(Minghui.org) Salam, Guru dan rekan-rekan praktisi:
Saya adalah praktisi yang tinggal di Boston. Saya ingin berbagi beberapa pengalaman kultivasi Falun Dafa saya.
Semester lalu, saya mengadakan pemutaran film pertama saya di kampus. Sebagai pemula dalam hal ini, ada banyak proses dan kejadian yang tidak terduga, sehingga pengajuan acara memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Mengingat banyaknya tugas sekolah dan promosi yang dibutuhkan, saya kewalahan dan ingin menyerah. Saya pikir akan lebih baik jika saya menunda acara tersebut hingga semester depan, karena ini akan memberi saya lebih banyak waktu untuk promosi. Tetapi, rekan-rekan praktisi sangat mendukung dan meyakinkan saya untuk melanjutkan upaya tersebut. Mereka mengatakan bahwa kita harus menyelenggarakannya apa pun masalahnya. Setidaknya itu akan menjadi pengalaman belajar. Dengan dorongan dari rekan-rekan praktisi, kami melanjutkan prosesnya dan membagikan brosur serta memasang informasi di papan pengumuman kampus. Meskipun banyak hal dilakukan dengan tergesa-gesa dan banyak hal yang tidak sempurna, saya mendapat pelajaran bahwa penyelesaian lebih penting daripada kesempurnaan.
Saya juga ingin berterima kasih kepada rekan praktisi yang selalu sabar dan selalu mengingatkan saya ketika saya terlalu sibuk dengan tugas kuliah dan lupa untuk mengerjakan sesuatu yang penting. Seorang praktisi selalu memperhatikan dengan saksama page dan email klub kami. Saya sangat berterima kasih kepadanya.
Pemutaran film kedua dilakukan sebelum akhir tahun akademik. Dengan pengalaman sebelumnya, proses pengajuan acara berjalan lebih lancar. Seorang praktisi setempat juga membantu saya dalam promosi. Kami memasang poster di sekitar kampus. Ada juga praktisi lain yang membantu kami membuat jadwal promosi dan menetapkan tugas-tugas. Segalanya terlihat lebih baik, namun kali ini kami menghadapi masalah dalam memutuskan pembicara tamu.
Kami masing-masing memiliki pendapat yang berbeda mengenai siapa yang harus diundang untuk pemutaran film tersebut. Saya merasa terluka dan kecewa karena pendapat saya tidak diterima. Jadi saya meninggalkan ruangan tidak ingin berbicara dengan mereka. Setelah itu, saya mencari ke dalam. Saya menyadari bahwa saya tidak memahami sudut pandang rekan praktisi lain sebelum saya berbicara. Jika saya lebih memahami mereka, saya bisa melakukan komunikasi yang lebih baik dengan mereka.
Hal lain yang terjadi selama acara tersebut adalah karena saya tidak memeriksa ulang lokasi yang dipesan, semua orang pergi ke lokasi yang salah. Kami baru menyadari masalah ini ketika waktu yang ditentukan tiba, dan ada kelompok lain di ruang kelas yang sama. Para peserta harus berjalan selama 20 menit untuk sampai ke gedung lain untuk menonton film. Ini mengajari saya pentingnya memeriksa ulang dan memperhatikan detail.
Untuk mempromosikan pemutaran film, kami perlu pergi ke berbagai toko di jalan atau berdiri di pinggir jalan untuk membagikan selebaran. Saya mempunyai suara hati yang mengatakan bahwa ini terlalu sulit dan terlalu dingin – saya sebaiknya menyerah. Tapi saya mengatakan pada diri sendiri bahwa ini adalah untuk menyelamatkan orang, dan saya bisa melakukannya. Seperti yang diajarkan Guru kepada kita: “Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Ceramah 9, Zhuan Falun). Kata-kata ini memperluas kapasitas dan kesediaan saya. Saya juga menjadi lebih berterimakasih, rendah hati, dan lebih bisa berempati dengan orang lain.
