(Minghui.org) Praktisi di Belanda mengadakan acara pada 25 April 2023, untuk memperingati Permohonan Damai 25 April oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok 24 tahun yang lalu. Setelah mereka mengetahui tentang Falun Dafa dan bagaimana Partai Komunis Tiongkok (PKT) menganiayanya, banyak orang menyatakan simpati dan dukungan serta berterima kasih kepada praktisi.
Praktisi di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Den Haag pada pagi hari tanggal 25 April untuk memperingati Permohonan 25 April.
Di pagi hari, para praktisi pergi ke Kedutaan Besar Tiongkok, membentangkan spanduk, dan menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Dafa. Mereka juga meminta PKT untuk menghentikan pengambilan organ hidup-hidup dari praktisi Falun Dafa dan penganut agama minoritas. Praktisi memperagakan latihan dan membagikan brosur kepada orang yang lewat.
Praktisi di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Den Haag pada 25 April
Beberapa penduduk di Den Haag mengungkapkan keprihatinan mereka atas penderitaan praktisi Falun Dafa di Tiongkok setelah mengetahui tentang penganiayaan. Pensiunan guru Bettie van Alkemade dan suaminya berhenti untuk membaca spanduk. Van Alkemade dan suaminya terkejut dengan perlakuan tidak manusiawi yang diderita praktisi Falun Dafa di Tiongkok.
Dia berkata, “Penganiayaan di Tiongkok sangat buruk. Mereka (praktisi Falun Dafa) dibunuh dan organ mereka bahkan diambil saat mereka masih hidup.” Dia juga berkata, “Saya pikir itu konyol. Saya tidak bisa mengerti. Saya pikir itu mengerikan. Saya melihat praktisi Falun Dafa ini semuanya sangat baik dan tenang. Saya tidak mengerti mengapa mereka (PKT) menganiaya orang-orang ini.”
Bettie Van Alkemade dan suaminya
Ketika Van Alkemade melihat foto-foto praktisi Falun Dafa yang disiksa sampai meninggal oleh PKT, dia menyatakan keprihatinannya.
Dia berkata, "Saya melihat foto-foto orang-orang ini. Saya pikir orang-orang ini tidak lagi ada di bumi karena penganiayaan PKT. Ini menyakitkan, sangat menyakitkan.”
Seorang praktisi menjelaskan arti Permohonan Damai 25 April kepada Van Alkemade, memberitahunya bahwa lebih dari sepuluh ribu praktisi Falun Dafa berdiri di luar Kantor Permohonan Negara di Beijing untuk meminta pembebasan praktisi yang ditangkap di Tianjin. Namun, permohonan damai ini kemudian sengaja disalah artikan oleh media resmi di Tiongkok sebagai “pengepungan” kompleks pemerintah. Ini digunakan oleh mesin propaganda PKT sebagai alasan untuk menganiaya Falun Dafa.
Van Alkemade berkata bahwa nilai-nilai Sejati, Baik, Sabar bergema dalam dirinya: “Siapa yang tidak merasa bahwa itu baik?” Van Alkemade dan suaminya dengan senang hati difoto di depan spanduk dan menyatakan dukungan mereka.
Pengembang perangkat lunak Maarten van Dungen
Pengembang perangkat lunak Maarten van Dungen juga berhenti dan berbicara dengan para praktisi. Dia berkata dia tahu PKT melanggar hak asasi manusia, “Itu menindas warga Tibet, Uyghur, Mongolia, dan Hong Kong. Ini (penganiayaan) sungguh menakutkan. Ini telah berlangsung begitu lama. Mereka bahkan memanfaatkan informasi palsu. Di Barat, kita juga harus berhati-hati, karena mereka telah meningkatkan penindasannya. Mereka menekan media dan mengancam perusahaan untuk melobi dan mendukung mereka.”
Van Dungen berkata bahwa penganiayaan PKT terhadap hak asasi manusia, termasuk penganiayaan terhadap Falun Dafa, harus diakhiri. Dia berkata bahwa Sejati, Baik, Sabar adalah nilai-nilai yang luar biasa.
Seorang anggota staf kedutaan Tiongkok keluar untuk menanyakan tentang acara praktisi.
