(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa diadakan di Bangalore, India pada tanggal 13 Mei 2023. Praktisi Dafa dari India, Sri Lanka, Taiwan, Amerika Serikat, Prancis dan Jerman, berkumpul di Hotel Samrat Internasional untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan di India untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia.
Ini adalah konferensi berbagi pengalaman Falun Dafa besar keempat yang diselenggarakan di India. Dua puluh lima praktisi berbagi pengalaman kultivasi mereka. Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa, mengirimkan pesan ucapan selamat ke konferensi.
Praktisi berbicara mengenai pengalaman kultivasi mereka selama Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa India pada 13 Mei 2023.
Foto Guru Li dan gambar lambang Falun digantung di atas podium. Tujuh puluh dua bunga teratai buatan tangan ditempatkan di podium untuk merayakan ulang tahun Guru yang ke-72.
Selama konferensi, praktisi berbicara tentang bagaimana mereka mengikuti prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar Dafa dan mengatasi tantangan dalam kehidupan pribadi mereka.
Menghadapi Rentetan Kesulitan Dengan Sikap Positif
Archana Thakeria mengatakan bahwa pada tahun 2016, dia mengalami rentetan kesulitan: Suaminya dipindahkan ke tempat lain, ibu mertuanya terkena stroke, ibunya meninggal dunia, ayahnya terbaring di tempat tidur dan depresi, dan saudara perempuannya didiagnosis menderita sirosis hati dan membutuhkan transplantasi hati.
Karena dia berlatih Falun Dafa, Thakeria dapat menghadapi kesulitan ini dengan kekuatan. Dia belajar Fa (ajaran Dafa) bersama praktisi lain untuk membantunya mempertahankan kondisi mental yang positif.
“Melihat ke belakang, itu adalah tekanan emosional yang besar bagi saya,” katanya. “Selama periode ini, kelompok belajar Fa daring dan berbagi pengalaman dengan rekan praktisi memungkinkan saya untuk fokus pada kultivasi dan memperteguh keyakinan saya.”
Sungguh-sungguh Memahami Prinsip Fa
Anupam Maji mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2020, tetapi karena dia memiliki banyak prasangka mengenai kultivasi dan spiritualitas, dia menemui rintangan dalam memahami arti sebenarnya dari ajaran Falun Dafa.
Dia berkata, “Pikiran saya selalu terombang-ambing dan muncul dengan semua pemikiran yang menggelikan. Saya berpikir: 'Mungkin (itu) dongeng atau mitos yang saya baca saat kecil atau mendengar kepercayaan lain di masyarakat.' Semua ini menimbulkan rintangan besar bagi kultivasi saya.”
Akhirnya, bagaimanapun, Maji dapat melepaskan prasangka ini dan memahami inti dari Falun Dafa: Bahwa seseorang harus benar-benar mengubah pemikirannya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Meskipun dia tidak yakin apakah dia dapat menulis tentang pengalaman kultivasinya, dia menemukan bahwa proses menulis membantunya mencari ke dalam, dan dia juga menemukan diri yang baru dalam proses tersebut. Maji mengatakan bahwa dia berterima kasih atas kesempatan untuk berlatih Falun Dafa, dan berjanji untuk berkultivasi dengan gigih.
Percaya pada Dafa dan Keluar dari Kesedihan
Bhavani Odatt putus asa ketika kehidupannya yang sukses di luar negeri runtuh. Karier dan kehidupan keluarganya berantakan, dan dia sedang mencari jalan keluar. Beginilah cara dia menemukan Falun Dafa.
Segera setelah dia mulai berlatih, Odatt menjadi lebih sehat, lebih percaya diri, dan lebih toleran. Dia juga belajar melepaskan keterikatan dan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar Falun Dafa.
Tapi hidup ada pasang surutnya. Di tahun 2021, kehidupan Odatt kembali berubah. “Pada 4 Oktober 2021, saya menerima telepon yang mengatakan: 'Putra Anda meninggal karena serangan jantung.'”
Dia sangat terpukul ketika mengetahui bahwa putranya, yang baru berusia 19 tahun dan seorang mahasiswa jurusan desain di Australia, meninggal dunia. Dia melafalkan “Lunyu” [kata pengantar untuk buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun] dan mendapatkan ketenangan darinya. Dia segera bisa keluar dari kesedihannya.
Belajar Mencari Ke Dalam
Pada Agustus 2015, Avinash Gedam mulai memperkenalkan Dafa di sebuah sekolah. Dia percaya bahwa dengan membagikan selebaran dan materi klarifikasi fakta kepada para siswa, keluarga mereka juga akan belajar tentang Falun Dafa dan memiliki pemikiran positif tentang Dafa.
