(Minghui.org) Ketika ujian masuk perguruan tinggi dilanjutkan di Tiongkok pada tahun 1977, saya berhasil diterima di sebuah perguruan tinggi di ibu kota provinsi dan pindah ke sana dari kampung halaman saya di pedesaan. Setelah lulus, saya mendapat pekerjaan yang diimpikan orang-orang, di salah satu perusahaan milik negara terbesar di Tiongkok. Saya berteman dengan seorang kolega yang lebih tua yang bekerja di lembaga penelitian yang sama dan diperkenalkan dengan adik laki-lakinya. Saya menikah dengan adiknya beberapa waktu kemudian.
Sifat Manusia yang berubah-ubah
Pernikahan saya menjadi tidak harmonis tidak lama setelah putri saya lahir. Saya kehilangan banyak darah akibat pendarahan pasca melahirkan dan sangat lemah. Teman saya di rumah adalah ayah mertua yang seorang tunarungu berusia lebih dari 70 tahun serta ibu mertua yang cacat fisik. Bongkahan es tebal tergantung di dinding rumah kecil kami. Saya berbaring di tempat tidur, kedinginan dan kelaparan, menantikan semangkuk bubur panas dari suami saya, atau bantuannya untuk mengurus anak kami. Namun begitu dia kembali ke rumah, kakak ipar saya memaksanya untuk mulai belajar teks bahasa Jepang.
Saya mulai mengalami kondisi ginekologi yang parah setelah keguguran kedua. Nanah dan darah keluar dari tubuh bagian bawah saya. Saya sering mengalami pusing, rematik dengan nyeri yang sangat parah, saya harus mengambil cuti kerja setiap musim semi. Saya menderita masalah ginjal parah yang mengakibatkan kepala saya bengkak, nyeri di dada dan punggung, dan radang usus besar yang membuat saya berguling-guling di tempat tidur karena sakit perut yang parah. Gendang telinga saya pecah, mengakibatkan tinnitus yang parah. Untuk menghindari penurunan kemampuan pendengaran saya lebih lanjut, dokter menyarankan agar saya menjalani operasi. Saya memutuskan lebih baik mati daripada menjalani prosedur ini, karena akan mengakibatkan cacat permanen. Karena tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, saya perlahan-lahan menderita insomnia kronis.
Meskipun saya menderita, suami tercinta mengabaikan saya dan hanya mengerjakan urusannya sendiri, bersenandung sendiri seolah-olah tidak ada yang salah. Selama periode ini, beberapa kenalan meyakinkan saya untuk pindah ke sekte Kristen tertentu. Hal ini tidak hanya gagal menyembuhkan tubuh saya, tetapi juga membuat saya kerasukan roh, yang memperburuk kondisi saya.
Tempat kerja kami kemudian memberi kami sebuah apartemen kecil di lantai dua tanpa toilet. Kakak ipar saya buru-buru meninggalkan orang tuanya di rumah saya dan pergi tanpa memberi salam. Saya terpaksa menjadi pengasuh kedua orang tua yang sudah berusia 80-an sambil menjalankan karier, mengasuh anak, dan mengerjakan tugas rumah tangga termasuk berbelanja, mencuci, memasak, dan bersih-bersih. Sementara itu, suami saya terus mengabaikan penderitaan saya, datang dan pergi sesuka hati. Setiap kali saya mulai bertengkar dengannya, dia akan melakukan perjalanan bisnis untuk menghindari saya.
Bertekad untuk Menunjukkan bahwa Saya Bisa Menjalani Kehidupan yang Baik
Suami saya mati-matian mengejar saya sebelum menikah namun memilih untuk mengabaikan saya setelahnya. Perubahan sikapnya yang tiba-tiba membuat saya bingung. Kemudian, beberapa kejadian berturut-turut menyadarkan saya bahwa perlakuan dinginnya adalah karena saya telah melahirkan seorang anak perempuan. Bukankah ini terdengar konyol? Namun inilah kenyataannya.
