Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Lumpuh Ketakutan karena Penggerebekkan Polisi yang Menargetkan Suaminya, Dia Meninggal Sepuluh Hari Kemudian

9 Juli 2023 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang wanita lumpuh di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, ketakutan saat tiga petugas berpakaian preman membobol masuk dan menggeledah rumahnya, setelah menangkap suaminya di restoran putra mereka beberapa jam sebelumnya. Wanita tersebut meninggal sepuluh hari kemudian saat suaminya masih dalam tahanan.

Jiang Chunlin [pria] sedang membantu restoran putranya pada tanggal 9 Mei 2023 pagi, kemudian tiga petugas dari Kantor Polisi Budong di Distrik Laoshan muncul. Setelah salah satu dari mereka menunjukkan sekilas identitas polisinya, mereka menangkap Jiang dan menyita iPhone miliknya (yang merupakan hadian dari putra Jiang) sebelum petugas pergi ke rumahnya. Mereka lalu mengembalikan kartu SIM di ponsel tersebut namun tidak dengan ponselnya. Di rumahnya, petugas menyita mesin printer, komputer, beberapa buku Falun Gong dan buku catatan pribadi berisi pengalaman serta pemahamannya terhadap kultivasi Falun Gong.

Setelah mengalami stroke tahun 2017, istri Jiang menjadi lumpuh dan tidak bisa berbicara. Dia hanya bisa terbaring tak berdaya di ranjang melihat polisi menggeledah rumahnya. Putranya harus mengingatkan petugas untuk tidak ribut agar tidak membuat ibunya trauma.

Polisi berkata bahwa Jiang adalah target utama dan mereka telah mengawasinya selama lebih dari enam bulan. Mereka melakukan penangkapan setelah video pengawas memperlihatkan seorang pria yang tampak seperti Jiang membawa tas ransel di sebuah perumahan, jadi mereka mencurigainya menyebarkan materi informasi Falun Gong di sana.

Video tersebut hanya menunjukkan punggung pria tersebut, tidak dengan wajahnya, namun polisi masih menggunakannya sebagai bukti untuk memasukkan Jiang ke pusat penahanan keesokan harinya.

Istrinya, yang bergantung padanya semenjak stroke, meninggal sepuluh hari setelah penangkapan Jiang. Putranya khawatir Jiang tidak bisa menerima berita itu dengan baik dan tidak memberitahunya tentang hal itu sampai satu bulan kemudian melalui pengacara Jiang. Putranya tidak diizinkan mengunjunginya, jadi pengacara meneruskan berita tersebut saat mengunjungi Jiang di pusat penahanan.

Jiang berkata pada pengacara, “Istri saya dianiaya hingga meninggal secara tidak langsung oleh rezim komunis.” Polisi menolak permohonan putranya agar Jiang dibebaskan dengan jaminan demi menghadiri pemakaman istrinya.

Kejaksaan Distrik Laoshan baru-baru ini menyetujui penangkapan Jiang, dan dia menghadapi dakwaan atas keyakinannya. Jaksa Zhou Bojian ditugaskan untuk kasus tersebut.

Warga Negara yang Lurus

Jiang, yang lahir tahun 1969, adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Dia periang dan murid yang bertanggung jawab, dia diterima di universitas unggulan, dan mengambil jurusan ilmu komputer. Di waktu luang, dia mencoba berbagai macam latihan qigong dan membaca buku klasik agama Buddha dalam pencariannya memahami arti hidup. Penjelajahannya tentang hidup akhirnya membawanya kepada Falun Gong. Begitu dia membaca Zhuan Falun, buku utama ajaran Falun Gong, dia terkesan dengan prinsipnya yang mendalam dan memutuskan untuk mundur dari latihan qigong lain. Dia mematut diri untuk menjadi orang baik dengan mengikuti prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar.

Dia mendapat pekerjaan di pabrik otomotif terkenal setelah lulus kuliah. Selama lebih dari sepuluh tahun berturut-turut, dia dikenal sebagai “karyawan terbaik.” Karena integritas dan kinerja kerjanya yang luar biasa, perusahaan pernah memercayakannya menangani proyek senilai lebih dari satu miliar yuan. Banyak orang di posisi yang sama di Tiongkok akan mengantongi uang banyak dari hasil suap, namun Jiang menolak segala macam hadiah (suap) yang menghampirinya. Saat ditanya mengapa dia melepaskan pendapatan besar dari uang kotor tersebut, dia berkata bahwa Falun Gong mengajarkannya untuk hidup dengan Sejati-Baik-Sabar sepanjang waktu.

Jiang juga memperlakukan istri, putra, orang tua, saudara, dan mertuanya dengan baik. Khususnya, mertua Jiang sering mendengar orang-orang berkata pada mereka, “Kalian beruntung! Kalian mendapat menantu laki-laki yang baik seperti itu!”

Setelah istrinya mengalami stroke pada bulan Maret 2017, mertua Jiang menawarkan untuk merawatnya. Jiang dengan sopan menolak karena tidak ingin merepotkan pasangan lanjut usia tersebut. Bukannya menyewa perawat rumah, Jiang lebih memilih berhenti dari pekerjaan bergaji tingginya demi merawat sang istri purna waktu selama dua tahun berturut-turut demi memastikan dia dirawat dengan baik.

Saat tabungannya menipis, saudari istrinya menawarkan untuk menutupi sebagian biaya hidup mereka. Jiang dengan sopan menolak karena tidak ingin merepotkan ipar perempuannya. Jiang mendapat pekerjaan dekat rumah agar bisa kembali ke rumah saat jam makan siang untuk menyuapi istrinya. Istrinya sangat memercayainya sampai-sampai menolak makan saat orang lain yang menyuapinya.

Putra mereka, yang bekerja di luar kota, pindah bersama mereka tahun ini dan membuka sebuah restoran. Jiang terkadang membantunya di restoran.

Di mata keluarganya, Jiang adalah suami, ayah, saudara, dan menantu yang penyayang dan perhatian. Mereka tidak mengerti mengapa orang baik seperti dia dianiaya karena memegang teguh keyakinannya.

Kontak informasi pelaku:

Kantor Polisi Budong: +86-532-55580970
Zhao (赵), ketua polisi: +86-17667588758
Ma (马), petugas polisi: +86-15376792759
Zhou Bojian (周博见), jaksa, Kejaksaan Distrik Laoshan: +86-532-83011739
Jiang Zeyu (姜泽宇), staf: +86-532-83011751