Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Tidak Pernah Menyerah pada Istri Saya yang Sakit Jiwa

3 Juni 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya ditangkap pada 5 September 2005, dan dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara karena keyakinan saya pada Falun Dafa. Setelah dibebaskan pada April 2009, saya mengetahui bahwa istri dan putra saya yang berusia 10 tahun telah hilang selama bertahun-tahun. Saya juga dipecat dari tempat kerja saya. Saya kehilangan segalanya!

Mengatasi Keterikatan Nafsu Berahi

Saya kemudian bekerja di rumah sakit, dan teman serta kolega saya ingin mencarikan jodoh untuk saya. Saya dikenalkan dengan banyak wanita. Beberapa sudah bercerai, beberapa belum menikah, dan salah satunya putri seorang praktisi Dafa. Saya menolak semuanya.

Saya bahkan tidak bisa menghidupi diri sendiri, jadi bagaimana bisa memikul tanggung jawab untuk menghidupi keluarga baru? Dan saya juga sudah menikah dan memiliki seorang putra. Bagaimana saya bisa menikah lagi? Saya telah berlatih Falun Dafa sejak Maret 1995, dan prinsip-prinsip Fa memiliki persyaratan yang ketat dalam hal ini. Saya tidak boleh melanggar ajaran Guru Li dan melakukan hal-hal yang merugikan diri saya.

Saya memiliki nafsu berahi, dan ini membuat saya harus menghadapi masalah ini. Saya mencari ke dalam dan menemukan keterikatan ingin memiliki keluarga yang lengkap dengan istri yang cantik dan anak-anak yang cantik. Mencari lebih dalam, saya menemukan bahwa saya takut akan kesepian, dan mendambakan kehidupan yang bahagia. Inilah tepatnya keterikatan yang harus disingkirkan. Saat saya sudah tenang, semakin sedikit orang yang memperkenalkan wanita kepada saya, dan akhirnya tidak ada lagi yang menyebutkannya.

Ketika sedang bertugas, seorang wanita muda datang memberi saya sebuah angpao, mengatakan itu adalah ucapan selamat tahun baru dan terima kasih. Dia adalah pasien sebelumnya yang sangat cantik. Saya menolak tawarannya dan memberi tahu dia mengapa saya tidak bisa menerimanya. Dia tidak memaksa, dan malah mengundang saya makan malam. Tapi saya tetap menolak. Setelah pulang kerja, seseorang mengetuk pintu saya. Saya membukanya dan melihatnya berdiri di sana. Dia datang dengan tangan kosong, jadi saya membiarkannya masuk.

Dia membantu mengepel lantai, merapikan kamar, dan mencari tukang kayu untuk memperbaiki pintu lemari saya. Saya berterima kasih dan memiliki kesan yang baik terhadapnya, tetapi saya khawatir. Ini bukanlah suatu kebetulan.

Saya berpikir dalam hati: “Saya adalah pria yang sendirian di rumah, dan ada seorang wanita membantu membersihkan tempat ini, itulah yang saya butuhkan. Tetapi orang lain akan mengira dia adalah istri saya. Betapa memalukannya ini? Bukankah ini nafsu berahi saya di tempat kerja? Saya memiliki perasaan yang baik tentang dia. Tapi nafsu adalah apa yang Guru ingin saya singkirkan. Saya kemudian memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan pikiran kotor ini dan memurnikan diri. Pada saat yang sama, saya mulai menghindarinya. Dengan hati yang teguh dan sikap saya yang lurus, dia menghilang dari pandangan dan tidak kembali.

Saya diuji seperti ini berkali-kali, tetapi dengan mengikuti prinsip-prinsip Dafa dan menjaga Xinxing saya, saya berhasil melewati ujian demi ujian. Setelah pulang kerja, saya belajar Fa, melakukan latihan, memancarkan pikiran lurus, dan keluar untuk memberi tahu orang-orang tentang fakta penganiayaan. Hidup saya memuaskan dan bermakna. Ini berlangsung selama lebih dari tiga tahun, sampai saya mengetahui berita tentang istri dan putra saya.

Istri dan Putra Saya Kembali

Pada Februari 2013, saya mengetahui istri dan putra saya berada di Beijing, dan istri saya sakit jiwa. Seorang teman telah berinisiatif untuk merawat mereka selama beberapa tahun.

Saya ingin pergi ke sana menjemput mereka, tetapi karena kartu identitas saya telah dirusak oleh pihak berwenang, saya tidak bisa naik kereta, dan taksi ke Beijing terlalu mahal. Saya meminta bantuan orang tua saya, dan mereka menyarankan agar saya meminta bantuan saudara laki-laki dan perempuan saya. Jadi kedua adik laki-laki dan perempuan saya naik kereta ke Beijing dan menemukan istri dan putra saya.