Suatu ketika kami sedang bertengkar, kami kebetulan bertemu dengan adik ipar saya. Sambil berdiri di hadapan saya, dia menasihati suami saya, “Bagaimana kamu bisa terus seperti ini? Ceraikan saja dia! Kakak akan mengenalkanmu pada istri lain yang bisa memberimu bayi laki-laki.”
Saat itulah saya menyadari tujuannya memperlakukan saya dengan buruk. Jika saya mengambil inisiatif untuk mengajukan gugatan cerai, dia akan mempertahankan reputasi baiknya sebagai pria yang berbakti pada keluarganya, sekaligus mencapai tujuannya untuk mendapatkan istri baru. Saya kehilangan semua harapan. Sekalipun saya menjadi gila atau bunuh diri, tak seorang pun akan mengasihani saya.
Setelah berpikir untuk beberapa waktu, saya mengirim putri saya untuk tinggal bersama ibu saya, sebelum memulai perjalanan bisnis untuk bersantai dan mendapatkan perspektif lain. Saya merasa jauh lebih baik setelahnya.
Setelah saya kembali, saya bekerja sama dengan beberapa staf senior dalam sebuah proyek penelitian ilmiah yang menjawab kebutuhan yang belum terpenuhi di negara tersebut. Disertasi saya terpilih untuk diterbitkan di jurnal nasional dan menimbulkan kegemparan di komunitas ilmiah dan teknologi. Pada masa itu, adalah hal yang lumrah bagi para ilmuwan untuk menghabiskan hidup mereka dengan bekerja keras dalam penelitian mereka namun gagal untuk mempublikasikan satu makalah pun di jurnal provinsi mana pun. Saya diwawancarai di televisi, diperkenalkan oleh stasiun radio dan bahkan disebutkan di surat kabar. Sebagai pengakuan atas pekerjaan saya, saya dipromosikan, menerima gelar profesional, diberi kenaikan gaji, dan diberi apartemen baru. Perusahaan kecil dan menengah yang berlokasi di Selatan bahkan menawari saya gaji yang lebih tinggi jika saya menerima tawaran pekerjaan mereka. Saya menjadi sasaran kecemburuan banyak orang saat itu.
Kesuksesan ini tidak banyak membantu menutupi trauma pernikahan saya yang tidak bahagia. Pada awal tahun 1990-an, kegemaran seni tari merebak di masyarakat. Perusahaan kami mulai menyelenggarakan kompetisi dansa ballroom tahunan. Karena hasil kompetisi dikaitkan dengan bonus gaji tertentu, maka pimpinan setiap unit kerja sangat mementingkan hal tersebut.
Saya bertekad untuk membuktikan kepada suami saya bahwa saya mampu unggul dalam penelitian ilmiah dan seni tari. Ini memotivasi saya untuk menyempurnakan seni saya. Tahun itu, unit kerja saya memenangkan kejuaraan, dan saya menjadi terkenal di seluruh kota dan wilayah. Meski begitu, hanya sedikit ahli ilmiah yang tertarik pada seni tari, dan bahkan lebih sedikit lagi yang memiliki keinginan untuk mengembangkan keahlian mereka seperti saya. Saya menemukan hal ini setelah melakukan perjalanan bisnis ke Beijing, Shanghai, dan kota-kota besar lainnya, di mana keterampilan menari saya yang luar biasa tetap tak tertandingi.
Dokter Spesialis Rumah Sakit Provinsi: “Kondisi Anak Ini Belum Ada Obatnya”
Saat kehidupan mulai membaik, putri saya terserang demam tinggi setelah overdosis obat, dan hal itu menyebabkan kerusakan parah pada otot jantungnya. Saya menunda hobi menari saya dan memulai misi untuk menemukan kesembuhan untuknya. Kami mengunjungi spesialis demi spesialis seiring berlalunya waktu.
