Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Jiangsu Meninggal Setelah Dua Dekade Dilecehkan dan Diperas dalam Penganiayaan Karena Keyakinannya

9 Mei 2023 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Jiangsu, Tiongkok

(Minghui.org)
Nama: Li Jian Ping/李建平
Jenis Kelamin: Pria
Umur: 61
Kota: Nanjing
rovinsi: Jiangsu
Pekerjaan : Pemilik perusahaan
Tanggal Kematian: Pertengahan April 2023
Tanggal Penangkapan Terakhir: Januari 2015
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat cuci otak

Li Jianping, seorang praktisi Falun Gong di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, ditangkap beberapa kali karena menegakkan keyakinannya setelah Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999. Ketika dia tidak ditahan, dia dipaksa hidup dalam pengungsian selama beberapa waktu untuk bersembunyi dari polisi. Setelah kembali ke rumah, dia menghadapi pelecehan terus-menerus dari polisi dan hidup dalam ketakutan bahwa dia akan ditangkap kapan saja.

Mengincar perusahaan pribadi Li dan properti real estatnya, polisi mencari segala macam alasan untuk memeras uang darinya. Pelecehan dan pemerasan menyebabkan tekanan emosional yang luar biasa baginya. Dia meninggal pada pertengahan April 2023. Di usianya yang ke 61 tahun.

Li bukan satu-satunya anggota keluarganya yang menjadi korban penganiayaan selama 24 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok. Ibunya, juga seorang praktisi Falun Gong, diancam oleh polisi untuk tidak menghubunginya; jika tidak, Li dan ibunya akan menghadapi konsekuensi yang serius. Wanita tua berusia 80-an itu meninggal dalam kesusahan pada akhir 2017.

Dua Dekade Penganiayaan

Li memiliki sebuah perusahaan di Nanjing dan menikmati bisnis yang bagus. Satu bulan setelah dia berlatih Falun Gong pada tahun 1996, diabetesnya hilang. Dia hidup dengan prinsip Sejati, Baik, Sabar dan menjadi lebih jujur dan perhatian ketika menangani urusan bisnis. Di rumah, dia adalah anak yang berbakti, suami yang perhatian, dan ayah dua anak yang penyayang.

Pada tanggal 20 Juli 1999, hari dimulainya penganiayaan, Li dan banyak praktisi Falun Gong setempat pergi ke pemerintah provinsi di Nanjing untuk memohon hak berlatih Falun Gong. Polisi anti huru hara dikerahkan untuk membubarkan massa. Li ditangkap dan dibawa ke sekolah. Polisi menampar wajahnya, menyebabkan hidung dan mulutnya berdarah. Wajahnya menjadi bengkak, pakaiannya robek dan tubuhnya dipenuhi memar.

Saat menghadiri pertemuan praktisi tidak lama kemudian, Li ditangkap lagi dan rumahnya digeledah. Dia berhasil melarikan diri tetapi terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk bersembunyi dari polisi.

Li pergi ke Beijing untuk memohon pada bulan Oktober 2000, hanya untuk ditangkap lagi dan dibawa kembali ke Nanjing. Dia hampir disiksa sampai mati di Pusat Penahanan Distrik Qinhuai sebelum dibebaskan. Polisi setempat sering mengganggunya, menggerebek rumahnya, dan memerasnya. Beberapa petugas bahkan berusaha untuk menyita properti aslinya, jika dia terus berlatih Falun Gong. Li terpaksa bersembunyi lagi untuk menghindari pelecehan.

Lima petugas, dipimpin oleh Xiao Ningjian, kepala Kantor 610 Nanjing, masuk ke rumah Li pada Oktober 2012 dan memerintahkan keluarganya untuk mengungkapkan keberadaannya. Mereka menolak untuk mematuhi. Xiao kemudian menyatakan bahwa ketika Li kembali, jika ia menghadiri sesi cuci otak selama beberapa hari, dan menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong, dia dapat menghabiskan tahun baru bersama keluarganya. Keluarga masih menolak memberi tahu lokasi Li.

Selama tiga bulan berikutnya, polisi terus-menerus datang mengganggu keluarga, kadang-kadang bermalam di luar rumah mereka, mencari Li. Polisi juga memeriksa catatan keuangan perusahaan Li dan mengumpulkan informasi tentang properti yang dimilikinya. Ibunda Li berusia 80-an, istri dan anak-anaknya hidup di bawah tekanan mental dan ketakutan yang luar biasa.

