatikan penawaran dan diskon saat berbelanja di ponsel saya. Saya tidak akan pernah melakukan hal seperti ini ketika saya masih muda. Saya menutupi keterikatan saya pada nama dan keuntungan dengan menggunakan alasan tidak ingin ibu saya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Saya bisa melihat perubahan dalam diri saya dan bagaimana saya menjadi lebih terikat pada keuntungan dan kerugian uang. Saya bertekad untuk melenyapkan keterikatan ini dengan memancarkan pikiran lurus. Saya mulai mematuhi permintaan Guru dengan melepaskan keterikatan saya pada nama dan keuntungan serta tidak sengaja menyembunyikan tisu atau makanan ringan.

Menghilangkan Pikiran Negatif

Saya selalu menikmati koreografi dan akting. Banyak adegan dari berbagai acara dan plot muncul di benak saya, dan saya membayangkan diri saya sebagai bagian di dalamnya dan terkadang bahkan hal-hal negatif. Saya mulai menikmatinya, dan karena saya tidak pernah membaginya dengan orang dewasa mana pun, pola pikir ini masih bertahan hingga hari ini.

Kami mulai mengadakan kelas virtual ketika virus PKT (pandemi COVID-19) merebak. Saya mulai melihat banyak teman sekelas mengambil cuti karena tertular virus. Pada suatu saat, sekitar 20 orang di kelas saya tidak hadir. Saya mulai merasa tidak nyaman dan gugup karena tertular virus itu sendiri.

Seorang anggota keluarga mulai mengalami demam beberapa hari kemudian dan saya semakin cemas. Meskipun saya menyangkal pikiran ini dengan pikiran lurus, saya tetap khawatir. Saya mulai demam keesokan harinya. Saya dan ibu mulai memancarkan pikiran lurus untuk menghilangkan ilusi penyakit. Jika saya menyelaraskan diri sesuai dengan Fa dan menyangkal pikiran buruk, saya tidak akan terkena demam.

Saya juga punya pemikiran aneh tentang terluka. Saya terjatuh dari tangga pada suatu pagi, dua hari sebelum pertandingan olah raga sekolah saya. Lutut saya memar dan sulit bagi saya untuk membungkuk. Saya tidak mempedulikan memar-memar itu karena saya pikir itu tidak akan menghalangi pertandingan olah raga.

Namun, saya menginjak sepatu teman sekelas saya pada sore yang sama dan pergelangan kaki saya terkilir. Saya tidak bisa berjalan dengan normal dan menjadi marah serta khawatir. Ternyata semuanya sudah diatur agar saya terluka sebelum pertandingan olah raga. Saya meminta bantuan Guru dan sepenuhnya melenyapkan pesan-pesan negatif dalam pikiran saya.

Kaki saya pulih tepat sebelum pertandingan olah raga ini berkat perlindungan belas kasih Guru. Cedera itu tidak mempengaruhi partisipasi saya dan saya mencapai hasil yang baik. Kekuatan lama sangat licik Pesan-pesan negatif sering kali terlintas di benak seseorang dalam sekejap.

Sangatlah penting bagi kita untuk menangkap pemikiran-pemikiran ini dan membersihkannya tepat pada waktunya sehingga kita tidak memberikan kesempatan kepada kekuatan lama untuk ikut campur.

Mengikuti Fa dengan Pikiran dan Tindakan Lurus

Saya bergabung dengan orkestra tiup sekolah ketika saya masih di sekolah dasar. Guru menganugerahi saya bakat, jadi saya melewati keterampilan tingkat sepuluh ketika saya masih di sekolah menengah. Guru saya menghargai bakat sayadan memberi tahu ibu bahwa saya akan diberi tempat di sekolah menengah bergengsi jika kami membayar biaya yang sesuai. Ini adalah kesempatan besar bagi siswa mana pun. Namun, saya merasa ini adalah ujian bagi saya.

Guru berkata:

“Dapat dikatakan juga, ketika kehidupannya sampai pada suatu bagian, apa yang semestinya dilakukan, semua sudah ada di situ. Siapa yang mengatur seluruh kehidupannya ini? Sangat nyata sekali, adalah kehidupan tingkat lebih tinggi yang mengatur urusan ini. Misalnya, kita berada di tengah masyarakat manusia biasa, setelah dia dilahirkan, dalam rumah tersebut akan ada dia, di sekolah ada dia, atau setelah meningkat dewasa di tempat kerja ada dia, lewat pekerjaannya akan terjalin dengan berbagai aspek relasi dalam masyarakat, berarti juga segenap tatanan masyarakat sudah diatur sedemikian rupa.” (Ceramah 7, Zhuan Falun)

“Oleh karena itulah di dalam Xiulian setiap kali diajarkan untuk mengikuti keadaan secara wajar, demikianlah prinsipnya. Karena lewat usaha anda yang dilakukan dengan gigih, niscaya dapat mencelakakan orang lain. Sesuatu yang semula memang tidak ada dalam kehidupan anda, di dalam masyarakat sesuatu yang sebenarnya milik orang lain, namun telah anda miliki, maka anda jadi berutang pada orang lain..” (Ceramah 2, Zhuan Falun)

Saya menyadari prinsip mengikuti jalannya alam. Saya akan melakukan yang terbaik untuk bersekolah di sekolah menengah yang telah diatur Guru untuk saya.

Di atas adalah beberapa pengalaman kultivasi saya baru-baru ini. Mohon tunjukkan apa pun yang tidak sejalan dengan Fa.