Karena konsidisnya, istri saya tidak bisa naik kereta, dan tidak ada supir taksi yang mau mengantarnya. Saudara laki-laki saya kemudian menelepon seorang teman untuk pergi ke Beijing menjemput mereka. Saudara laki-laki saya menghabiskan lebih dari 10.000 yuan untuk membawa istri dan putra saya kembali. Temannya mengantar langsung ke rumah sakit jiwa setempat, tempat istri saya didiagnosis menderita skizofrenia dan dirawat. Saya tidak punya pilihan selain meninggalkannya di sana untuk perawatan dan membawa pulang putra saya.

Menghadapi Istri yang Sakit

Saya mengunjungi istri saya setiap hari. Dia memusuhi saya, sering memarahi dan menghina saya. Saya merasa kesal dan menyesal membawanya kembali. Ketika pulang ke rumah untuk belajar Fa, saya tahu bahwa saya seharusnya tidak membencinya, tetapi mencoba untuk memahaminya. Penyakitnya disebabkan oleh penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap saya. Saya tahu harus memperlakukannya dengan baik. Tidak peduli apa pun yang dia lakukan, saya tidak boleh memiliki pikiran negatif.

Saya terus mengunjungi dan membawakan buah dan kue untuknya, serta makanan favoritnya. Terkadang saya dimarahi, dan ini membuat saya malu. Keinginan saya agar kami bersatu kembali sangat kuat. Setiap kali saya pergi mengunjunginya dengan harapan, saya kembali dengan kecewa dan menyesal telah pergi. Ketika belajar Fa, saya menyadari bahwa saya salah dan tidak seharusnya merasa kesal. Jadi saya memancarkan pikiran lurus untuk membersihkan pikiran negatif ini.

Dari waktu ke waktu, seseorang mencoba membujuk saya untuk menceraikannya, dan istri saya juga terus mengatakan bahwa dia ingin bercerai, tetapi saya tidak setuju. Lambat laun, saya menjadi lebih damai dan tidak lagi mudah terpengaruh oleh kata-kata dan tindakan istri saya. Dia membantu saya meningkatkan xinxing, dan saya sangat berterima kasih untuk itu. Setiap kali pergi mengunjunginya dan membawakan makanan untuknya, saya merasakan sikap peduli dari lubuk hati. Saya berharap dia segera pulih dan kembali ke rumah.

Rumah sakit mengirim mobil untuk menjemput saya pada 13 April 2020, mengatakan bahwa kondisi istri saya semakin memburuk. Ketika tiba, saya diberitahu bahwa dia menderita TBC paru yang parah dan perlu dipindahkan ke rumah sakit TBC untuk pengobatan. Saya membawanya ke sana, tinggal bersama, dan merawatnya dengan sepenuh hati. Dia tidak bisa makan sendiri, jadi saya menyuapinya; dia tidak bisa menggunakan toilet sendiri, jadi saya membantunya. Setelah merawatnya dengan baik, saya meluangkan waktu untuk belajar Fa, melakukan latihan, memancarkan pikiran lurus, dan mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Saat cuaca bagus, saya menggendongnya keluar untuk duduk di bawah sinar matahari. Dia keluar dari rumah sakit setelah tiga bulan.

Di rumah, dia menolak minum obat, dan segera jatuh sakit lagi. Saya kemudian membawanya kembali ke rumah sakit. Setiap minggu saya membawakannya makanan, tetapi dia masih memarahi saya dari waktu ke waktu. Namun, saya tetap diam dan berpikir, “Mengapa dia memperlakukan saya seperti itu? Mungkinkah saya tidak mengikuti prinsip-prinsip Dafa?” Jadi saya mencari ke dalam dan mengoreksi pikiran saya. Keadaan pikiran saya menjadi semakin damai, dan kondisinya membaik.

Ketika beberapa rekan kerja memiliki konflik keluarga, mereka sekarang menjadikan saya sebagai panutan untuk diikuti, dan konflik mereka bisa terselesaikan.

Dalam budaya tradisional Tionghoa, kepala rumah tangga adalah suami yang harus berkemauan keras dan tidak jatuh saat menghadapi kesulitan. Suami menghidupi keluarga dan memperlakukan istrinya dengan baik, sedangkan istri merawat suaminya, mendidik anak-anak, dan lembut serta berbudi luhur. Praktisi Falun Dafa memiliki misi meninggalkan referensi untuk masa depan!