Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Osaka dan Kyoto, Jepang: Pawai untuk Menyerukan Diakhirinya Penganiayaan terhadap Falun Dafa di Tiongkok

29 Juli 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Jepang

(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Jepang mengadakan dua pawai 20 Juli untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Dafa di Tiongkok oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Pawai diadakan di daerah Kansai pada 15 dan 16 Juli di dua kota Osaka dan Kyoto. Banyak anggota parlemen dan pendukung non-pemerintah secara khusus melakukan perjalanan ke tempat pawai maupun mengirimkan pidato mereka untuk dibacakan guna menunjukkan dukungan mereka terhadap Falun Dafa dan mengutuk penganiayaan. Selama pawai, para praktisi juga mendapat dukungan dan semangat dari penduduk setempat dan para wisatawan.

Inagaki (pria), ketua Himpunan Falun Dafa Jepang, berkata, “Tanggal 20 Juli ini menandai peringatan 24 tahun PKT memulai penganiayaan terhadap Falun Dafa. Praktisi Falun Dafa melakukan yang terbaik untuk membantu rakyat Jepang dan pemerintah untuk memahami kebenaran tentang penganiayaan ini. Saat ini, situasi dalam masyarakat telah berubah. Lebih banyak orang Jepang dan pegawai pemerintah mulai memahami watak jahat dan kejam PKT. Saya berharap pemerintah Jepang dapat meningkatkan dukungannya baik di dalam maupun di luar Jepang. Kami juga akan terus berupaya untuk mengakhiri penganiayaan dan membantu lebih banyak orang untuk memahami kebenaran tentang penganiayaan ini.”

Barisan pawai menunggu untuk berangkat di Aizen Park.

Tian Guo Marching Band pawai di kota Osaka.

Pejabat Pemerintah Datang ke Tempat Acara di Osaka untuk Mendukung Upaya Praktisi Mengakhiri Penganiayaan

Pagi-pagi sekali pada 15 Juli, praktisi Falun Dafa berkumpul di objek wisata setempat yang terkenal, Osaka Castle Park, untuk mengadakan peragaan latihan dan membantu orang-orang mempelajari tentang Falun Dafa. Sore itu, pawai secara resmi dimulai dari Aizen Park, melewati banyak jalan ramai di seluruh kota, sebelum berakhir di Motomachi Naka Park.

Shinichi Tokunaga (pria), pengacara, dan Takashi Nagao (pria), mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang, secara khusus melakukan perjalanan ke tempat pelepasan pawai, Aizen Park, untuk mendukung upaya praktisi Falun Dafa mengakhiri penganiayaan.

Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Takashi Nagao.

Takashi Nagao telah menunjukkan dukungannya terhadap Falun Dafa sejak awal. Dia juga Anggota Parlemen paling awal yang menolak pengambilan organ secara hidup-hidup oleh PKT di Tiongkok dan mengatakannya atas nama Anggota Parlemen. Dia berkata, “Saya percaya bahwa jika kita mengklarifikasi ke seluruh dunia tentang watak kejam penindasan PKT dan penganiayaan hak asasi manusia yang diderita oleh praktisi Falun Dafa, orang-orang pasti akan memahaminya dan menjadi seberkas cahaya di tengah kegelapan. Mari kita semua bersatu untuk menghentikan penganiayaan hak asasi manusia oleh PKT.”

Pengacara, Shinichi Tokunaga.

Shinichi Tokunaga adalah seorang pengacara hak asasi manusia yang mendukung Falun Dafa. Dia menyebutkan dalam pidatonya, “Praktisi Falun Dafa berkumpul di sini untuk menyebarkan kebenaran tentang penganiayaan kepada orang-orang. Keberanian semacam ini sangat menyentuh saya. Saya merasa sangat terhormat bisa bergabung dengan anda semua dalam pawai hari ini. Keberanian adalah awal dari hati nurani. Mari kita gunakan keberanian seperti itu membuat suara kita didengar untuk membela kebebasan berkeyakinan, hak asasi manusia, supremasi hukum, dan demokrasi di Jepang dan seluruh dunia!”

