(Minghui.org) "Paru-paru putih" adalah istilah medis untuk pneumonia sedang atau berat yang muncul sebagai area putih besar di paru-paru pada rontgen atau CT scan. “Paru-paru putih” bermanifestasi sebagai fibrosis paru, yang merupakan masalah medis di seluruh dunia dan tidak dapat diubah. Tingkat kematian penyakit ini lebih tinggi daripada kanker tertentu.
Tidak ada obat untuk fibrosis paru, dan obat yang tersedia hanya dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit. Ketika fibrosis paru berkembang ke tahap tertentu, kegagalan pernapasan akan terjadi dan nyawa pasien dapat terancam.
Dalam lonjakan kasus COVID baru-baru ini di Tiongkok, sejumlah besar pasien ditemukan memiliki "paru-paru putih". Pakar medis menjelaskan bahwa infeksi virus di paru-paru menyebabkan fibrosis dan hipoksemia (tingkat oksigen dalam darah di bawah normal). Gejala tersebut tidak hanya muncul pada orang lanjut usia, tetapi juga pada mereka yang berusia 30-an atau 40-an. Banyak pasien “paru-paru putih” telah meninggal.
Namun, beberapa pasien dengan pneumonia berat (terlepas dari apakah disebabkan oleh COVID) cukup beruntung untuk mendapatkan kembali kesehatan setelah berlatih Falun Dafa atau dengan tulus melafalkan kalimat “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.”
Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah latihan kultivasi kuno untuk watak dan raga berdasarkan ajaran Sejati-Baik-Sabar.
Di bawah ini adalah beberapa cerita mengenai bagaimana beberapa pasien pneumonia sembuh.
Musisi Berbakat yang Kehilangan 75% Fungsi Paru-Paru Berhasil Selamat Setelah Melafalkan Kalimat yang Mengandung Kebenaran
Ma Xiaojun terinfeksi pneumonia lobaris akut saat dia mempelajari soundtrack film di Berklee College of Music di Boston pada 2008. Penyakit itu adalah infeksi serius di mana kantung udara berisi nanah dan cairan lainnya. Dia mengalami demam 39-40°C (102,2-104°F) dan terus mengalami batuk-batuk.
Ma Xiaojun
Ketika dia pergi ke rumah sakit, hasil rontgen menunjukkan bahwa 75% paru-parunya telah menjadi septik dan nekrotik. Tidak ada obat khusus untuk pneumonia lobaris ini dan angka kematiannya sangat tinggi. Satu-satunya hal yang bisa dia harapkan adalah melawan bakteri yang menyerang dengan kekebalannya. Tetapi pada saat itu, sangat sulit baginya untuk bernapas, dan dia mengalami sakit parah di paru-parunya saat menarik napas.
Ketika kekasihnya, seorang praktisi Falun Dafa, datang mengunjunginya, dia mendesaknya untuk melafalkan kalimat “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.” Dalam keputusasaan, Ma mulai melafal.
Dari pagi hingga malam, dia melafalkan kalimat itu berkali-kali. Dia mengenang, “Dalam keadaan setengah tertidur, saya merasakan kehangatan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Setiap sel dalam tubuh saya hidup kembali seolah-olah musim semi telah tiba, dan tubuh saya terasa sangat nyaman dan damai.”
Lambat laun, rasa sakitnya mereda. Napasnya menjadi jauh lebih halus. Dia batuk berdahak, cangkir demi cangkir, gelap dan kental. Gejalanya membaik secara drastis dan dia dipulangkan seminggu kemudian.
Secara umum, ketika pasien menderita pneumonia lobar, paru-paru mengalami septikemia, penumpukan cairan, nekrosis, dan jaringan parut setelah sembuh, meninggalkan bayangan pada film sinar-X.
Namun, ketika Ma kembali untuk pemeriksaan sebulan kemudian, paru-parunya menjadi bersih dan transparan. Dokter berseru, “Ini paru-paru yang sangat sehat, indah!”
Ma membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa
Sejak saat itu, Ma mulai berlatih Falun Dafa dan hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Pada tahun 2016, pada usia 27 tahun, dia melamar ke departemen komposisi Berklee College of Music dan mendapatkan hasil yang sangat baik dalam wawancara. Dia menyusun karya berjudul, "Di Bawah Bimbingan Guru." Dia berkata bahwa berlatih Falun Dafa memberinya kebijaksanaan. Ketika dia mengerjakan karya itu, musik diputar di benaknya dan dia hanya menuliskannya. Karyanya sangat dipuji oleh profesornya dan dia diterima di departemen beberapa bulan kemudian.
Berusia 83 Tahun dengan Sarkoidosis Berhasil Selamat dari Infeksi COVID
The 83-year-old father of Ella Li, a resident of Flushing, New York, lives in Beijing and suffered from pulmonary sarcoidosis (growth of tiny collections of inflammatory cells in the lungs) not long ago.
In December 2022, the elderly man was infected with COVID twice. When he was infected the first time, he had a fever, felt weak, and had to use a walker, but after sweating all over the second night, the fever disappeared on the third day.
Ayah dari Ella Li, seorang penduduk Flushing, New York—yang berusia 83 tahun dan tinggal di Beijing pernah menderita sarkoidosis paru (pertumbuhan kumpulan kecil sel inflamasi di paru-paru) belum lama ini.
Pada Desember 2022, pria lanjut usia itu terinfeksi COVID dua kali. Ketika pertama kali terinfeksi, dia demam, merasa lemas, dan harus menggunakan alat bantu jalan, tetapi setelah berkeringat sepanjang malam kedua, demamnya hilang pada hari ketiga.
However, within a few days, the old man was infected again. He had a high fever of over 39°C (102.2°F) for 4 consecutive days and could not eat. His condition was serious. His family took him to Pinggu District Hospital.
In the emergency room, he watched patients die one by one. He felt that he might not be able to make it. The doctor started an IV and asked the family to prepare for the worst.
Namun, beberapa hari kemudian, lelaki tua itu terinfeksi lagi. Dia mengalami demam tinggi lebih dari 39°C (102,2°F) selama 4 hari berturut-turut dan tidak bisa makan. Kondisinya serius. Keluarganya membawanya ke Rumah Sakit Distrik Pinggu.
Di ruang gawat darurat, dia menyaksikan pasien meninggal satu per satu. Dia merasa bahwa dia mungkin tidak dapat bertahan. Dokter memulai infus dan meminta keluarga untuk mempersiapkan yang terburuk.
Setelah Ella mengetahui tentang kondisi ayahnya, dia meneleponnya pada 27 Desember dan mendesaknya untuk dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik,” karena kalimat-kalimat tersebut beresonansi dengan energi alam semesta dan dapat membantunya pulih. Ayahnya setuju.
Dengan sangat gembira, Saudaranya menelepon Ella keesokan harinya, “Ayah kita jauh lebih baik sekarang. Suhu tubuhnya mereda, dan dia melakukan obrolan video dengan putri saya sekarang!”
Kondisi pria lanjut usia itu terus membaik hingga beberapa hari ke depan dan dipulangkan pada 4 Januari 2023.
(Bersambung)