(Minghui.org) Pada kesempatan Hari Falun Dafa Sedunia, saya ingin berbagi banyak kejadian luar biasa yang terjadi dalam hidup saya sebagai hasil dari berkultivasi Falun Dafa, dan mengucapkan terima kasih kepada Guru Li, pencipta Falun Dafa, atas belas kasihannya.
Pertemuan yang Beruntung dengan Dafa
Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa, saya menderita sejumlah penyakit, termasuk hipertiroidisme, sakit punggung, depresi, amnesia, vertigo, dan dismenore. Menggunakan obat-obatan Tiongkok dan Barat tidak efektif, dan beberapa perawatan bahkan menyebabkan efek samping. Hormon membuat tubuh saya kembung dan cacat. Saya selalu kedinginan, dan mengenakan jaket berlapis kapas bahkan di puncak musim panas. Setiap serangan dingin akan membuat saya mengantuk, menderita demam tinggi selama berhari-hari, sementara paparan sinar matahari sekecil apa pun akan menyebabkan pusing parah.
Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997. Awalnya, saya tidak dapat duduk dalam posisi lotus ketika bermeditasi karena sakit punggung yang parah. Sedikit saja menggeser posisi kaki akan memicu rasa sakit yang luar biasa. Namun saya tetap bertekad. Akhirnya, saya bisa duduk dengan posisi lotus. Setiap pagi, saya bangun jam 4 pagi untuk melakukan latihan di tempat latihan.
Kurang dari tiga bulan setelah saya mulai melakukan latihan, pada suatu malam ketika setengah tertidur saya melihat seberkas cahaya yang bersinar. Ketika saya membuka mata, saya melihat Falun berwarna berputar, bersinar dengan cahaya keemasan di depan mata saya. Saat saya diliputi kegembiraan, Falun mulai mundur hingga menghilang. Mungkin kemundurannya dipicu oleh perasaan bahagia manusia saya. Ketika saya tertidur lagi, saya melihat Falun. Malam itu, sebuah Falun muncul di hadapan saya tiga kali dan meluruskan kaki saya. Keesokan paginya, ketika mencoba melakukan latihan kelima (meditasi duduk), saya menemukan bahwa sakit punggung saya hilang. Kekuatan Dafa ini membuat saya takjub.
Sejak saat itu, saya mulai dengan sungguh-sungguh membaca Fa dan menghafal Fa. Saya melakukan latihan setiap hari. Saya melakukan yang terbaik untuk mengikuti prinsip-prinsip Dafa Sejati-Baik-Sabar, dan berkultivasi dengan rajin.
Guru Membersihkan Tubuh Saya
Lima bulan setelah saya mulai berkultivasi Dafa, tubuh saya mulai menunjukkan gejala penyakit parah lagi. Saya sangat lemah sehingga saya menghabiskan tujuh hari tujuh malam berikutnya di tempat tidur, dan tidak bisa makan. Saya tidak pernah mengalami gejala yang begitu parah, tetapi keyakinan saya pada Guru dan Fa tetap tak tergoyahkan.
Siang hari di hari ketujuh, keajaiban terjadi. Suami saya membawa makanan dan meminta saya untuk makan. Meskipun saya dapat mendengarnya, saya tidak dapat bergerak atau berbicara. Dengan asumsi saya tertidur lelap, suami saya meninggalkan kamar dan menutup pintu.
Saya melihat Fashen Guru berdiri di samping tempat tidur. Saya mencoba untuk melihat wajah Guru, namun tidak peduli seberapa jauh saya melihat, saya tidak dapat melihat kepala Guru. Tiba-tiba, saya merasakan sepasang tangan mengeluarkan tiga benda mirip manik-manik sempoa dari sisi kiri leher saya. Tangan ini juga mengeluarkan dua manik serupa dari sisi kanan leher saya. Rasa sakitnya begitu menyiksa hingga saya ingin berteriak tapi tidak bisa. Saat saya berjuang untuk bernapas, Guru melepaskan saya dan memulihkan pernapasan saya menjadi normal. Fashen Guru dan Falun besar yang muncul di atas kepala Guru menghilang, dan saya bisa bergerak – hanya kali ini saya tidak merasakan sakit. Baru kemudian saya menyadari bahwa Guru telah melumpuhkan saya demi keselamatan saya sendiri.
Setelah hampir tidak makan selama tujuh hari terakhir, saya bangun dari tempat tidur, berjalan ke dapur dan mulai makan semangkuk besar nasi. Anak-anak saya sudah pergi ke sekolah, sementara suami saya di kamar mandi. Ketika suami saya keluar, dia terkejut melihat saya makan dengan sangat lahap. Saya tersenyum dan meyakinkannya, "Saya baik-baik saja, saya baik-baik saja."