Baginya, ini juga merupakan proses perbaikan. “Mempromosikan Dafa di berbagai sekolah juga telah meningkatkan Xinxing saya dan mengungkapkan banyak keterikatan, seperti kebencian, kemarahan, sifat iri hati, nafsu keinginan, mencari ketenaran, dan menjunjung tinggi reputasi saya,” kata Gedam. Dia juga belajar mencari ke dalam untuk masalahnya sendiri dan mengatasinya, dan dia menjadi lebih baik dalam menerima kritik.
Mengatasi Kegugupan, Kecemasan dan Kebencian
Christine Teich berasal dari Jerman dan telah tinggal di India selama dua puluh lima tahun. Pada awalnya, dia enggan berbicara tentang Falun Dafa di sekolah karena dia berpikir praktisi hanya bisa memperagakan latihan. Kemudian, dia menyadari bahwa dia juga dapat membangkitkan kesadaran orang-orang terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), termasuk penganiayaan terhadap Falun Dafa, jadi dia pergi ke berbagai tempat di India untuk mengklarifikasi fakta.
Teich berkata bahwa dia secara alami cenderung selalu tegang, cemas, dan kesal selama konflik. Namun saat dia terus mendorong dirinya sendiri untuk membangkitkan perhatian orang-orang terhadap Falun Dafa, dia menemukan bahwa dia secara bertahap mengatasi masalah ini.
“Saya menyadari bahwa pada akhirnya, tidak peduli di mana pun kita berada atau apa yang kita lakukan, yang terpenting adalah hati kita yang murni dan keinginan kita untuk membantu orang lain,” katanya.
Mengatasi Gangguan PKT
Dimal berasal dari Sri Lanka. Dia baru saja menjabat sebagai ketua Himpunan Falun Dafa Sri Lanka. Ketika praktisi lokal mendaftar untuk ambil bagian dalam pameran buku, penyelenggara ditekan oleh Kedutaan Besar Tiongkok.
Dimal mengenang, “Kami diganggu oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Pameran Buku Internasional Colombo 2022. Kami harus menutup stan kami pada hari terakhir pameran.”
Kedutaan Besar Tiongkok menekan penyelenggara pameran buku untuk mengusir praktisi Falun Dafa dari acara tersebut. Namun, praktisi tidak menyerah. Mereka pergi ke penyelenggara untuk mengklarifikasi fakta dan menjernihkan kesalahpahaman mereka tentang Falun Dafa. “Mereka mengerti mengapa Falun Dafa dianiaya di Tiongkok, dan setelah itu mereka semua membeli Zhuan Falun,” kata Dimal.
Pada 14 Mei, praktisi menggelar rapat umum di dalam ruangan untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan PKT. Aktor dan aktivis Prakash Belawadi, polisi wanita pertama lokal Jija Singh, dan presiden Jyothi English Medium School-JEMS International School—Akhil Scaria menghadiri rapat umum dan berbicara dalam solidaritas dengan praktisi.
Aktor dan aktivis Prakash Belawadi dari Bangalore berbicara untuk mendukung kegiatan praktisi Falun Dafa.
Menginspirasi Anggota Keluarga Praktisi Terinspirasi
Praktisi juga menayangkan film pendek berjudul “13 Mei”, yang menjelaskan mengapa tanggal ini penting bagi praktisi Falun Dafa di seluruh dunia.
Banyak kerabat praktisi menghadiri acara Hari Falun Dafa. Beberapa dari mereka berkata bahwa mereka terinspirasi oleh nilai-nilai Falun Dafa dan bagaimana para praktisi yang mereka kenal telah menjadi orang yang lebih baik melalui latihan Falun Dafa.
Ibu dan kakak laki-laki Trupti Petkar juga berlatih Falun Dafa. Setelah mereka mulai berlatih, dia melihat perubahan positif dalam keluarganya. “Sejak ibu dan kakak laki-laki saya mulai berlatih Dafa, suasana di rumah menjadi sangat baik,” kata Petka. “Semua orang memperlakukan satu sama lain dengan lebih baik.”
Sarika Gupta, seorang ibu rumah tangga, dan suaminya telah berlatih selama empat belas tahun. Dia berkata bahwa suaminya mengilhami dia untuk mengikuti nilai-nilai Sejati-Baik-Sabar dalam hidupnya.
Mengomentari berbagai kesulitan yang dialami oleh para praktisi di konferensi tersebut, Gupta sangat terkesan dengan kekuatan mereka. “Saya pikir dalam situasi sulit, seseorang harus belajar untuk tenang dan berbicara pada saat yang tepat,” katanya.
Sebagai bagian dari perayaan Hari Falun Dafa, praktisi melakukan latihan bersama.