Boston adalah kota yang berangin, dan berlatih di luar pada musim dingin sangatlah sulit. Saya ingat ketika saya pertama kali datang ke kota ini, sangat dingin bagi saya untuk berjalan di luar bahkan hanya untuk waktu yang singkat. Ketika pertama kali saya melakukan latihan di luar ruangan semester ini, saya bahkan tidak memberitahu praktisi lain yang juga sedang melakukan latihan, tetapi pergi tanpa sepatah kata pun, karena saya sangat kedinginan. Seiring waktu, saya belajar menahan kesulitan tersebut. Konsep manusia selalu muncul, dan saya ingin mengenakan lebih banyak pakaian atau minum cokelat panas sebelum pergi keluar, tetapi saya menemukan bahwa meskipun kelihatannya sulit, sebenarnya tidak terlalu sulit, dan biasanya, kesulitan itu dapat diatasi. Rekan-rekan praktisi benar-benar membantu saya melewati semua ini.
Beban kerja di universitas sangat berat bagi saya. Terkadang, sangat sulit untuk mengikutinya. Sekali waktu, saya menunda salah satu tugas saya sampai akhir sekali. Saya bahkan tidak berani meminta perpanjangan waktu kepada asisten pengajar karena saya merasa kewalahan. Seorang praktisi membantu saya, mengajari saya, dan menemani saya untuk menyelesaikan sebagian besar proyek tersebut. Sangat sulit menghabiskan berjam-jam membaca dan menulis, dan saya ingin menyerah, tetapi praktisi tersebut selalu sabar. Dia tidak mendorong saya. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk melepaskan emosi saya dan mencoba sekali lagi.
Itu seperti apa yang Guru katakan:
“Saat terlihat tidak ada harapan, dikatakan sulit untuk dilakukan, maka anda boleh coba lakukan, lihat akhirnya sanggup atau tidak. Bila anda benar-benar berhasil, anda menemukan memang benar pepatah mengatakan: “Setelah melewati bayangan gelap pohon willow, akan ditemukan kecerahan bunga dan sebuah desa lain.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)
Setelah beberapa waktu, semuanya menjadi jauh lebih mudah, dan saya menyelesaikan draf pertama tugas saya. Hal yang sama terjadi keesokan harinya. Setelah saya melewati masa-masa sulit, saya menemukan sudut pandang yang sama sekali baru dalam penelitian dari sumber baru. Pengalaman itu mengajari saya pentingnya mendorong diri sendiri dan terus bekerja keras serta dedikasi.
Klub kami tidak memiliki uang atau pendanaan. Untuk mengadakan acara tersebut, kami perlu mengeluarkan uang dari kantong sendiri untuk berbagai keperluan terkait acara. Pada awalnya, saya merasa enggan, namun setelah melakukan lebih banyak acara, saya menyadari bahwa tidak mudah untuk mengadakan sebuah acara. Butuh waktu dan usaha, dan menghabiskan uang, tetapi banyak praktisi menghabiskan uang pribadi mereka untuk mendukung acara dan proyek Dafa tanpa mengharapkan imbalan. Betapa egoisnya saya, menjadi orang yang hanya mengambil dari orang lain. Sekarang saya lebih bersedia untuk berkontribusi.
Beberapa hari, setelah seharian bekerja, saya merasa lelah dan tidak ingin berpartisipasi dalam belajar Fa online dengan praktisi lain. Sebagian besar waktu, saya masih akan melakukannya, meskipun dengan enggan. Namun, ada saat ketika saya mengubah cara berpikir saya. Saya mulai berpikir: Saya berkontribusi pada lingkungan belajar Fa hanya dengan hadir. Mampu membantu menjaga lingkungan yang dapat membantu praktisi lain untuk belajar Fa adalah hal yang luar biasa. Setelah mengubah sikap saya, saya menjadi lebih sabar dan perhatian. Kemudian dalam berbagi pengalaman, seorang praktisi berterima kasih kepada saya karena telah berbagi pengalaman dengannya. Itu adalah pengalaman yang bagus.
Saya sangat berterima kasih kepada semua praktisi yang berpartisipasi dalam kegiatan di Boston, dan saya juga berterima kasih atas waktu yang dihabiskan di sini. Saya akan terus mengikuti Dafa sebagai panduan saya ketika menghadapi masalah, dan saya akan mengingatkan diri sendiri sesuai dengan apa yang dikatakan Guru: “Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Ceramah 9, Zhuan Falun).
Saya akan berbuat lebih baik untuk bisa meningkat dalam kultivasi saya.
(Dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa New England 2023)