(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan kegiatan di Lapangan Brisbane tanggal 22 April 2023 untuk memperingati Permohonan Damai 25 April yang ke-24.
Praktisi melakukan permohonan secara damai 24 tahun yang lalu agar praktisi Falun Gong yang ditangkap dibebaskan serta memohon lingkungan yang sah untuk mempraktikkan keyakinan mereka. Sebagai tanggapan, PKT melancarkan penganiayaan brutal yang berlangsung selama 24 tahun.
Aksi damai tersebut menunjukkan keberanian moral mereka dalam membela keadilan dan keyakinan mereka terhadap prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Praktisi mengadakan kegiatan termasuk latihan bersama di Lapangan Brisbane tanggal 22 April 2023 untuk memperingati Permohonan Damai 25 April 24 tahun yang lalu.
Pemandangan praktisi yang dengan tenang melakukan latihan menarik perhatian orang yang lewat. Mereka mampir untuk mengetahui apa itu Falun Dafa. Saat mereka mengetahui penganiayaan brutal PKT, termasuk pengambilan organ secara hidup-hidup, banyak yang menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya kekejaman tersebut. Seorang warga Australia berkata, “Terima kasih karena telah memberitahu orang-orang tentang hal ini. Saya 100% mendukung kalian dalam menentang penganiayaan.”
Orang-orang menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan setelah mengetahui fakta.
Mahasiswa Universitas yang Orang Tuanya Ditangkap di Tiongkok Menerima Bantuan dari Pemerintah Australia
Guo Li, yang orang tuanya ditangkap di Tiongkok karena berlatih Falun Gong, menerima bantuan dari pemerintah Australia.
Guo Li, yang mengenyam pendidikan di Universitas Griffith Gold Coast, menyerukan pembebasan orang tuanya, yang ditangkap oleh polisi di Provinsi Jiangsu. Orang tuanya, yang tinggal di Kota Wuhan, mulai berlatih Falun Dafa tahun 1996. Mereka dilaporkan karena menyebarkan informasi latihan saat mengunjungi kerabat di Kota Taizhou, Provinsi Jiangsu. Petugas polisi menangkap orang tuanya tanggal 14 Februari tahun ini dan memenjarakan mereka di pusat penahanan Kota Taizhou. Hingga saat ini, Guo tidak bisa menghubungi orang tuanya dan sangat cemas dengan keselamatan mereka.
Guo Li pergi ke Canberra untuk meminta bantuan pemerintah Australia. Beberapa Anggota Dewan dan pejabat di Departemen Luar Negeri menemui Guo Li. Guo memberitahu mereka, “Di penjara Tiongkok, mungkin sampel darah orang tua saya diambil secara paksa dan setelah menemukan yang cocok, orang tua saya mungkin dijadikan target untuk pengambilan organ secara paksa.”
Pejabat Australia sangat paham bahwa praktisi Falun Dafa, orang Tibet, dan penganut Kristen bawah tanah adalah target utama pengambilan organ paksa oleh PKT dan mereka mengatakan akan membantu Guo Li. Tanggal 6 April, Guo menerima balasan dari Lisa Mortimer, Asisten Direktur Divisi Regional Asia Tenggara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, “Kami mengajukan kasus orang tua Anda kepada Kedutaan Besar Tiongkok di Australia. Kami mengungkapkan kekhawatiran kami terhadap kebebasan beragama. Kami harap ini akan membawa perubahan yang positif.”
Sejati-Baik-Sabar adalah Nilai Dasar Kemanusiaan
Braden Pierson berterima kasih kepada praktisi karena memberitahu orang-orang tentang penganiayaan di Tiongkok.
Braden Pierson, yang bekerja di SA Power Networks, berkata “Sejati-Baik-Sabar adalah nilai dasar kemanusiaan. Nilai-nilai ini menawarkan harapan kemanusiaan. Bila orang-orang tidak mengikuti nilai ini, tidak akan ada harapan bagi mereka. Saya melihat harapan karena praktisi Falun Dafa menyebarkan nilai-nilai ini.”
Braden mempelajari ilmu lingkungan saat kuliah dan berkata, “Saya 100% mendukung praktisi Falun Dafa dalam menentang penganiayaan ini. Mereka tahu bahwa mereka menghadapi siksaan yang kejam, namun mereka bertahan demi keadilan dan memberitahu orang-orang fakta kebenaran. Ini adalah keberanian. Saya berterima kasih kepada praktisi karena telah menyebarkan kebenaran. Kita semua harus terus menentang penganiayaan sampai PKT runtuh.”
Praktisi Falun Dafa Seharusnya Memiliki Kebebasan untuk Berlatih
Brooke Renwick memuji praktisi karena mengungkap penganiayaan menggunakan cara yang damai.
Brooke Renwick, yang merupakan pemilik bisnis kecil, berkata, “Praktisi Falun Dafa seharusnya memiliki kebebasan untuk berlatih. Kita melihat PKT menindas rakyatnya sendiri, inilah masalahnya. Saya heran praktisi bisa menghadapi hal ini dengan sangat damai. PKT menangkap semua orang dengan mudah, namun praktisi Falun Dafa memilih untuk meningkatkan kesadaran dari perlakuan tidak adil ini menggunakan cara yang damai dan rasional.”
Tersentuh oleh latihan damai praktisi, Brooke berdiri di sana dan menontonnya dalam waktu lama serta berbincang-bincang dengan praktisi. Dia berkata, “Wanita muda yang berusia 22 tahun baru saja berbicara. Orang tuanya ditangkap oleh PKT. Mereka tahu risikonya namun terus memberitahu orang-orang tentang penganiayaan. Ini menunjukkan keberanian yang luar biasa. Akan luar biasa jadinya bila tidak ada PKT di Tiongkok.”
Penganiayaan Terhadap Falun Dafa yang Dilakukan PKT Menginjak-injak Hak Asasi dan Kebebasan Manusia
Stuart Laing mendukung upaya damai praktisi dalam mengungkap penganiayaan.
Stuart Laing adalah seorang penulis dan telah menerbitkan 36 buku. Dia mengambil brosur dan bertanya apakah praktisi mengalami penganiayaan di Tiongkok. Seorang praktisi memberitahunya bahwa dia dikirim ke kamp kerja paksa, dipenjarakan, dan disiksa. Stuart mendengarkan kisahnya dan mengatakan sangat khawatir tentang penganiayaan kejam yang diderita praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Mungkin ini adalah topik untuk buku Stuart berikutnya
Dia berkata, “Penganiayaan Falun Dafa yang dilakukan PKT menginjak-injak hak asasi dan kebebasan manusia. Di komunis Tiongkok, traged kemanusiaan terjadi setiap hari. Kita harus bertindak untuk menghentikannya.” Dia senang melihat Aliansi Lima Mata dan juga negara-negara barat mengambil tindakan untuk menghentikan PKT. Sebagai contoh, baru-baru ini, pegawai di “kantor polisi rahasia PKT” ditangkap di AS.
Dia berharap lebih banyak pemerintah yang akan mengambil tindakan untuk mengakhiri PKT. Stuart menandatangani petisi untuk menunjukkan dukungannya.