Setelah itu saya sembuh dari hipertiroidisme saya, dan kulit saya menjadi kemerahan dan tubuh saya terasa lebih ringan. Itu benar-benar peristiwa yang paling membahagiakan dan paling beruntung dalam hidup saya. Kesehatan saya yang baik dan pandangan hidup yang menyenangkan meyakinkan keluarga saya tentang kebaikan Dafa, dan saya mulai tidak peduli tentang keuntungan dan kerugian pribadi. Orang-orang di sekitar saya mulai berkomentar, “Kamu sangat bahagia, seolah-olah semua yang kamu temui adalah sumber kegembiraan!”
Mengalahkan Kesengsaraan
Di bawah arahan Jiang Zemin, Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan brutal terhadap Falun Dafa pada 20 Juli 1999. Untuk mengungkap kebohongan dan fitnah PKT terhadap Guru Li dan Falun Dafa, saya bergabung dengan ribuan praktisi untuk melangkah maju. mengklarifikasi fakta kepada orang-orang di dunia.
Saya bekerja sama dengan beberapa praktisi untuk memasang tanda di berbagai bagian kota pada tanggal 13 Mei 2002. Pesannya termasuk, "Falun Dafa baik," "Sejati-Baik-Sabar baik," "Falun Dafa adalah jalan kultivasi yang lurus,” “Guru kita tidak bersalah,” dan “Falun Dafa tidak bersalah.” Meskipun pengamanan ketat, kami dapat menempelkan tanda kami di gerbang utama Biro Keamanan Umum dan berbagai kantor pemerintah. Polisi tercengang dan tidak bisa menjelaskan bagaimana kami menghindari penjaga dan patroli mereka. Tanpa bantuan Guru, semua ini tidak mungkin terjadi.
Segera setelah itu, saya ditahan secara ilegal dan dijatuhi hukuman kerja paksa selama dua setengah tahun. Saya disiksa dan dihina. Para penculik memaksa saya untuk duduk di bangku kecil selama berjam-jam. Saya dibuat berdiri selama sepuluh hari dan sepuluh malam berturut-turut dalam lingkaran kecil, menghadap dinding dan tidak dapat menggerakkan kaki saya. Ketika kaki saya bengkak, saya disuruh jongkok. Saya dilarang tidur dan tidak diperbolehkan menggunakan toilet.
Meskipun menderita siksaan selama tiga bulan, saya menolak untuk melepaskan Falun Dafa. Pihak berwenang kemudian menggunakan metode yang lebih tercela. Mereka memanggil kerabat saya dan mendesak mereka untuk menekan saya agar menulis pernyataan berhenti berlatih, mengatakan mereka yang menolak untuk menulis berarti mengabaikan keluarga dan anak-anak mereka. Kamp kerja paksa ini juga membubuhi makanan praktisi dengan obat-obatan tak dikenal dan beracun. Beberapa praktisi mengalami gangguan mental setelah mengalami perlakuan tidak manusiawi ini.
Ketika kakak laki-laki saya akhirnya bertemu saya, saya tidak diizinkan menyikat gigi, mencuci muka, atau menyisir rambut selama lebih dari sebulan. Kakak saya menangis melihat tubuh saya yang tidak terawat dan kurus kering. Dia mengkhawatirkan hidup saya. Mengetahui bahwa kamp kerja paksa dapat menimbulkan kerugian yang parah membuat kerabat saya panik karena khawatir. Mereka memberi tahu saya, “Otoritas kamp berjanji untuk membebaskan kamu begitu kamu menulis surat berhenti berlatih. Pertahankan hidup kamu, dan amankan kebebasan kamu terlebih dahulu. Di bawah tekanan dari penindas dan anggota keluarga, saya melawan hati nurani saya dan menandatangani surat berhenti berlatih. Meskipun saya menolak untuk menulis isinya sesuai permintaan penculik saya, tindakan menandatangani surat semacam itu menunjukkan penyerahan diri saya kepada kekuatan jahat, tindakan yang tidak pantas sebagai seorang kultivator Falun Dafa.
Setelah itu, kaki kanan saya mati rasa. Lambat laun, saya kehilangan semua perasaan di kaki kanan saya. Dokter kamp kerja paksa mendiagnosis potensi risiko cacat permanen. Seiring berjalannya waktu saya tidak dapat meletakkan kaki kanan saya di lantai dan setiap upaya untuk menggerakkan kaki kanan saya memicu rasa sakit yang tak tertahankan. Pada hari Jumat, saya diperintahkan untuk menelepon ke rumah dan memberi tahu keluarga saya untuk mengumpulkan 10.000 yuan untuk biaya pengobatan. Kamp kerja berencana membawa saya ke rumah sakit pada hari Senin berikutnya.