Akhirnya, seorang dokter spesialis Rumah Sakit Provinsi bertanya kepada saya, “Berapa umur anda?” Saya terkejut, “Mengapa anda menanyakan pertanyaan seperti itu?” Dia menjawab, “Saya tidak akan berbohong kepada anda. Jangan datang ke sini lagi. Kondisi anak ini belum ada obatnya. Dia hanya bisa mengandalkan kemampuan imun tubuh bawaannya untuk bisa membuat kondisinya membaik. Dengan diagnosis yang saya berikan kepada anda, anda dapat dengan mudah mendapatkan izin negara untuk mengandung anak kedua tanpa membayar biaya apa pun.”
Saat itu, sepasang suami istri harus mengeluarkan uang 80.000 hingga 100.000 yuan untuk mendapatkan izin memiliki anak kedua. Meski begitu, kita juga harus bergantung pada koneksi dengan orang-orang yang bisa memfasilitasi proses untuk mendapatkan izin negara. Bahkan kecacatan pada anak pertama pun tidak menjamin keberhasilan permohonan, karena bergantung pada tingkat kecacatan anak tersebut. Mengetahui bahwa permohonan saya untuk memiliki anak kedua akan dikabulkan secara langsung membuat saya merasa takut. Parahnya kondisi putri saya membuat saya sangat terpukul.
Saya merahasiakan kondisi putri saya dari semua orang, termasuk suami saya. Suami saya sejak awal mengharapkan anak laki-laki, bukan anak perempuan. Karena putri saya sakit parah, suami saya bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menceraikan saya. Dan jika hal ini diketahui secara luas, putri saya tidak akan memiliki prospek untuk menikah. Saya hanya bisa menyimpan rahasia ini untuk diri saya sendiri.
Hati saya sedih saat melihat wajah putri saya yang kemerahan dan tembem berubah pucat dan kurus. Berat badannya mulai turun, dan sulit baginya untuk menaiki tangga. Staminanya mulai berkurang, dan dia hampir tidak bisa bertahan di akhir setiap kelas yang berdurasi empat puluh lima menit.
Ketika kesehatannya berada pada puncaknya, putri saya unggul dalam kegiatan olahraga dan budaya. Dia berlari keluar rumah setiap musim semi, mengagumi bulan di musim gugur, berenang setiap musim panas, dan bermain ski setiap musim dingin. Ketika kondisi fisiknya memburuk, orang-orang mulai memperhatikan dan menanyakan kabarnya. Saya hanya bisa diam.
Kekhawatiran terhadap putri saya menyebabkan saya kehilangan nafsu makan dan kurang tidur. Akhirnya, berbagai penyakit saya, termasuk insomnia dan depresi, kambuh lagi. Menghadapi pernikahan yang tidak bahagia dan anak yang sakit parah, saya terus memikirkan cara untuk meninggalkan dunia ini dengan bermartabat.
Falun Dafa Menyelamatkan Saya dan Anak Saya
Suatu hari di awal tahun 1990-an, saya bertemu dengan saudara perempuan tetangga saya dan bertanya, “Saya sudah lama tidak bertemu denganmu. Apakah kamu masih menari?” Dia menjawab, “Saya tidak menari lagi. Saya mengunjungi putri saya di Beijing dan mempelajari Falun Gong. Saya berada dalam semangat yang jauh lebih baik sekarang. Juga tanpa menerima perawatan medis apa pun, semua penyakit saya sembuh.” Saya terkejut dan bertanya, “Benarkah? Jika keajaiban seperti itu memang ada, mengapa hal itu tidak diberitakan di TV?” Dia menjelaskan, “Meskipun latihan ini bagus, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Buddha hanya bisa menyelamatkan mereka yang memiliki takdir pertemuan. Mungkin takdir pertemuan anda memungkinkan anda mendengar tentang Dafa hari ini. Selain itu, seluruh keluarga akan diberkati meskipun hanya satu orang yang melakukan latihan.” Saya buru-buru bertanya, “Jika saya berlatih, anak saya juga akan mendapat manfaat?” Dia menjawab, “Itu pasti!”
