Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Melenyapkan Ego Adalah Kunci

18 Juni 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Saya memperoleh Fa pada tahun 1997 dan telah mengalami suka duka. Jika saya mengurangi waktu yang saya sia-siakan, jumlah sebenarnya yang saya habiskan untuk Xiulian sangat terbatas. Hal itu karena saya tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang Dafa. Dengan keterikatan manusiawi yang kuat pada citra diri, nama, sentimentalitas, dan ego yang besar, saya menggunakan Dafa sebagai penopang spiritual untuk waktu yang lama. Sejak saya mulai memperhatikan Xiulian yang sungguh-sungguh beberapa tahun terakhir ini, jika saya harus menggambarkan hal terpenting yang saya pelajari melalui Xiulian dalam satu kalimat, itu adalah: Sangatlah penting melenyapkan ego diri sendiri.

Sebelum Saya Berkultivasi atau Berkultivasi Nyata

Saya adalah anak bungsu dan tumbuh dengan tidak peduli pada apa pun kecuali pada diri sendiri. Saya suka kebebasan dan membenci apa pun yang mengendalikan saya. Saya tidak pernah berpikir untuk menabung dan tidak memiliki nilai-nilai keluarga. Saya tidak berpikir untuk menikah sampai saya sudah berkelana dalam waktu yang lama dan merasa lelah. Saya menikah pada usia 33 tahun; kakak laki-laki tertua saya membiayai pernikahan saya.

Ketika kakak perempuan saya dan putrinya tinggal bersama saya, kakak perempuan sering berkata, “Kamu memperlakukan rumahmu seperti hotel.” Saya memiliki kehidupan sosial yang sibuk. Saya sering pulang ke rumah dalam keadaan mabuk sekitar tengah malam dan langsung tidur. Kadang-kadang saya muntah dan tidak sadar bahwa saudara perempuan saya yang membersihkannya. Saya bangun di pagi hari dan melakukan hal yang sama lagi.

Komentar kakak laki-laki tertua tentang saya adalah, “Karakter menentukan keberhasilan atau kegagalan,” yang berarti bahwa saya ditakdirkan untuk gagal. Saya tidak peduli dengan apa yang dia katakan. Saya adalah karakter yang liar dan sulit diatur yang hidup di dunia lain. Saya keras kepala dan tidak mau menyerah dengan apa yang saya lakukan.

Setelah saya berlatih Dafa, saya mencoba mengklarifikasi fakta kepada keluarga, tetapi mereka bahkan tidak mau menerima materi atau mengabaikan saya sama sekali. Saya mencari ke dalam untuk mencari tahu alasannya dan menemukan aspek-aspek budaya Partai dalam ucapan dan pikiran saya, misalnya, memaksakan pikiran saya kepada orang lain, merasa benar sendiri, pemaksaan, ketidaksabaran, dan tidak mengizinkan orang lain menyela.

Memulai Berkultivasi Nyata

Guru menyuruh saya untuk menjadi orang yang baik. Saya bertanya-tanya seperti apa orang yang baik itu. Beberapa komentar keluarga di masa lalu muncul di benak saya, “Barang-barangmu selalu yang paling penting,” “Kamu tidak bisa menerima kritik,” dan “Kamu tidak pernah peduli bagaimana perasaan kami.” Mereka benar. Dulu saya acuh tak acuh terhadap urusan keluarga. Berbakti kepada orang tua sepertinya tidak ada hubungannya dengan saya; itu terserah pada kedua kakak perempuan dan kakak laki-laki saya.

Saya telah dianiaya karena berlatih Falun Dafa. Hal ini sangat berdampak pada keluarga dan bahkan mengubah kesan awal mereka yang baik terhadap Dafa. Hal ini menghalangi komunikasi kami dan mencegah mereka untuk mendengarkan fakta kebenaran.

Saya menyadari bahwa keegoisan saya adalah masalahnya. Alam semesta baru Guru hanya membutuhkan kehidupan yang mendahulukan orang lain, dan keegoisan adalah kebalikan dari mendahulukan orang lain. Saya tahu bahwa saya harus melenyapkan keegoisan. Saya membuat keputusan penting: mengubah diri saya dan mulai mendahulukan orang lain.

