Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengunjungi Kampung Halaman Saya Untuk Menyelamatkan Orang

12 Juni 2023 |   Oleh praktisi di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Selama Tahun Baru Imlek 2020, pandemi merebak dan kota saya dikunci tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Orang-orang mulai panik.

Beberapa murid ibu saya lebih dari 50 tahun yang lalu bertanya kepada kerabat saya di rumah tentang ibu saya, mengatakan bahwa semakin tua mereka, semakin mereka merindukan guru mereka. Mereka sangat merindukan ibu saya sehingga mereka mengundangnya kembali ke kampung halamannya untuk berkunjung.

Meskipun saya pernah ke kampung halaman untuk membantu orang-orang mengetahui tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa, itu sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Selama pandemi, saya sangat ingin memberi tahu kerabat dan teman saya tentang Dafa sesegera mungkin.

Saya mengalami sebuah mimpi yang jelas dimana saya naik sebuah bus dan melihat seseorang berlari mengejar bus saat akan berangkat. Saya meminta pengemudi untuk menunggu, jadi dia berhenti dan menjemput orang itu.

Karena mimpi itu, saya memutuskan untuk mengunjungi kampung halaman kami bersama ibu saya yang berusia 80 tahun untuk memberi tahu orang-orang fakta tentang Dafa. Jadi kami berencana untuk bepergian ketika penguncian di daerah saya dilonggarkan.

Kami menyiapkan materi, antara lain flash drive, pamflet, dan liontin kenang-kenangan. Kami memasukkannya ke dalam kantong plastik yang bagus. Sebelum kami pergi, kami memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan semua makhluk jahat dan faktor-faktor yang mencegah kami mengunjungi kampung halaman kami untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Bibi saya menyebarkan berita kepada murid ibu saya yang tinggal di dekat situ bahwa ibu saya akan pergi ke rumahnya. Mereka semua mengatakan akan mengunjunginya.

Bibi saya, yang berusia 75 tahun, menyambut kami di pintu masuk desa. Dia memiliki kulit yang cerah dan terlihat jauh lebih muda dari sebelumnya. Bibi saya mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) 10 tahun yang lalu. Saya tahu bibi saya melakukan hal yang baik dengan memberitahu murid-murid ibu saya tentang kunjungan kami sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengetahui kebenaran tentang Falun Dafa. Saya percaya dia akan diberkati.

Begitu kami memasuki rumah, paman mertua saya yang berusia 89 tahun menyambut kami. Dia tampak bersemangat, dengan gerakan cepat dan pemikiran jernih.

Kami mengetahui bahwa dia sangat memperhatikan kesehatannya, jadi ibu saya mulai berbicara tentang kesehatan dan umur panjang. Dia menggambarkan efek ajaib dari Dafa dalam menyembuhkan penyakit dan membantu orang mencapai kesehatan secara alami. Dia kemudian menyebutkan kejahatan keji yang dilakukan oleh PKT selama 70 tahun terakhir dan bagaimana tetap aman dari bencana dengan mundur dari Partai. Paman mertua saya mendengarkan dan mundur dari PKT. Kami memberinya liontin Dafa, yang dia terima dengan senang hati.

Saat ibu dan paman mertua saya berbicara, menantu perempuan bibi saya datang bersama anaknya. Saya menyapanya dengan hangat, memuji kecantikannya, memberi tahu dia betapa cakapnya dia, dan mengatakan bahwa sepupu saya beruntung telah menikahinya.

Saya kemudian memberi tahu dia fakta tentang Dafa dan bahwa kami berada di sana dengan harapan agar orang yang kami cintai dapat tetap aman selama pandemi. Kami menjelaskan mengapa Falun Dafa baik dan bagaimana dia akan diberkati jika dia ingat: "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik!" Dia setuju untuk mundur dari Pionir Muda. Ketika putrinya yang berusia lima tahun melihat liontin baru ibunya, dia juga menginginkannya. Saya juga mengatakan kepadanya untuk mengingat, "Falun Dafa baik!" dan memberinya gelang. Mereka berdua sangat bahagia.

Tidak lama kemudian, putri sulung bibi saya dan suaminya tiba dengan makanan laut segar untuk makan siang. Sepupu saya telah mundur dari PKT lebih dari 10 tahun yang lalu. Suami sepupu saya, yang pertama kali saya temui, sangat baik kepada kami. Dia terus memberi saya makanan dan minuman. Saya tahu dia adalah orang yang ditakdirkan. Dia mengemudikan taksi dan harus berangkat lebih awal untuk bekerja. Jadi saya memanfaatkan setiap saat untuk mengatakan fakta kebenaran kepadanya. Saya mulai berbicara tentang keindahan Dafa, penganiayaan praktisi di Tiongkok, dan bagaimana Falun Dafa diterima di seluruh dunia. Dia setuju untuk mundur dari organisasi afiliasi PKT.

Sore hari, murid ibu saya datang. Yang pertama adalah pensiunan pegawai desa berusia 73 tahun, Yang. Dia pernah menjadi ketua kelas ibu saya. Saya dan ibu saya menceritakan fakta kebenaran, dan dia sangat terbuka. Dia mengajukan banyak pertanyaan. Kami memberinya jawaban yang memuaskan dari sudut pandang yang dapat dia pahami, jadi dia segera mundur dari PKT dan menerima materi Dafa kami.

Saat itu, seorang wanita berpakaian bagus berusia 60-an tiba. Dia langsung mendatangi ibu saya, memeluknya, dan berseru, “Guru! Guru!" Ibu saya langsung mengenalinya dan menyebutkan namanya. Dia bahkan lebih bahagia, tidak menyangka bahwa setelah lebih dari 50 tahun, ibu saya masih mengingatnya.

Ibu saya memperkenalkannya kepada orang banyak sebagai anggota komite rekreasi kelasnya yang cantik. Dia segera setuju untuk mundur dari organisasi afiliasi PKT. Ketika dia pergi, saya memintanya untuk memberitahu suaminya membaca lebih banyak materi tentang penganiayaan dan melafalkan "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik!"

Keponakannya datang menjemputnya. Dia modis dengan potongan rambut kekanak-kanakan. Awalnya, saya tidak yakin apakah saya harus mengatakan fakta kebenaran kepadanya. Namun, pikiran lurus saya menang dengan cepat, dan saya berpikir, “Mengapa tidak? Guru Li mengatur agar dia datang dan mendengarkan fakta kebenaran.”

Saya menyapanya dengan senyuman dan memberinya flash drive. Saya kemudian memberi tahu dia mengapa dia harus mundur dari PKT. Dia setuju untuk mundur.

Enam atau tujuh murid ibu saya datang. Semuanya mundur dari Partai. Ibu saya juga menekankan pentingnya melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” dan memberitahu semua orang untuk selalu mengingat “Falun Dafa baik!”

Waktu berlalu dengan cepat, dan kami siap untuk pulang. Yang bersikeras agar kami pergi ke restoran, mengatakan dia akan sedih jika kami tidak makan bersama karena kami tidak bertemu satu sama lain selama lebih dari 50 tahun. Di meja, seorang siswa mengangkat gelasnya dan berkata, “Ayo bersulang untuk Sejati-Baik-Sabar!”