Saya mulai berlatih Falun Dafa.
Setelah beberapa waktu berlatih, semangat saya meningkat, tinitus saya hilang, pembengkakan pada kelenjar tiroid saya mereda dan kemudian hilang, dan saya mulai makan dan tidur nyenyak.
Kesehatan saya meningkat pesat, mengipasi api harapan. Nyawa putri saya bisa diselamatkan! Ketika liburan musim panas tiba, saya memutar rekaman audio ceramah Guru Li (pencipta Falun Dafa) sementara putri saya mendengarkan dengan penuh perhatian.
Setelah itu, saya membawa putri saya ke tempat latihan Falun Dafa. Meskipun dia pingsan saat pertama kali mencoba perangkat latihan kedua, saya tahu Guru sedang memurnikan tubuhnya dan saya tetap tenang. Setelah sekitar dua minggu, kami kembali ke tempat latihan, di mana putri saya muntah setelah melakukan posisi memeluk roda. Setelah itu, nafsu makannya kembali pulih dan kulitnya menjadi cerah, berat badannya bertambah, dan dia mampu menaiki tangga dengan mudah. Saat pemeriksaan fisik setelah dia lulus sekolah dasar, dokter berkomentar, “Jantungmu sama sehatnya dengan bayi yang baru lahir.” Guru telah menyelamatkan hidup kami berdua!
Bagaimana Zhuan Falun Mengatasi Keterbatasan Saya yang Tersisa
Buku Zhuan Falun membantu menjawab banyak pertanyaan saya tentang kehidupan. Dari manakah kita berasal dan apa tujuan akhir kita? Mengapa manusia harus menderita penyakit dan kesakitan? Isi Zhuan Falun memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Ketika keraguan saya yang tersisa hilang, berbagai penyakit saya secara spontan lenyap.
Saya dulu percaya bahwa keadaan dan kemampuan saya akan memungkinkan saya memperoleh semua yang saya inginkan dalam hidup. Saya tidak menginginkan apa pun dan menjalani hidup saya dalam kebahagiaan. Namun, mendobrak kesenjangan antara kenyataan dan kehidupan ideal saya tampaknya mustahil. Semakin saya menolak, semakin buruk hasilnya. Bagaimana ini bisa terjadi?
Guru mengatakan hal berikut tentang hubungan de (kebajikan) dengan situasi kehidupan seseorang,
“Dalam agama Buddha menyinggung tentang pembalasan karma yang bergilir, dia mengatur berdasarkan karma anda, betapa pun besar kemampuan anda, jika anda tidak memiliki De, mungkin dalam seluruh kehidupan anda tidak akan punya apa pun. Anda melihat dia apa pun tidak mampu, namun dia memiliki De yang besar, dia akan jadi pejabat tinggi, jadi kaya raya. Manusia biasa tidak mampu melihat aspek ini, dia selalu merasa dirinya layak mendapatkan pekerjaan yang sepadan, yang memang pantas dia lakukan. Oleh karena itu, sepanjang hidupnya selalu saling bersaing dan bertengkar, hati ini mengalami luka parah, merasa sangat menderita, sangat letih, dalam hati selalu tidak seimbang. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, merasa putus asa, sampai usia tua, mengakibatkan sekujur tubuh sendiri jadi tidak keruan, dilanda segala penyakit.” (Ceramah 7, Zhuan Falun)
Ketika saya pertama kali membaca paragraf ini pada jam 2 pagi, saya membungkus diri saya dalam selimut dan menangis, meredam suara saya agar tidak mengganggu orang lain. Hingga saat itu, hidup saya dipenuhi dengan ketidakpuasan dan kemarahan, saat saya berjuang untuk mendapatkan keuntungan materi. Atas semua keringat dan kerja keras saya, saya tidak mendapat imbalan apa pun dan bahkan nyaris kehilangan nyawa. Saya menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang dapat saya salahkan kecuali kurangnya kebajikan saya sendiri.