Setengah tertidur dan kesakitan, saya sedang berbaring di tempat tidur ketika saya perhatikan bahwa tempat tidur itu tampak sangat tinggi. Di bawah saya ada jurang maut dengan roh-roh jahat milik PKT. Saya diam-diam berdoa, “Hanya Guru dan Dafa yang dapat menyelamatkan saya. Saya ingin menyatakan surat berhenti berlatih yang saya tulis batal demi hukum.” Senin pagi itu, saat melawan rasa sakit yang hebat, saya menulis di selembar kertas, "Pernyataan yang saya tulis tidak berlaku." Segera setelah itu, keajaiban terjadi. Saya mendapatkan kembali kemampuan untuk menggerakkan tungkai dan kaki kanan saya, rasa sakit yang luar biasa hilang, dan saya dapat berdiri sendiri. Saya tahu Guru menyelamatkan hidup saya. Saya melepaskan semua keterikatan manusia saya dan duduk dengan kaki bersila ganda, memperkuat pikiran lurus saya sehingga saya dapat mengklarifikasi fakta dan membuktikan kebenaran Fa. Penjaga penjara yang memantau sel saya bersimpati pada rasa sakit saya. Mereka berpura-pura tidak melihat ketika saya duduk dengan posisi lotus penuh.
Pukul 8 pagi, kepala penjara tiba di tempat kerja dan menanyakan kabar terbaru tentang kondisi saya. Saya menyilangkan kaki saya, bangkit dari tempat tidur, berjalan ke gerbang besi dan berkata, “Saya sudah sembuh.” Kepala penjaga tercengang. Ketika saya meminta untuk berbicara dengannya secara pribadi, dia membawa saya ke kantornya. Saya menjelaskan mengapa saya berlatih Falun Dafa, penyakit yang saya derita sebelumnya, dan bagaimana Dafa memulihkan kesehatan saya. Saya juga berbicara tentang siksaan berat yang saya derita di kamp kerja paksa, dan penderitaan tak tertahankan yang saya derita sebagai akibatnya. Kisah saya yang penuh air mata menyebabkan kepala penjaga juga menangis. Dia berkata, "Praktisi Falun Dafa baik." Saya mencoba mengajukan pencabutan tertulis atas surat pengunduran diri saya, tetapi dia menolak untuk menerimanya karena itu akan mengakibatkan hilangnya bonus bulanannya.
Ketika penjaga penjara wanita yang mengawasi saya datang untuk bekerja, saya mencoba untuk menyerahkan surat pencabutan tertulis saya kepadanya. Dia juga menolak untuk mengambilnya. “Anda dijadwalkan akan dibebaskan dalam dua hari. Jika anda mengajukan pencabutan ini, anda tidak hanya akan dilarang pulang, tetapi pihak berwenang juga akan memperpanjang penahanan anda selama berbulan-bulan. Mereka bahkan mungkin mengirim anda ke Menara Selatan, di mana praktisi Falun Dafa dianiaya secara brutal.” Saat itu saya telah memutuskan untuk melepaskan setiap keterikatan, dan tanpa ragu menjawab, "Saya siap untuk menegakkan keyakinan saya, bahkan dengan mengorbankan nyawa saya." Saya mendorong pernyataan pencabutan saya ke tangannya.
Setelah itu saya mengajukan permintaan pertemuan kepada direktur kamp kerja paksa dan sekretaris Komite Politik dan Hukum Provinsi, sehingga saya dapat mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepada mereka. Meskipun dia tinggal di kamp kerja paksa, sekretaris Komite Politik dan Hukum Provinsi menolak untuk bertemu dengan saya. Direktur kamp kerja paksa juga menolak permintaan saya. Mereka sudah tahu bahwa praktisi Falun Dafa adalah orang baik. Di bawah pengaruh propaganda ateis PKT, keserakahan akan keuntungan materi, serta penolakan terhadap gagasan bahwa perbuatan baik akan mendapat imbalan sementara kejahatan akan mengundang pembalasan, mereka menganiaya praktisi Dafa melawan hati nurani mereka. Saya dilarang menghubungi praktisi lain di kamp kerja paksa dan diperintahkan untuk tidak memberi tahu orang lain tentang perubahan hati saya, karena mereka takut berita tentang pencabutan surat pernyataan saya akan menghambat upaya berkelanjutan mereka untuk menipu praktisi. Keluarga saya membawa saya pulang dua hari kemudian.
