(Minghui.org) 20 Juli 2023 menandai tahun ke-24 sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menindas Falun Gong. Praktisi Falun Gong di 44 negara menyerahkan daftar pelaku lain kepada pemerintahnya masing-masing, mendesak mereka untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang ini atas penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Para praktisi meminta pemerintah mereka untuk melarang para pelaku dan anggota keluarga mereka masuk, dan membekukan aset mereka di luar negeri.
Di antara para pelaku yang terdaftar adalah Fan Lyubing, direktur Biro Administrasi Penjara Tiongkok di bawah Kementerian Kehakiman.
Nama Lengkap Pelaku: Fan (nama belakang) Lyubing (nama depan) (范履冰)
Jenis kelamin: Pria
Negara: Tiongkok
Tanggal/tahun lahir: Februari 1970
Tempat Lahir: Kabupaten Xichong, Provinsi Sichuan
Fan Lyubing
Fan menjabat sebagai direktur Biro Administrasi Penjara di bawah Kementerian Kehakiman pada 8 Desember 2020. Sebelumnya, ia menjabat sebagai anggota Komite Tetap Partai dan sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum di Distrik Beibei, Chongqing, wakil direktur Departemen Bimbingan Kerja Akar Rumput Kementerian Kehakiman, direktur Kantor Riset Kementerian Kehakiman, presiden majalah China Justice, dan sekretaris komite Partai Universitas Polisi Nasional untuk Peradilan Pidana.
Dalam 24 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong, penjara merupakan bagian penting dalam rantai penindasan. Otoritas penjara menggunakan berbagai metode penyiksaan untuk memaksa praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka. Banyak praktisi menjadi cacat atau disiksa sampai meninggal.
Biro Administrasi Penjara dari Kementerian Kehakiman mengawasi semua penjara di seluruh Tiongkok, mengawasi dan memeriksa penerapan undang-undang, peraturan, dan kebijakan penjara. Ini juga memberikan panduan untuk penegakan hukum penjara, manajemen, dan rehabilitasi kriminal. Sementara walaupun praktisi Falun Gong bukanlah penjahat, mereka menjalani perlakuan di penjara yang jauh lebih brutal dan lebih keras daripada yang dijatuhkan kepada penjahat sebenarnya.
Fan Lyubing memainkan peranan penting dalam penganiayaan terhadap Falun Gong. Sebagai direktur Biro Administrasi Penjara Kementerian Kehakiman, dia terus menerapkan kebijakan penganiayaan di seluruh sistem penjara nasional.
Sejak 1 Oktober 2021, ia juga meluncurkan sistem penilaian baru untuk menilai kinerja para narapidana. Peraturan baru ini semakin mengintensifkan penganiayaan dengan menawarkan pedoman kebijakan. Untuk pertama kalinya, peraturan tersebut melabeli Falun Gong sebagai “aliran sesat.” Praktisi mana pun yang menolak melepaskan keyakinannya akan gagal lulus evaluasi dan akan mengalami peningkatan siksaan.
Kebijakan ini juga memberi insentif kepada penjaga penjara dan narapidana untuk menyiksa praktisi lebih keras lagi, untuk meningkatkan nilai penilaian mereka dan peluang mendapatkan pengurangan hukuman, keduanya berkaitan erat dengan seberapa banyak praktisi Falun Gong yang berhasil “ditransformasi” (dipaksa untuk melepaskan kepercayaan mereka).
Metode penyiksaan umum yang digunakan pada praktisi Falun Gong di penjara termasuk pemukulan, berdiri berjam-jam, dilarang tidur, duduk di bangku kecil selama berjam-jam tanpa bergerak, serta disetrum, dicekok paksa makan, sel isolasi, dan pelanggaran-pelanggaran keji lainnya.
Menurut informasi yang tersedia Minghui.org, dari Desember 2020 hingga Mei 2023, selama Fan menjabat sebagai direktur Biro Administrasi Penjara, 42 praktisi Falun Gong meninggal akibat penganiayaan. Dari jumlah tersebut, 35 disiksa hingga meninggal di penjara, sementara 7 lainnya meninggal tidak lama setelah dibebaskan dari penjara. Banyak praktisi terluka atau menjadi cacat permanen karena penyiksaan.