Menghasilkan banyak karma di kehidupan sebelumnya akan menghabiskan kebajikan yang tersisa di kehidupan selanjutnya. Tanpa De yang cukup, seseorang akan menderita lebih banyak. Mengapa semakin seseorang menolak, semakin buruk situasinya? Setelah belajar Fa, saya menyadari kesengsaraan ini adalah cara orang-orang membayar utangnya. Jika orang tersebut memilih untuk berkelahi dengan orang lain, karma mereka yang ada akan dipertahankan, dengan karma baru yang dihasilkan di atas karma lama. Jika orang tersebut bersikeras untuk menempuh jalan ini, kondisinya akan memburuk hingga jiwanya menghadapi kehancuran total. Sejak hari itu, saya tidak lagi bertengkar dengan orang lain atau mengeluh tentang ketidakadilan dalam hidup saya. Saya tahu alasan mendasarnya adalah kurangnya kebajikan saya sendiri.
Saya dulu memikirkan keadaan pernikahan saya. Saya menikah dengan pria seperti itu, apakah karena keahliannya dalam menipu atau karena IQ saya yang rendah? Atau apakah ini hanya kehendak Tuhan? Saya telah menurunkan kedudukan saya dan menikah. Meskipun saya tidak berharap akan dilayani, tapi setidaknya tidak ada ruang untuk perlakuan tidak baik terhadap pasangan, bukan? Misteri di balik pernikahan yang tidak bahagia juga menjadi akar penyebab berbagai penyakit saya.
Melalui belajar Fa, saya mulai menyadari kebenaran. Baik kemampuan suami yang menipu saya maupun IQ saya yang rendah tidak bisa disalahkan. Sebaliknya, takdir mempertemukan kami. Suami saya dan saya ditakdirkan untuk memiliki hubungan yang sengit. Meskipun saya sangat menderita di tangannya selama hidup ini, saya mungkin memperlakukannya lebih buruk di masa lalu. Pembalasan seperti itu hanya bisa dianggap adil! Sebaliknya, keadaan takdir pertemuan mereka berarti suami saya dan kakak perempuannya dapat menikmati hubungan yang harmonis.
Dulu, setiap kali melihat suami saya dan saudara perempuannya berbicara, saya akan marah dan melontarkan kata-kata kasar. “Kita adalah suami istri, namun kamu lebih dekat dengan saudara perempuanmu sendiri. Apakah ini suatu bentuk penyimpangan? Kamu seharusnya menikmati hidup bersamanya, daripada menikah dengan saya.” Setelah belajar Dafa, saya menyadari tindakan saya disebabkan oleh rasa iri hati, sebuah keterikatan utama yang harus disingkirkan oleh para kultivator.
Setelah itu, saya berhenti membenci hubungan dekat yang dimiliki suami saya dengan kakak perempuannya. Hubungan kami mulai membaik, dan saya merasa lebih santai.
Terlahir Kembali ke Kehidupan Baru
Setelah mengenal Falun Dafa, saya bersumpah untuk menghayati penyelamatan belas kasih Guru dan berkultivasi hingga mencapai kesempurnaan!
Salah satu tindakan pertama saya sebagai seorang kultivator adalah mengembalikan beberapa ribu yuan kepada suami saya, dan mengakui, “Saya berlatih Sejati-Baik-Sabar. Saya salah menyembunyikan sejumlah uang ini darimu.” Pada masa-masa awal, gaji bulanan kami hanya mencapai beberapa ratus yuan, jadi beberapa puluh ribu yuan adalah jumlah yang signifikan.
Setelah berkultivasi Dafa, saya menghentikan hobi menari saya. Sebagai gantinya, saya memulai rutinitas sederhana, bepergian secara konsisten antara rumah, tempat kerja, dan pasar untuk membeli bahan makanan. Apa pun waktu luang yang saya miliki, saya habiskan untuk belajar Fa dan berlatih gerakan.