Anggota Parlemen dan Kritikus Jepang Mengirimkan Pidatonya

Pada rapat umum sebelum pawai, banyak anggota parlemen dan kritikus Jepang juga mengirimkan pidato mereka. Senator, Horoshi Yamada menyebutkan dalam pidatonya, “Pengambilan organ secara hidup-hidup [dilakukan] oleh PKT terhadap praktisi Falun Dafa adalah kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia. Itu adalah tindakan jahat yang bertentangan dengan peradaban dan kemajuan. Saya sudah berkali-kali mengemukakan masalah ini di Kongres. Jepang adalah negara yang berdasarkan hukum dan menekankan hak asasi manusia. Kita harus berbicara untuk memprotes penganiayaan PKT terhadap hak asasi manusia dan mengambil tindakan untuk segera mengakhiri penganiayaan ini. Mulai sekarang, saya juga akan bekerja sama dengan semua orang di sini.”

Rintaro Ishibashi (pria), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, menulis dalam pidatonya, “Diculik hanya karena berlatih Falun Dafa adalah sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi, apalagi menambahkan tindakan jahat pengambilan organ paksa secara hidup-hidup. Apa pun yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata terhadap masalah ini. Sekarang, pada saat ini, saya merasakan kemarahan yang mendalam ketika memikirkan banyak orang yang masih dirampas kebebasannya. PKT dengan caranya sendiri tidak hanya mempengaruhi Tiongkok sendiri, tetapi juga mempengaruhi negara-negara tetangganya, termasuk negara kita. Ini adalah ancaman yang tidak terselubung bagi kami, negara yang menekankan kebebasan, hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum. Saya akan memperdalam interaksi saya dengan semua orang di sini untuk memperbaiki situasi ini dan mengirimkan pesan yang lebih kuat.”

Kritikus, Kotaro Miura (pria), berkata, “Tiongkok saat ini menderita tirani paling kejam dalam sejarah. PKT memanfaatkan ilmu pengetahuan terbaru sebagai alat jahatnya untuk melakukan tindakan mengambil nyawa orang dengan cara yang paling buruk. Salah satunya adalah pengambilan organ hidup. Saya pikir, sebagai korban, anda semua di sini harus memiliki pemahaman yang paling jelas tentang perilaku jahat seperti menukar nyawa manusia dengan uang. Dalam menghadapi kejahatan, kalian semua dapat memanfaatkan tradisi, etiket, dan semangat lurus Tiongkok yang sebenarnya untuk menghadapinya. Dengan cara ini, anda pasti dapat mencapai tujuan anda. Cuacanya panas, jadi tolong jaga kesehatan kalian selama pawai. Saya berharap anda semua tidak mengubah niat awal anda dan bertahan sampai akhir.

Penduduk Jepang Menunjukkan Dukungan Mereka terhadap Upaya Praktisi untuk Mengakhiri Penganiayaan Selama Pawai di Osaka

Pada pagi hari tanggal 15 Juli, praktisi Falun Dafa juga mengadakan latihan bersama di Castle Tower di Osaka Castle Park, yang merupakan objek wisata di Osaka.

Falun Dafa mengadakan latihan bersama di Castle Tower di Osaka Castle Park.

Nao sedang membaca materi Falun Dafa

Nao (wanita), yang sedang melewati Castle Tower di Osaka Castle Park setelah lari pagi, mempelajari perangkat latihan pertama dan berkata, “Saya merasa semua rasa lelah saya hilang, dan rasanya sangat nyaman.” Dia juga berkata bahwa dia menyemangati para praktisi yang akan berpartisipasi dalam pawai sore itu.

Mizutani

Mizutani (pria), yang melewati Aizen Park dalam perjalanannya untuk wawancara, mengatakan hal ini ketika berbicara tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa, “Saya kadang-kadang melihat ini di Youtube, tetapi saya rasa mereka tidak melaporkannya di media lain, seperti di program televisi. Terkadang, saya meninggalkan komentar di Youtube untuk video tentang kelompok rentan dan lainnya yang dianiaya untuk menunjukkan dukungan saya. Penganiayaan PKT sebenarnya seperti perang, dan kami menggunakan kekuatan kami sendiri untuk mengusahakan perdamaian.”