Seorang anggota staf dari kedutaan Tiongkok juga keluar dari waktu ke waktu untuk mengetahui tentang acara tersebut. Dia menerima brosur yang diberikan seorang praktisi kepadanya. Dia memuji praktisi atas upaya mereka untuk meningkatkan kesadaran orang-orang tentang penganiayaan di Tiongkok dan membawa energi positif.
Sore itu, praktisi mengadakan acara lain di pusat kota Den Haag. Orang-orang menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya pengambilan organ praktisi yang masih hidup oleh PKT. Banyak orang berhenti untuk membaca spanduk.
Seorang Tionghoa mendengarkan praktisi menjelaskan Falun Dafa dan penganiayaan yang masih terjadi di Tiongkok.
Orang yang lewat berhenti untuk membaca informasi.
Orang-orang menandatangani petisi menyerukan diakhirinya penganiayaan.
Saleh Alwer bergabung dengan kerumunan di depan spanduk. Dia sedang menempuh gelar master ilmu komputer di Universitas Leiden. Dia mengaku tidak sabar untuk membagikan informasi yang ia dapatkan dari acara ini ke seluruh dunia. Dia berkata, “Ini adalah pertama kalinya saya mendengar tentang Falun Dafa dan situasi di Tiongkok. Siapa pun yang mendengar tentang situasi seperti ini akan merasa sangat tidak nyaman.” Setelah mengetahui bahwa PKT membunuh praktisi Falun Dafa dan mengambil organ mereka saat mereka masih hidup, dia merasa sedih dan menandatangani petisi untuk menunjukkan dukungannya.
Saleh Alwer, mahasiswa di Universitas Leiden
Alwer mengatakan PKT memutarbalikkan fakta tentang Permohonan 25 April. Dia berkata, “Umumnya terlihat bahwa pemerintah otokratis menciptakan jenis propaganda tertentu.” “Setelah itu, mereka akan berkolusi dengan polisi rahasia untuk memperparah penganiayaan. Yang penting adalah membiarkan orang Tionghoa dan semua orang di dunia mengetahui kebenaran.”
Alwer juga tertarik pada Falun Dafa dan setuju dengan nilai-nilai yang disebarkan oleh Falun Dafa. “(Mereka) tampak lembut dan damai. Saya bukan orang spiritual tetapi saya menghormati dan mengagumi mereka. Semakin banyak orang seperti itu, semakin baik. Latihan ini menunjukkan kepada orang-orang bahwa ada hal-hal baik di dunia ini. Itu membawa harapan bagi orang-orang. Saya pasti akan membagikan informasi ini kepada orang-orang yang ingin tahu lebih banyak tentang Tiongkok.”
Ketika H. Sloots dan istrinya C. van den Dobbelsteen mendengar tentang penganiayaan, mereka terkejut. Slots adalah pensiunan terapis krisis dan mengajar qigong. Dia berkata bahwa latihan seperti Falun Dafa, “meningkatkan kesehatan orang-orang. Falun Dafa harus disebarkan lebih jauh dan lebih luas.”
Slots tertarik pada Falun Dafa. Dia berkata, “Latihan ini tampaknya sangat bagus. Saya akan memeriksanya dan melihat apakah saya dapat menemukan tempat latihan setempat.” Sloots dan istrinya sama-sama setuju bahwa nilai-nilai yang disebarkan Falun Dafa adalah nilai inti kemanusiaan.
Reza Khazaei, mahasiswa jurusan pengembangan perangkat lunak
Reza Khazaei berhenti untuk berbicara dengan praktisi. Dia berkata, “Saya pikir Falun Dafa mengirimkan pesan yang sangat bagus. Saya juga berpikir bahwa lebih banyak orang harus berkultivasi. Sayangnya, Tiongkok tidak mengizinkan kultivasi, tetapi dapat dilatih di seluruh dunia karena latihan ini damai dan tenang. Saya pikir penindasan Tiongkok terhadap Falun Dafa memalukan. Namun, informasi ini perlu disebarluaskan lebih lanjut. Media juga harus melaporkan penganiayaan.”
Khazaei juga mengatakan bahwa dia merasa sulit mempercayai bahwa PKT menggunakan seruan tanpa kekerasan sebagai dalih untuk menindas sekelompok warga negara yang taat hukum.