Wanita Sichuan Meninggal Delapan Bulan Setelah Dibebaskan dari Penjara dalam Keadaan Vegetatif
Liao Guanghui dalam keadaan vegetatif pada saat dia dibebaskan pada 20 Juli 2022, setelah menjalani hukuman penjara tiga tahun karena berlatih Falun Gong. Penduduk Kota Mianyang, Provinsi Sichuan tersebut meninggal delapan bulan kemudian pada 23 Maret 2023. Dia berusia 70 tahun.
Liao terjatuh pada 10 Maret 2021, saat dipenjara di Penjara Wanita Provinsi Sichuan. Penjara menolak permintaan keluarganya untuk membebaskannya dengan pembebasan bersyarat medis dan menahannya sampai akhir masa hukumannya, terlepas dari kenyataan bahwa dia tetap koma setelah kejadian terjatuh itu.
Karena rumah sakit penjara tidak mengobati tengkoraknya dengan benar selama kraniotomi, ada area cekung besar di sisi kanan kepalanya. Juga terpasang tabung hisap di tenggorokannya, selang makanan di hidungnya, dan kateter urin. Seluruh tubuhnya kaku.
Tidak tahu bagaimana merawatnya, keluarga Liao membawanya ke rumah sakit setempat beberapa jam setelah dia dipulangkan dari penjara pada 20 Juli 2022. Seminggu kemudian pada 27 Juli, dia mulai kejang-kejang dan bibir serta bagian atas tubuh menjadi ungu. Meskipun dia selamat setelah perawatan darurat, keluarganya tidak mampu merawatnya di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Mereka membawanya pulang segera setelah itu dan merawatnya sendiri. Mereka sangat terpukul dengan kematiannya pada 23 Maret 2023.
Liao Guanghui dalam keadaan koma
Liao ditangkap di rumahnya pada 20 Juli 2019, dan dijatuhi hukuman tiga tahun oleh Pengadilan Distrik Fucheng. Seorang penjaga penjara menelepon keluarganya pada pukul 5 pagi tanggal 10 Maret 2021 dan menyuruh mereka pergi ke Rumah Sakit Huaxi untuk menandatangani formulir persetujuan agar dia menjalani kraniotomi. Penjaga mengklaim bahwa dia "terjatuh dan kepalanya terbentur saat menggunakan kamar kecil," tetapi dokter mengungkapkan bahwa dia juga mengalami cedera pada trakea dan salah satu paru-parunya.
Ketika suami Liao, Li Shuangquan, dan putra mereka mengunjunginya di rumah sakit pada 14 Maret, kepalanya dibalut kain kasa dan dia diberi oksigen. Dia tetap koma dan keluarganya tidak diizinkan untuk melihatnya lagi sampai akhir masa hukumannya.
Mantan Penyiar Radio berusia 30 tahun Dipukuli hingga Meninggal di Penjara
Seorang mantan pembawa acara Stasiun Radio Rakyat Sichuan berusia 30 tahun dipukuli sampai mati pada 2 Desember 2022, saat menjalani hukuman lima tahun di Penjara Jiazhou, Provinsi Sichuan.
Pang Xun
Badan Pang Xun dipenuhi memar akibat pemukulan, dan ada bekas sengatan listrik dan ikatan tali. Dia juga mengompol karena penyiksaan.
Penjara membantah telah menyiksa Pang, dan menyatakan bahwa dia meninggal karena hipertiroidisme.
Pang ditangkap pada 27 Juli 2020, karena menyebarkan materi Falun Gong, dan kemudian dijatuhi hukuman lima tahun di Penjara Jiazhou.
Badan Pang Xun dipenuhi memar ketika dia meninggal.
Wanita 53 Tahun Meninggal di Penjara Saat Menjalani Hukuman Tujuh Tahun
Teng Shuli dari Kota Jixi, Provinsi Heilongjiang, meninggal pada 10 Januari 2023, saat menjalani hukuman tujuh tahun. Dia berusia 53 tahun.