Terakhir, dia berkata kepada praktisi Falun Dafa, “Cuacanya panas. Mohon tetap semangat.”

Tanaka, yang tinggal di Osaka, melihat pawai tersebut dan berkata, “Semangat!”

Koide sedang membaca materi Falun Dafa.

Koide (pria), yang bekerja di sebuah restoran di sepanjang rute pawai, mendengar musik Tian Guo Marching Band dan keluar untuk menonton pawai. Dia berkata, “Saya belum pernah mendengar tentang Falun Dafa sebelumnya dan saya keluar setelah mendengarkan musik. Penganiayaan ini adalah hal yang sangat kejam. Sangat mengesankan bisa mengambil tindakan untuk keyakinan sendiri tanpa takut tekanan dari PKT. Semangat!"

Sato (kanan) dan Daido (kiri) membaca materi Falun Dafa.

Sato (pria) dan Daido (pria), yang datang ke Osaka dari Prefektur Ichi untuk berwisata, berkata, “Kami menentang penganiayaan ini. Tolong jangan takut. Lanjutkan. Pengambilan organ dari orang yang tidak bersalah jelas tidak diperbolehkan. Melalui melihat pawai, kami sepenuhnya memahami informasi yang ingin anda sampaikan kepada orang-orang. Cuacanya panas, jadi harap berhati-hati untuk mencegah sengatan panas. Semangat."

Penduduk Jepang Mengutuk Penganiayaan Selama Pawai Kyoto

Pawai di Kyoto untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan diadakan pada 16 Juli, yang juga merupakan periode puncak Festival Gion, salah satu dari tiga festival utama Jepang. Apalagi ada jeda tiga hari, dan tindakan pencegahan pandemi dicabut belum lama ini. Jadi ada banyak orang di Kota Kyoto. Pawai dimulai dari Kyoto Oike Bridge dan melewati banyak tempat wisata di Kyoto, dan banyak menarik perhatian orang.

Pawai dimulai dari Kyoto Oike Bridge.

Hashi Hamada (pria), yang mengetahui tentang pawai, secara khusus melakukan perjalanan ke titik awal pawai, Kyoto Oike Bridge. Dia berkata, “Menjual organ manusia adalah pelanggaran hak asasi manusia. Pengambilan organ dari orang yang tidak bersalah setara dengan pembunuhan.”

Li Liang (wanita), yang datang ke Kyoto untuk berwisata, berkata, “Saya mendukung kalian semua.”

Wada (pria) selesai mendengarkan klarifikasi fakta dari seorang praktisi dan berkata, “Tentu saja jangan biarkan pengambilan organ hidup-hidup terjadi.”

Wada mendengarkan praktisi menjelaskan kebenaran tentang pengambilan organ secara hidup-hidup.

Turis dari Berbagai Bagian Dunia Menunjukkan Dukungan Mereka untuk Falun Dafa

Wyatt (pria), turis dari North Carolina, berkata, "Saya berdoa agar praktisi Falun Dafa di Tiongkok dapat memperoleh kebebasan dan kebahagiaan."

Wyatt

Mathiev (pria), yang berasal dari Prancis, menonton pawai bersama pacarnya. Dia berkata dalam bahasa Jepang, "Teruskan," dan berkata dalam bahasa Prancis, "Semoga berhasil."

Daniel (pria), dari Seattle, Amerika Serikat, berkata, “Setelah mendengar tentang penganiayaan oleh PKT yang diderita oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok, saya pikir PKT sangat kejam. Mereka seharusnya tidak membatasi keyakinan orang dan menganiaya mereka.”

Daniel

Maria (wanita), mahasiswa dari Frankfurt, Jerman, pernah mengambil jurusan hak asasi manusia Tiongkok. Dia membaca artikel yang berkaitan dengan penganiayaan di Minghui International dan berkata, “Pengambilan organ secara hidup-hidup oleh PKT sangat mengerikan. Kalian semua [praktisi Falun Dafa] hidup dalam kesulitan sambil menderita penganiayaan, tapi saya percaya bahwa selama kalian terus berjuang untuk kebenaran, semuanya pasti akan berubah. Lanjutkan kerja baik anda!"

Maria