(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Selandia Baru merayakan Hari Falun Dafa Sedunia untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan hormat mereka kepada Guru Li Hongzhi. Tahun ini juga menandai peringatan 31 tahun pengenalan Falun Dafa ke dunia.
Praktisi Falun Dafa Selandia Baru merayakan Hari Falun Dafa!
Pencarian Seumur Hidup Menuju Falun Dafa
Praktisi Falun Dafa Alan dan keluarganya merayakan Hari Falun Dafa Sedunia.
Alan sangat tertarik pada budaya Tiongkok, terutama ketika membahas topik Qigong Tiongkok dan seni bela diri. Pada tahun 2006, dia menemukan buku Zhuan Falun, saat melihat-lihat di toko buku. Setelah membaca bab pengantar Lunyu dia menyimpulkan, “Penulis buku ini benar-benar mengetahui segalanya.” Ini membantunya memutuskan untuk berlatih Falun Dafa.
Saat itu, jadwal kerjanya yang padat membuat Alan sangat cemas. Sementara Alan tetap tidak yakin bagaimana berkultivasi Falun Dafa, dia yakin bahwa Dafa dapat menyelesaikan semua masalah dan pertanyaan yang dia miliki.
Menjelang akhir tahun 2007, Alan akhirnya memperoleh buku Zhuan Falun. Setelah mempelajari buku utama Falun Dafa, dia menyadari tujuan hidup manusia di Bumi, dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan sejati.
Alan mulai menerapkan apa yang telah dia pelajari di Zhuan Falun pada masalah kehidupan nyatanya. Dulu, majikannya sering memintanya untuk bekerja lembur. Ini telah menyebabkan dia tidak bahagia, dan merusak hubungannya dengan majikannya. Sekarang dia mencoba untuk tidak memendam kebencian, juga tidak mencoba mencari kesalahan orang lain, sebaliknya menerapkan toleransi dan mempertimbangkan orang yang berinteraksi dengannya. Ketidakberdayaannya yang sebelumnya membingungkan atas kehidupan telah lenyap, dan dia sekarang memiliki tujuan hidupnya.
Alan dan keluarganya sering memberi tahu orang-orang yang mereka temui tentang kebaikan Dafa, berharap lebih banyak orang mendapat manfaat dari latihan ini. Pada kesempatan Hari Falun Dafa Sedunia, Allan ingin berterima kasih kepada Guru Li karena telah menjelaskan kebenaran di balik alam semesta dan kehidupan kepada dunia.
“Jadilah Orang Baik dan Bertanggung Jawab atas Hidupmu Sendiri”
Cherry, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas belas kasih Guru Li.
Sejak kecil, Cherry Fang menderita kesehatan yang buruk. Kondisinya tetap buruk, meski melakukan perawatan medis selama lebih dari 30 tahun. Tujuan egoisnya untuk mendapatkan keuntungan dan kesenangan pribadi semakin memperburuk kesehatannya yang buruk. Dia bertemu Falun Dafa secara kebetulan, dan mulai menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-harinya pada tahun 1999. Pemulihannya yang cepat meyakinkannya akan adanya keajaiban di luar batas pengobatan manusia.
Melalui berlatih Falun Dafa, Cherry menyadari pentingnya meningkatkan karakter moral, sebuah bidang yang melebihi pengetahuan ilmiah atau teknologi apapun. Orang bijak kuno telah menekankan pendidikan moral, karena mereka yang memiliki karakter moral yang baik secara alami akan menerima berkat Tuhan, bersama dengan manfaat seperti kesehatan, keberuntungan, dan imbalan materi. Berkah seperti itu hanya dapat diperoleh dengan memperbaiki diri sendiri, dan bekerja keras untuk melunasi utang karma yang harus dibayar.
Melalui kultivasi, Cherry menyadari bahwa menjadi orang baik berarti bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Pertimbangan tanpa pamrih terhadap orang lain dan tetap rendah hati tidak hanya menguntungkan dirinya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Seorang yang dulunya egois yang hanya mencari keuntungan dirinya sendiri, dia mulai mengubah cara hidupnya.
Cherry memuji Falun Dafa karena mengoreksi karakternya yang mementingkan diri sendiri dan memulihkan kesehatannya, membuatnya menikmati hidup tanpa penyakit dan kekhawatiran selama 24 tahun terakhir. Cherry ingin berterima kasih kepada Guru Li karena memberinya kesempatan untuk berkultivasi dan menjadi orang yang lebih baik.
“Seseorang Tidak Dapat Hidup Tanpa Sejati-Baik-Sabar”
He Sanpu mengubah tujuan hidupnya.
He Sanpu, berusia 74 tahun, adalah lulusan universitas yang menikmati kondisi kerja dan kehidupan yang baik. Sebelum berlatih Falun Dafa, dia telah menjalani indoktrinasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) tentang ateisme, mengejar materialisme, prinsip evolusi dan persaingan. Namun, pengalaman hidupnya membuatnya mempertanyakan ajaran Marxisme-Leninisme, karena menurutnya ajaran itu bertentangan dengan kenyataan. Untuk waktu yang lama, dia bingung tentang arti hidup, dan kebenaran yang diungkapkan oleh dunia.