Teng ditangkap pada 12 Oktober 2020, dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, dengan denda 80.000 yuan, pada 2 Juni 2021. Setelah dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang pada 2021, dia dipaksa untuk menonton video propaganda yang menjelekkan Falun Gong setiap hari. Dia juga dilarang tidur dan dipaksa duduk di bangku kecil selama berjam-jam tanpa bergerak.
Siksaan mental dan fisik berdampak pada kesehatan Teng. Dia makan sangat sedikit dan menjadi kurus. Di perutnya juga tumbuh tumor, yang menyebabkan pendarahan parah setiap kali dia buang air besar.
Teng sangat lemah sehingga terbaring di tempat tidur. Dia tidak bisa bangun bahkan ketika penjaga datang untuk memeriksa sel. Teman satu selnya takut dia akan meninggal kapan saja. Dia kemudian ditemukan menderita kanker hati dan dubur stadium akhir.
Suami Teng ditolak untuk mengunjunginya meskipun berulang kali mengajukan permintaan. Penjara juga menolak permintaannya untuk membebaskannya dengan alasan medis, bahkan ketika dia di ambang kematian.
Dua TahunSetelah Kematian Istrinya, Pria Liaoning Meninggal Saat Menjalani Penjara Sepuluh Tahun
Setelah kehilangan orang tua dan istrinya dalam penganiayaan Falun Gong, Yin Guozhi meninggal dunia pada 22 Mei 2022, saat menjalani hukuman penjara 10 tahun karena memegang teguh keyakinannya pada Falun Gong. Dia berusia 56 tahun.
Yin dari Kota Chaoyang, Provinsi Liaoning, ditangkap pada 26 September 2019, setelah apartemen sewaannya terbakar dan polisi datang untuk menyelidiki kecelakaan tersebut. Penangkapan itu terjadi setelah dia menghabiskan sepuluh tahun dalam pelarian untuk bersembunyi dari polisi. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Jianping dan dipukuli oleh para tahanan.
Pengadilan Kabupaten Jianping diam-diam menghukum Yin sepuluh tahun penjara. Mereka tidak memberitahu keluarganya tentang status kasusnya sampai dia dikirim ke Penjara Jinzhou.
Tak lama setelah Yin dijatuhi hukuman, istrinya, Fu Jinghua, yang juga mengungsi, meninggal di tempat sewaannya pada 31 Desember 2019, menyerah pada penganiayaan selama bertahun-tahun karena keyakinan mereka yang sama pada Falun Gong.
Seorang kerabat Yin dikunjungi oleh dua penjaga penjara dan seorang pejabat desa pada 8 Maret 2022. Mereka mengatakan bahwa Yin menderita kanker paru-paru stadium akhir dan diberikan oksigen di rumah sakit. Keluarganya diperintahkan untuk menutupi biaya pengobatannya. Meskipun tidak jelas apakah keluarganya menurut, Yin meninggal dunia dua bulan kemudian pada 22 Mei.
Wanita Jilin Tiba-tiba Meninggal Setelah Dua Bulan Di Penjara
Fu Guihua, seorang warga Kota Siping, Provinsi Jilin, dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Jilin pada 27 Mei 2021, dan dia meninggal di sana pada 25 Juli 2021. Keluarga dan pengacaranya meminta departemen terkait untuk menyelidiki kematiannya, tetapi petugas penjara menekan keluarganya untuk secepatnya mengkremasi jenazahnya.
Fu ditangkap pada 15 Agustus 2019, bersama dengan suami, putri sulung, dua menantu laki-lakinya dan orang tua mereka masing-masing, karena keyakinan mereka yang sama terhadap Falun Gong. Putri bungsunya dibebaskan karena dia memiliki bayi berusia tiga bulan.
Fu Guihua
Suami Fu dan ibu mertua putri bungsunya dibebaskan setelah 15 hari penahanan. Sisanya dijatuhi hukuman penjara pada Februari 2021. Fu dan suami Yu Jianping putri bungsunya, Meng Xiangqi, 37 tahun, keduanya divonis 7,5 tahun. Lima anggota keluarga lainnya masing-masing divonis 7 tahun, termasuk putri sulung Fu, Yu Jianli, 30; Suami Yu Jianli, Wang Dongji, 40; Orang tua Wang (Wang Kemin (pria), 69, dan Wang Fengzhi (wanita) , 69); dan ayah Meng, Meng Fanjun, 59.