Saya ingat sebuah insiden yang terjadi ketika saya dipenjara di kamp kerja paksa. Suatu malam musim panas, seorang penjaga penjara memanggil saya dan meminta saya untuk membantu menjahit satu set tirai untuk rumahnya. Saat saya mengerjakan gorden, dia memperlakukan saya seperti teman dekat dan berbagi dengan saya masalah dan kesulitan pribadinya, termasuk betapa tidak berperasaannya kakak laki-lakinya. Dia berkata, "Kamu dan mereka yang berlatih Falun Dafa adalah orang baik, dan tidak pernah berdebat atau bertengkar dengan orang lain." Saya mengambil kesempatan untuk memberitahunya, “Ada buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun, di kantor anda, dan isinya dapat menjelaskan akar penyebab masalah anda.” Penjaga penjara mengaku dia tidak berani membaca buku itu. “Hubungan antar pribadi di antara staf kamp kerja paksa diperumit oleh masalah keuntungan pribadi. Sebaliknya, praktisi bersikap jujur dan penuh perhatian terhadap orang lain. Saya merasa nyaman ditemani mereka. Dalam dua tahun, saya akan berusia 45 tahun. Saya tidak ingin bekerja di kamp kerja paksa lagi. Saya ingin pensiun lebih awal dan menjadi seorang praktisi Falun Dafa.” Pada hari saya dibebaskan dari kamp kerja paksa, dia berganti shift dengan petugas polisi lain untuk mengantar saya pergi.
Sama Sekali Menolak Bekerja Sama dengan Kejahatan
Setelah kembali ke rumah, saya terus menghadapi gangguan dari anggota Kantor 610 dan komite lingkungan. Perwakilan datang dan mengetuk pintu kami setiap tiga hari, meminta saya menandatangani surat untuk tidak berlatih Falun Dafa. Saya menghadapi mereka dengan pikiran lurus. "Apakah kamu ingin saya berkomitmen untuk tidak menjadi orang baik?" Saya bertanya. Ketika perwakilan menjawab bahwa tidak ada yang menghentikan saya menjadi orang baik, saya menjawab, "Tanpa bimbingan Dafa, bagaimana seseorang bisa menjadi orang yang benar-benar baik?"
Setelah pengalaman saya di kamp kerja paksa, saya menolak bekerja sama dengan pihak berwenang. Tidak peduli siapa yang datang mengetuk pintu, saya mengklarifikasi fakta dan menyarankan mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Dafa. Suatu hari, komite lingkungan kami memanggil mantan sekretaris mereka untuk berbicara dengan saya. Pensiunan sekretaris mereka adalah seorang wanita tua dengan kualifikasi luar biasa dan koneksi tingkat tinggi. Saya dengan sabar mengklarifikasi fakta kepadanya dan menggambarkan bagaimana penganiayaan di kamp kerja paksa membuat kaki kanan saya lumpuh. Saya memberi tahu dia bagaimana Falun Dafa telah menciptakan keajaiban yang menyelamatkan kaki saya. Kata-kata saya meyakinkannya, dan dia meyakinkan saya bahwa dia tidak akan kembali. Saya berkata, “Karena takdir telah mengatur agar kita bertemu, harap ingat kata-kata ini: 'Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik.'” Dia mengangguk dan pergi sambil tersenyum.
Selama bertahun-tahun, tidak peduli berapa banyak orang yang dikirim PKT untuk mengganggu kami, suami saya menolak untuk menyerah pada mereka. Karena keyakinannya yang kuat pada kebaikan Dafa, dan dengan bantuan terus-menerus dari praktisi lain, dia juga menerima berkah dari Fa. Tahun lalu, dia mengalami kembung parah dan nyeri di perutnya. Rasa sakitnya sangat parah, dia mulai berpikir hidupnya dalam bahaya. Dia perlahan bangkit dari tempat tidur dan berlutut di depan patung Guru, meminta Guru untuk menyelamatkannya. Dalam beberapa menit, perutnya berhenti sakit dan kembungnya hilang. Suami saya terharu sampai menangis.
Keyakinan teguh saya pada Dafa dan perlindungan belas kasih Guru telah memungkinkan saya sampai sejauh ini dalam perjalanan kultivasi 20 tahun saya. Saya berbagi pengalaman saya dengan harapan para praktisi dapat memperoleh kembali kondisi kultivasi sejati kita dan terus maju dengan gigih. Mari kita hargai waktu berharga Guru yang ditinggalkan untuk kita, lakukan tiga hal dengan baik, dan penuhi misi kita.