(Minghui.org) Saya adalah guru anak paud. Guru Li ( pencipta Dafa ) telah membuka kebijaksanaan saya sehingga bisa menyelesaikan banyak konflik di tempat kerja setelah saya mulai berkultivasi Falun Dafa. Pekerjaan menjadi mudah dan santai. Saya lebih tenang dan lebih damai di hati. Saya dapat menemukan kekurangan diri sendiri dengan menyaksikan kemurnian dan kepolosan anak-anak kecil yang saya ajari.
Anak-anak zaman sekarang diberikan kehidupan yang lebih baik dan sering dimanjakan. Mereka terbentuk kepribadian yang kuat dan cenderung sangat egois. Anak-anak ini sering terlibat konflik satu sama lain, ini terutama terjadi pada anak-anak yang lebih kecil. Karena orang tua tidak ingin anaknya diintimidasi, mereka telah mengajari mereka banyak hal yang tidak perlu. Langkah-langkah ini telah menyebabkan banyak masalah di sekolah. Mendidik anak memang menjadi sesuatu yang melelahkan. Namun, sebagai praktisi Falun Dafa, Guru telah mengajarkan kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Setelah memikirkan hal ini, saya menyadari perlu melakukan yang terbaik dan menampilkan keindahan Dafa di tempat kerja saya.
Peng Peng adalah anak yang bermasalah saat pertama kali mulai bersekolah. Dia sering berkonflik dengan teman sekelasnya dan bisa bermain tangan ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Dia akan memukul atau merebut mainan dari teman-temannya, mematikan layar komputer kelas ketika dia tidak menyukai mata pelajaran yang sedang didiskusikan guru, dan dia sering rewel. Dia akan menunjuk dan menyalahkan orang lain. Guru-guru tidak dapat mengajaknya berbicara dengan logika, dan perilakunya menyebabkan banyak masalah bagi semua orang.
Awalnya, saya merasa terganggu dan menyalahkan orang tua Peng-peng atas perilakunya. Anak-anak yang manja dan rewel adalah hasil langsung dari orangtua yang memenuhi semua permintaan anak. Saya mencoba yang terbaik untuk mengubah perilaku buruknya dengan sabar dan berusaha mengajaknya berpikir rasional. Tapi sepertinya tidak ada yang berhasil. Saya tercerahkan dengan fakta bahwa perilaku Peng-peng merupakan cerminan dari kultivasi saya. Saya perlu mencari ke dalam dan memperlakukan baik Peng-peng maupun orangtuanya dengan belas kasih. Saya perlu mengambil posisi orangtua Peng-peng dan melihat situasi secara dialektis. Saya menyadari masih sangat terpengaruh oleh budaya dan idealisme Partai Komunis Tiongkok. Meskipun saya mencoba mengajak anak-anak berpikir, tapi sering kali saya hanya memaksa mereka untuk mematuhi saya. Dari sudut pandang kultivasi, bagaimana ini bisa diterima? Apa yang ditunjukkan Peng-peng adalah cerminan dari diri saya sendiri. Masalah dia juga menjadi masalah saya, dan saya perlu meningkatkan kultivasi saya.
Saya mulai mencari ke dalam dan mengubah cara saya memandang Peng-Peng. Saya mulai melihat sisi positifnya. Saya berkomunikasi dengannya dengan tenang, memberitahu dia apa yang benar dan apa yang salah. Saya mengajarinya bahwa setiap kali dia terlibat dalam konflik, dia harus mempertimbangkan perasaan pihak lain dan belajar untuk bersabar, serta memperlakukan orang lain dengan kebaikan.
Melalui banyak dorongan dan bimbingan positif, Peng-Peng menjadi lebih ceria dan terbuka. Dulu dia sering bermain sendiri, tapi sekarang dia mempunyai lebih banyak teman dan berbagi mainan saat waktu bermain. Dia menjadi lebih sabar, bisa menunggu untuk mendapatkan camilan, dan belajar mengantre untuk mencuci tangannya. Dia juga menjadi lebih sopan dan mengikuti aturan kelas. Dia menjadi lebih toleran terhadap orang lain. Perubahan positifnya membuat semua orang bahagia.
Kepala sekolah mengirimkan video anak-anak melakukan latihan pagi ke grup chat orang tua pada suatu pagi. Namun, kepala sekolah ceroboh dan tidak memperhatikan ada dua anak yang sedang bertengkar di video tersebut. Ini menyebabkan kegemparan di antara orang tua kedua anak di chat grup. Kedua belah pihak merasa anak mereka sedang dianiaya dan ingin mempermasalahkan ini setelah pulang sekolah. Mereka menjadi agresif dalam chat grup dan situasinya cukup tegang. Tak satu pun dari mereka mau mengalah. Kepala sekolah berusaha untuk menengahi situasi tetapi tidak berhasil. Dia menjadi sangat cemas karena sesuatu yang buruk mungkin benar-benar bisa terjadi di sekolah jika tidak dihentikan tepat waktu.
Saya memberi tahu kepala sekolah bahwa saya ingin mencoba menengahi situasi tersebut. Saya menelepon orang tua pertama dan dengan tulus meminta maaf karena para guru telah ceroboh dan mengabaikan situasi tersebut. Saya berempati tentang perasaan orang tua tersebut. Saya memuji kemajuan anaknya di kelas dan berbicara tentang bagaimana para guru di sekolah berusaha sebaik mungkin untuk menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan yang baik kepada anak-anak. Saya menyimpan hati yang penuh belas kasih dan tidak menyalahkan atau mengeluh kepada orangtua tersebut. Saya kemudian menelepon orang tua kedua dan juga meminta maaf. Saya memberi tahu orang tua itu bahwa kesalahan gurulah yang menyebabkan begitu banyak kesalahpahaman di antara orang tua, dan saya berharap mereka akan memaafkan kami. Tak satu pun dari orang tua itu yang melanjutkan masalah ini lebih jauh, dan saya merasa bahwa saya telah berhasil menyelesaikan keributan besar.
Jika saya tidak berkultivasi Falun Dafa, saya pasti akan merasa terganggu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya merasa beruntung bisa berkultivasi Dafa. Guru telah mengajari saya untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dalam konflik. Guru telah membantu saya menyelesaikan banyak masalah yang saya hadapi ditempat kerja.
Di atas adalah pengalaman kultivasi saya pada tingkat pemahaman saya yang terbatas. Mohon tunjukkan apabila ada sesuatu yang tidak pantas.