Istri He Sanpu telah sakit selama 10 tahun, dan ketika penyakitnya semakin parah pada awal tahun 1996, keluarga mereka putus asa. Saat ini, seorang teman memperkenalkan Falun Dafa kepada mereka. Keluarganya mulai berlatih dalam upaya menjaga kebugaran dan menyembuhkan kondisi istrinya. Pemulihan cepat istrinya menghapus kecemasan dan ketakutan yang melanda keluarga mereka selama 10 tahun terakhir.
Falun Dafa mengajarinya hubungan kausal internal antara kebaikan dan kejahatan, mendorongnya untuk melenyapkan prinsip pribadinya yang merupakan racun diindoktrinasi kepadanya oleh PKT. Dia melepaskan sejumlah keterikatan, termasuk keluhan manusia, nama dan kekayaan duniawi.
Dia juga memahami bagaimana seseorang tidak bisa hidup tanpa Sejati-Baik-Sabar dalam hidup. Falun Dafa membangkitkan kesadaran dan rasa hormatnya terhadap Dewa dan mengajarinya bagaimana menjadi orang baik dengan tujuan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Melalui Falun Dafa, dia menemukan arti hidup yang sebenarnya serta masa depan yang cerah.
Sejak dia mulai berkultivasi Falun Dafa, He Sanpu tidak mengeluarkan satu sen pun untuk biaya pengobatan. Meski usianya sudah lanjut, ia tetap sehat baik secara fisik maupun mental. Falun Dafa telah membawanya melewati masa-masa sulit. Selama di penjara sebagai tahanan hati nurani oleh PKT, atau ketika dia dipaksa meninggalkan rumah karena penganiayaan pemerintah, atau ketika dia dipaksa untuk bertahan hidup di luar negeri dengan memetik sayuran yang dibuang di pasar grosir untuk mencari nafkah, dia menolak melepaskan latihan Falun Dafa dan prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Meningkatkan Karakter Seseorang, Mendapatkan Secara Alami tanpa Mengejar
Praktisi Liao Qinglian mengungkapkan rasa terima kasihnya atas belas kasih Guru.
Liao Qinglian, seorang praktisi dari Taiwan, telah berlatih Falun Gong selama lebih dari 20 tahun. Lahir dari keluarga kaya, dia menerima pendidikan yang baik dan dibaptis sebagai seorang Katolik saat masih muda karena pengaruh orang tuanya. Terlepas dari sumber dayanya, jawaban yang bisa menjelaskan kebenaran di balik kehidupan tidak pernah didapat.
Sebelum berlatih Falun Dafa, Liao Qinglian tidak dapat membungkukkan pinggangnya atau melakukan gerakan fisik yang berat karena kerusakan pada saraf punggung bawahnya. Pada bulan Oktober 2002, dia mulai berlatih Falun Dafa setelah mendengar bahwa latihan tersebut sangat efektif dalam menyembuhkan penyakit dan menjaga kebugaran seseorang.
Pada awalnya, Liao Qinglian merasakan dirinya tidak dapat duduk dalam posisi lotus tunggal. Dia terus mencoba sampai suatu hari berhasil, menahan rasa sakit yang parah untuk mempertahankan posisi duduknya dalam waktu yang lama. Selama waktu itu, dia mendengar suara letupan dari tulang punggungnya. Setelah itu, keajaiban terjadi, dan pinggangnya kembali normal.
Liao Qinglian secara bertahap mulai menyadari arti sebenarnya dari kehidupan setelah membaca buku Zhuan Falun. Dia mulai melepaskan keterikatannya pada ketenaran, perolehan materi, dan emosi manusia. Dia mengultivasi hati dan pikirannya sesuai dengan prinsip-prinsip Dafa. Dengan kesehatan barunya, Liao Qinglian mengambil bagian dalam berbagai acara berskala besar, tampil bersama marching band, memainkan French horn selama beberapa jam tanpa masalah.
Menanggapi penganiayaan brutal PKT terhadap praktisi Falun Gong (juga disebut Falun Dafa), sebuah acara "Tembok Besar Kebenaran" diselenggarakan di Amerika Serikat pada tahun 2004. Banyak praktisi menyumbangkan waktu dan tenaga mereka, membawa spanduk dan pajangan yang mengklarifikasi fakta kebenaran tentang Falun Gong, sambil mengajukan petisi untuk menyelamatkan praktisi Falun Gong yang dianiaya. Liao Qinglian dan suaminya terbang ke Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam acara tersebut dan mendapat keberuntungan bertemu langsung dengan Guru Li Hongzhi.
Liao Qinglian mengungkapkan rasa terima kasihnya atas belas kasih Guru.