Sebelum berlatih Falun Gong, saya membantu memproses sertifikat kualifikasi untuk pekerja senior dan teknisi di perusahaan kami. Pekerjaan sederhana namun menguntungkan secara finansial ini didambakan oleh banyak orang di tempat kerja saya. Namun segera setelah saya mulai berlatih Dafa, atasan saya meminta saya menyerahkan pekerjaan ini kepada seorang kolega, dan bahkan menginstruksikan saya untuk mengajarinya sehingga dia dapat melakukan tugas baru ini dengan baik.
Saya awalnya bingung. Setelah belajar Fa lebih lanjut, saya menyadari bahwa para kultivator tidak boleh pilih-pilih dan sebaliknya melakukan apa pun yang diperintahkan atasan mereka. Belakangan saya paham, meski tugas ini memberi imbalan besar, namun landasannya mengandung unsur penipuan. Untuk mencegah akumulasi karma lebih lanjut, Guru pasti telah mengatur agar saya berhenti melakukannya.
Saya biasa mengajar kelas malam di sebuah sekolah, mendapat penghasilan tujuh yuan untuk setiap kelas yang saya ajar. Saya akan mengajar tiga kelas setiap malam dan mendapatkan dua puluh satu yuan, jumlah uang yang besar pada saat itu. Setelah saya mulai berkultivasi Dafa, gaji kami menurun dari lima yuan menjadi tiga yuan per kelas. Ketika jumlahnya mencapai jumlah satu yuan yang tidak masuk akal, saya mendapati diri saya tidak bisa duduk diam.
Rekan pengajar mendorong saya untuk bernegosiasi dengan atasan kami. Namun begitu saya membuka pintu ke kantor kepala sekolah, pikiran saya menjadi kosong, dan saya gagal mengingat masalah yang ingin dibicarakan. Saya kembali dengan tangan kosong dan bertanya kepada rekan-rekan saya, “Masalah apa yang harus saya kemukakan?” Rekan-rekan saya yang kaget berseru serempak, “Kita gagal! Apa yang terjadi dengan tekad anda sebelumnya?!”
Saya kemudian menyadari bahwa ini adalah petunjuk untuk memberikan kesempatan ini kepada orang lain yang membutuhkan. Keluarga saya tidak kekurangan sumber daya keuangan, dan saya dapat menggunakan waktu ini untuk belajar Fa dan berlatih gerakan. Sebelum berkultivasi Falun Dafa, saya tidak akan pernah menangani masalah dengan cara seperti ini, apalagi membiarkan siapa pun memperlakukan saya seperti ini.
Suatu malam di musim dingin, saya begitu asyik berdiskusi dengan rekan praktisi sehingga saya tidak bisa pulang ke rumah tepat waktu. Suami saya yang marah mengunci pintu depan, dan saya terpaksa menunggu di koridor yang sangat dingin. Setelah tengah malam, putri saya diam-diam membuka pintu dan mempersilakan saya masuk. Suami saya tergeletak di tempat tidur kami, jadi saya terpaksa tidur menyamping.
Keesokan paginya, dia memarahi saya, “Kamu memang hebat. Kamu diam saja saat saya memarahimu tadi malam, tapi jika kamu berani membalas ucapanku, saya akan menendangmu hingga jatuh ke tanah.” Saya tertawa dan pergi memasak sarapan.
Pada bulan April 1999, konferensi berbagi pengalaman berskala besar diadakan di wilayah kami. Saya naik ke atas panggung dan berbagi tentang pengalaman kultivasi saya, sambil menangis sejadi-jadinya. Tiga wanita lanjut usia yang bukan praktisi berada di antara penonton. Mereka berdiri di lorong, menyuarakan seruan secara berkala. Seorang rekan praktisi yang berdiri di samping mereka bertanya, “Ada apa?” Mereka menjawab, “Pembicara itu adalah istri pimpinan unit kerja kami. Dia telah banyak berubah!” Rekan praktisi bertanya, “Seperti apa dia sebelumnya?” Salah satu wanita tua mengatakan kepadanya, “Di masa lalu, tidak ada seorang pun yang bisa mendekatinya, karena dia memandang rendah semua orang. Dan dia memiliki keterampilan dan kemampuan yang luar biasa. Bagi dirinya yang telah banyak berubah, latihan ini luar biasa!”