Kakak laki-laki dan kakak perempuan saya sedang berada di luar kota, jadi saya tinggal bersama ibu untuk merawatnya: berbelanja, melakukan pekerjaan berat, dan membersihkan rumah. Ibu hidup dengan uang pensiun yang kecil setelah ayah meninggal. Dia terobsesi mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual, yang, dalam kata-katanya, adalah “penghasilan kerja.” Saya pergi bersamanya untuk menjual barang bekas kapan pun saya ada waktu.

Kakak perempuan tertua mengalami kesulitan keuangan, jadi saya memberikan rumah saya kepada keluarganya untuk ditinggali karena saya masih lajang saat itu. Saya membantu putrinya memilih perguruan tinggi dan memberinya saran tentang formulir. Saya juga menemaninya mengikuti ujian masuk sekolah pascasarjana di kota lain. Saya membantu kakak laki-laki mengatur dokumen-dokumennya ketika dia sibuk.

Pada pertemuan keluarga, saya menceritakan kepada keluarga tentang budaya tradisional, tentang kebajikan mendapat balasan dan kejahatan mendapat ganjaran, tentang reinkarnasi, tentang dikritik tanpa harus melawan, dan kisah-kisah lain untuk mencoba melenyapkan konsep ateisme dan evolusi di benak mereka.

Setelah beberapa tahun berusaha, keluarga senang melihat perubahan dalam diri saya, dan saya akhirnya memenangkan hati mereka. Sekarang mereka sangat menerima ketika saya menjelaskan fakta kebenaran kepada mereka.

Mengultivasi Mendahulukan Orang Lain Sambil Mempertahankan Tempat Produksi Material

Pada tahun 2004, seorang rekan praktisi bernama Lu (nama samaran), yang juga mantan teman sekelas saya, datang ke kota saya untuk belajar desain periklanan dan tinggal bersama saya. Sangat sedikit orang yang mengetahui teknologi pada saat itu, sedangkan permintaan akan materi klarifikasi fakta sangat besar.

Saya menghabiskan 5.000 yuan untuk membeli sebuah komputer desktop dan memasang broadband, sehingga Lu dapat belajar cara menggunakan komputer serta melakukan pekerjaan Dafa. Sebuah “bunga” kecil (tempat produksi materi Dafa) mekar. Lu memanfaatkan komputer dengan baik dan menjadi seorang ahli di daerah kami, membantu banyak praktisi setempat memecahkan masalah komputer mereka.

Saya juga belajar beberapa keterampilan perbaikan dan membantu praktisi memecahkan masalah komputer. Kadang-kadang saya bekerja sama dengan rekan praktisi untuk mengembangkan dan menguji coba metode baru dan kemudian mempostingnya di forum untuk memberi manfaat bagi orang lain. Dalam membantu rekan praktisi, saya mengalami kegembiraan dalam melenyapkan ego dan memahami arti mendahulukan orang lain.

Selama pandemi, saya harus bolak-balik memperbaiki perangkat di luar kota. Para praktisi agak tersebar di daerah tersebut, dan biasanya saya membutuhkan waktu satu jam dengan sepeda listrik. Saya menghafal Fa sambil mengendarai sepeda, dan tidak membuang waktu.

Sepeda listrik saya telah membawa saya lebih dari 3.100 mil. Saya pernah mampir ke toko teman dalam perjalanan pulang. Dia melihat sepeda listrik saya, bertanya-tanya bagaimana sepeda itu bisa bertahan begitu lama, sambil bergumam, “Apakah sepeda listrikmu ini ajaib?” Saya menjawab, “Ya, ini adalah alat ajaib dan mungkin saja menjadi ajaib.”

Seolah-olah saya melihat jalan emas latihan kultivasi yang membentang di depan saat saya berubah sedikit demi sedikit. Semakin saya melenyapkan ego, semakin saya tahu betapa tidak penting dan kecilnya saya. Semakin saya mencari ke dalam, semakin saya menyadari ketidakterbatasan dan kebesaran Dafa.

Menurut pendapat saya, peningkatan seseorang bukanlah tentang berapa banyak yang telah diperolehnya, melainkan tentang berapa banyak yang telah dikorbankan, berapa banyak yang telah dilepaskan, dan berapa banyak yang telah dilakukan untuk orang lain.

Saya kemudian berkata kepada Guru dalam hati, “Saya akan bekerja sama dengan rekan-rekan praktisi sehingga kami dapat berjalan di jalan kami dengan baik bersama-sama. Saya akan mengultivasi sikap tidak mementingkan diri sendiri dan mendahulukan orang lain untuk menghargai penyelamatan belas kasih Guru.”