Li ditangkap pada 27 Februari 2013, setelah terlihat membaca buku-buku Falun Gong di kereta api dari Nanjing ke Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong. Dia dibawa kembali ke Nanjing dan ditahan di Pusat Penahanan Distrik Qinhuai. Ketika ibunya pergi ke pusat penahanan untuk mengunjunginya, dia sangat terpukul melihat putranya hampir tidak bisa dikenali karena penyiksaan yang dideritanya.

Li ditangkap sekali lagi pada Juni 2013 saat naik kereta. Polisi menolak kunjungan keluarganya kali ini. Meski menderita diabetes parah, polisi terus memberi tahu istri dan putrinya bahwa dia baik-baik saja dan kadar gula darahnya normal. Sampai dia dalam kondisi kritis, polisi baru memberi tahu keluarganya untuk membawanya pulang, dengan syarat dia tidak berhubungan dengan praktisi Falun Gong lainnya, termasuk ibunya. Jika dia diketahui berhubungan dengan mereka, polisi akan menyita hartanya.

Tidak lama setelah Li kembali ke rumah, dia ditangkap lagi pada 19 November 2013. Dua komputer dan buku-buku Falun Gongnya disita. Dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Qinhuai selama sebulan.

Polisi masuk ke kantornya pada 19 Maret 2014, dan kemudian menggerebek rumahnya. Kemudian polisi pergi ke tempat ibunya dan menuduhnya keluar berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Mereka menekankan bahwa dia tidak diperbolehkan untuk menghubungi Li atau praktisi lain, atau mereka akan menangkapnya. Kewalahan oleh tekanan mental, wanita tua itu meninggal tiga tahun kemudian.

Li ditangkap lagi pada 19 November 2014. Dia jatuh dalam kondisi kritis akibat penyiksaan dalam tahanan dan dibawa ke rumah sakit untuk resusitasi. Saat dia masih belum pulih, polisi menangkapnya lagi pada Januari 2015 dan menahannya di pusat cuci otak selama sebulan.

Pada bulan Juni 2015, Li mengajukan tuntutan pidana kepada Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung terhadap Jiang Zemin karena memulai penganiayaan terhadap Falun Gong. Polisi mulai mengganggunya pada bulan Agustus dan memantau kegiatan sehari-harinya. Bahkan komputernya diretas dan dipantau. Beberapa hari kemudian, polisi menggeledah rumahnya ketika tidak ada orang di sekitarnya. Komputer dan buku-buku Falun Gongnya disita. Ketika dia pergi ke kantor polisi, meminta pengembalian barang-barang yang disita, polisi menyatakan bahwa kejahatannya sangat serius sehingga dia bisa mendapatkan hukuman mati karenanya.

Sejak akhir 2019, polisi meningkatkan pengawasan terhadap Li. Mereka dan anggota staf komite perumahan bahkan mulai bermain mahyong (permainan judi) di rumahnya dan memaksanya untuk bermain dengan mereka, untuk memeras uang darinya.

Petugas utama mengancamnya, “Jangan berlagak bodoh. Apakah anda pikir kami di sini untuk bermain dengan anda? Izinkan saya memberi tahu anda, untuk orang keras kepala seperti anda, kami dapat membunuh anda kapan saja dan mengambil jantung dan hati anda. Beri tahu istri anda, jika kami berhenti datang ke rumah anda, dia harus pergi ke tempat saya. Saya khawatir anda tidak akan dapat menemukannya lagi jika itu masalahnya. Tidak ada yang akan membantu anda. Anda juga bisa memberi tahu anak-anak anda. Dengan kami datang ke sini, anda dapat mempertahankan perusahaan dan properti anda. Keluarga anda juga bisa menghabiskan waktu bersama. Betapa bagusnya itu!”

Informasi kontak pelaku:

Xu Jinhui (徐锦辉), sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Nanjing
Chang Heping (常和平), kepala Departemen Kepolisian Nanjing
Gao Honghua (高洪华), kepala Kantor Keamanan Domestik Nanjing: +86-25-86015780, +86-25-84420854
Wang Xiaomin (王筱敏), kepala Kantor 610 Nanjing

(Lebih banyak informasi kontak pelaku tersedia di artikel asli berbahasa Mandarin.)