Belas Kasih Guru yang Tak Terbatas Terhadap Keluarga Kami
Menurut suami saya, “Berkultivasi [Dafa] adalah keputusan terbaik yang kamu buat dalam hidupmu.” Jika bukan karena Falun Gong, kami sudah lama berpisah dan dia tidak akan memperoleh manfaat dari berada di keluarga seorang kultivator.
Pada tahun 1990an, gaji kami hanya beberapa ratus yuan sebulan. Meskipun demikian, suami saya menghabiskan lebih dari 2.000 yuan untuk membeli pemutar DVD terbaru untuk memfasilitasi upaya saya menyebarkan Fa ke luar. Pikiran lurusnya membantunya lolos tanpa cedera dari banyak kecelakaan mobil yang berpotensi fatal dan semakin meyakinkannya akan perlindungan yang ia nikmati dari para dewa dan Buddha.
Pada tahun 2000, provinsi kami menyatakan niat untuk memilih wakil walikota dari perusahaan kami. Dalam hal kualifikasi pendidikan, jenis kelamin, usia dan keahlian, persyaratannya sepertinya dibuat khusus untuk suami saya. Selain itu, orang yang dicalonkan tidak boleh menjadi anggota PKT. Semua orang mengira suami saya adalah kandidat yang tepat, namun karena saya menolak berhenti berlatih Falun Gong, suami saya tidak mendapat pekerjaan itu.
Bertahun-tahun kemudian ketika dia membicarakan masalah ini, saya bertanya kepadanya, “Apakah kamu menyesalinya?” Dia dengan tegas menjawab, “Tidak! Di permukaan, posisi tersebut memang membawa banyak keuntungan, namun juga membuat pemegang jabatan tersebut terkena godaan dan keburukan. Kecanduan judi dan pergaulan bebas akan merenggut nyawa saya. Sekarang, saya tidak kekurangan apa pun dan menjalani kehidupan yang riang dan nyaman. Ini yang saya inginkan!" Saya menjawab, “Kamu harus berterima kasih kepada Dafa karena telah melindungimu!” Suami saya tertawa sebagai jawabannya.
Putri saya lulus dari perguruan tinggi pada saat tidak banyak lapangan pekerjaan. Banyak lulusan perguruan tinggi baru mendapati diri mereka tidak mampu mendapatkan pekerjaan. Namun putri saya yang baru lulus berhasil mendapatkan pekerjaan di lembaga publik setempat yang memiliki reputasi baik. Posisi di sana sangat diminati sehingga seseorang harus menyuap walikota dengan sedikitnya 200.000 yuan agar bisa mendapat tempat. Fakta bahwa seseorang dari latar belakang biasa bisa mendapatkan pekerjaan di sana tanpa mengeluarkan satu sen pun untuk suap adalah hal yang tidak pernah terdengar sebelumnya. Seorang kerabat kami bahkan berkomentar, “Bahkan hal yang mustahil pun terjadi. Keluargamu benar-benar diberkati; mungkin itu ada hubungannya dengan keyakinan agamamu?”
Kata-kata tidak dapat menggambarkan rasa terima kasih saya kepada Guru karena telah menyelamatkan saya selama masa pelurusan Fa ini. Ini adalah berkat dan kehormatan bagi saya! Saya akan terus mengultivasi diri saya dengan baik dan menyebarkan kebaikan Falun Dafa sehingga lebih banyak orang yang memiliki takdir pertemuan mempunyai kesempatan untuk berkultivasi dan mencapai kesempurnaan