Fu dan putri sulungnya Yu Jianli dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Jilin pada 27 Mei 2021.
Keluarga Fu menerima telepon dari penjara pada malam tanggal 25 Juli, memberitahu mereka bahwa Fu dalam kondisi kritis dan dalam perawatan darurat di rumah sakit. Namun penjaga penjara tidak mengizinkan keluarganya untuk menjenguknya ketika mereka tiba di rumah sakit, dengan dalih bahwa dia “sedang diselamatkan”.
Sekitar satu jam kemudian, keluarganya menerima telepon dari rumah sakit bahwa Fu meninggal pada pukul 21:48. Namun, keluarganya melihat waktu di telepon menunjukkan pukul 21:18 selama percakapan mereka. Ketika ditanya tentang waktu, penelepon langsung mengubah waktu meninggalnya menjadi 20:18. Keluarga diberitahu bahwa dia meninggal karena sirosis hati.
Keluarganya meminta untuk melihat jenazahnya segera tetapi diberitahu bahwa mereka perlu menyeka darah, dan melakukan pembersihan. Keluarganya akhirnya melihat jenazahnya beberapa hari kemudian setelah permintaan berulang kali tetapi mereka tidak diizinkan membawa ponsel atau pun mengambil gambar. Dia berusia 55 tahun.
Keluarga dan pengacara mereka masih mencari penyebab sebenarnya dari kematiannya.
Dilarang Makan di Penjara, Pria Shaanxi Tersedak Hingga Meninggal Saat Akhirnya Diizinkan Makan
Karena Niu Xuedong, dari Kota Tongchuan, Provinsi Shaanxi, menolak untuk melepaskan Falun Gong saat menjalani hukuman yang tidak diketahui di Penjara Weinan, dia pernah diseret ke dalam salju hanya dengan pakaian tipis oleh narapidana Wang Kai. Wang memukulinya dengan tongkat lebih dari 100 kali, meninggalkan Liu dalam keadaan mengigau. Dia tidak bisa lagi mengenali orang, dan sering buang air di celana, tidak menyadari apa yang dia lakukan.
Kepala narapidana kemudian memotong makanan Niu dan tidak mengizinkan siapa pun untuk memberinya makan, membuatnya kelaparan sepanjang waktu. Pada 26 Februari 2022, ketika dia akhirnya diberi dua roti kukus panas, Niu makan dengan sangat cepat sehingga dia tersedak sampai meninggal.
Mantan Wartawan Meninggal di Rumah Sakit Penjara 16 Bulan Setelah Dipenjara Karena Keyakinannya
Enam belas bulan setelah pria dari Kota Baoding, Provinsi Hebei dipindahkan ke Penjara No. 5 Jidong untuk menjalani hukuman tujuh tahun karena berlatih Falun Gong, dia meninggal dunia pada 10 Agustus 2022, di rumah sakit yang berafiliasi dengan penjara tersebut. Yang Zhixiong berusia 58 tahun.
Menurut keluarga Yang, ketika mereka melihat jenazahnya di Rumah Sakit Persatuan Tangshan, dia kurus kering dan mata serta mulutnya terbuka lebar.
Yang mengalami koma karena myeloma (kanker sel plasma) pada 30 Juni 2022, tetapi penjaga menunggu selama dua hari sebelum membawanya ke rumah sakit. Sebelumnya, ia sering bergumul dengan rasa sakit di punggung dan kakinya.
Yang dirawat di unit perawatan intensif selama hampir 40 hari, antara 2 Juli dan 10 Agustus, dan kunjungan keluarganya dibatasi. Para penjaga juga memborgol dan membelenggunya. Seorang penjaga penjara memberi tahu keluarganya setelah kematiannya bahwa jika Yang telah melepaskan Falun Gong, mereka tidak akan memperlakukannya seperti ini.
Yang Zhixiong
Yang ditangkap pada 26 September 2019, dan dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara pada 1 Desember 2020. Permohonannya ditolak dan dia dibawa ke Penjara No. 5 Jidong sekitar April 2021.