(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa berusia 60 tahun yang mulai berkultivasi pada bulan Maret 1999. Sebelum berkultivasi kesehatan saya sangat buruk. Meskipun saya sudah minum obat sepanjang tahun dan mempelajari berbagai jenis qigong, kesehatan saya tidak pernah membaik. Mengingat tekanan keluarga, saya mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup. Saya mulai berlatih Falun Dafa setelah dibujuk berulang kali oleh teman-teman saya, dan tiba-tiba sembuh dari semua penyakit saya dalam waktu dua bulan. Sudah 23 tahun berlalu, dan selain meningkatkan kesehatan mental saya, Falun Dafa telah mempengaruhi saya menjadi orang yang lebih baik dan penuh perhatian. Saya ingin berbagi dengan anda penderitaan hidup dan mati yang saya alami.
Saat memotong kuku pada malam tanggal 8 Mei 2022, saya tidak sengaja memotong sepotong kecil daging, seukuran sebutir beras, di bagian samping kelingking kaki kanan saya. Karena hanya ada sedikit pendarahan dan tidak ada rasa sakit, saya tidak terlalu memikirkan kejadian ini dan pergi tidur.
Lima hari kemudian, saya pergi ke desa tetangga untuk membeli sayuran. Saya merasakan ada kelemahan pada kaki kanan saya setelah kembali ke rumah, namun saya tetap melanjutkan untuk bergabung dengan kelompok belajar Fa di rumah seorang rekan praktisi. Malam itu, saya menemukan luka saya agak merah dan bengkak. Besok paginya, saya menemukan jari kaki kanan saya sedikit bengkak dan sakit. Setelah melakukan latihan Dafa, saya membuat sarapan. Namun, begitu saya melangkah, kaki kanan saya mulai terasa sangat sakit. Saya tinggal di rumah sepanjang hari. Saya menghabiskan tiga hari berikutnya di dalam rumah, belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus. Ketika putra, putri, dan suami saya bekerja di tempat lain, saya sendirian di rumah. Namun, saya tidak ingin membuat mereka khawatir, jadi saya tidak memberi tahu mereka tentang kondisi saya.
Dua hari kemudian bengkak kaki kanan saya membesar. Menginjak tanah terasa sangat sakit, seperti menginjak jarum. Tidak bisa bergerak, saya tidak bisa memasak sendiri. Untungnya, rekan-rekan praktisi dan tetangga saya mendengar tentang penderitaan saya. Mereka mengantarkan makanan dan membantu merawat saya, namun dalam beberapa hari itu berat badan saya masih turun banyak. Dua hari kemudian putra dan putri saya pulang ke rumah, untuk berakhir pekan. Segera setelah melihat saya, mereka mulai mendesak saya untuk ke rumah sakit. Saya meyakinkan mereka dan menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari proses penyingkiran karma, dan dengan perlindungan Guru, saya akan baik-baik saja. Karena tidak dapat mengubah pikiran saya, anak-anak saya membatalkan ide tersebut. Khawatir akan potensi lockdown akibat pandemi COVID-19, jadi mereka hanya menginap semalam. Sebelum mereka pergi, mereka meminta saya menelepon mereka jika kondisi saya memburuk. Saya meyakinkan mereka bahwa saya akan baik-baik saja.
Saya menikah dengan suami saya pada tahun 2001. Saat itu, suami saya sudah mempunyai seorang putra berusia 16 tahun dan seorang putri berusia 1 tahun dari pernikahan sebelumnya. Menjadi ibu tiri itu sulit, dan semua orang menyarankan saya untuk memiliki anak sendiri. Untuk menjaga keluarga tetap harmonis, saya menolak memiliki anak lagi dan fokus membesarkan putri tiri saya. Putra tiri saya kemudian menikah dan mempunyai anak. Saya membantu merawat cucu hingga ia masuk SMP. Tak lama kemudian, putra tiri saya dan istrinya bersiap untuk kelahiran anak kedua, sekarang anak itu sudah kelas satu.
Anggota keluarga hormat pada saya, karena mereka mengetahui kesulitan yang saya alami untuk keluarga selama 20 tahun terakhir. Mereka mendukung saya berlatih Falun Dafa dan memahami bahwa Falun Dafa adalah baik. Setelah kembali ke tempat kerjanya, putra tiri dan putri tiri saya menelepon adik laki-laki saya dan memberitahunya tentang keadaan saya. Adik laki-laki segera datang bersama keponakan saya esok harinya. Setelah melihat kondisi saya, mereka menyarankan saya untuk ke rumah sakit. Adik laki-laki saya telah melihat kekuatan penyembuhan yang luar biasa dari Dafa dan mengetahui bahwa saya dalam keadaan sehat sejak tahun 1999. Jadi ketika saya menolak sarannya, ia menerima keputusan saya, namun bersikeras agar saya pergi ke rumahnya bersamanya sehingga mereka dapat membantu merawat saya. Tidak bisa menolak, saya akhirnya kembali ke kampung halaman bersamanya.
Setelah dua sampai tiga hari, luka saya sembuh dengan sendirinya. Namun sebagai gantinya, dua luka lagi muncul di sisi jari kaki saya, yang mengeluarkan banyak nanah yang berbau amis dan berbau busuk. Meskipun adik lelaki saya sangat memperhatikan saya dan menolak membiarkan saya bergerak, saya tetap bersikeras melakukan apa pun yang saya sendiri bisa. Saya juga terus berlatih setiap hari, meskipun merasakan sakit yang tak tertahankan setiap kali saya berdiri. Setelah melakukan latihan Dafa, saya berkeringat.
Saya belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, mencari ke dalam untuk menemukan kekurangan, dan saya berusaha memperbaiki diri. Seiring berjalannya waktu, gejala penyakit saya mulai berkurang, begitu pula kekhawatiran adik laki-laki saya.
Saya kemudian melihat sesuatu di luka saya dan bisa memerasnya keluar dengan kertas tisu. Bentuknya seperti cacing sepanjang dua inci. Keadaan ini terulang kembali dua hari kemudian. Setelah itu, lukanya mulai mengeluarkan nanah yang mengeras sebesar kacang kedelai. Meskipun situasinya tampak menakutkan di mata orang lain, saya tahu bahwa Guru sedang memurnikan tubuh saya dan membuang hal-hal kotor ini.
Pada hari Minggu, suami, menantu perempuan, cucu, dan anak perempuan saya semuanya datang menemui saya. Saat melihat kaki saya yang bengkak, yang berubah menjadi hitam dan ungu dari betis ke bawah, semua orang mendesak saya untuk pergi ke rumah sakit. Mereka menelepon hampir 20 kerabat dekat saya, yang terkejut melihat kondisi saya. Semua orang bergantian membujuk saya, berteriak dan menangis bahwa kaki saya akan diamputasi jika saya menolak. Saya memberi tahu mereka sebagai seorang praktisi Dafa, Guru akan menjaga saya, dan kondisi saya tidak sama dengan manusia biasa.
Karena saya tetap tidak bergeming, keponakan saya dan suaminya memanggil dokter yang mereka kenal. Dokter memeriksa kaki saya, mengeluarkan jarum logam dan menusuk area antara jempol kaki dan jari kaki kedua. Saat dicabut, keluar nanah dari area yang ditusuk. Ia bertanya apakah sakit, dan saya menjawab tidak. Dokter menggelengkan kepalanya dan keluar untuk memberi tahu keluarga saya tentang diagnosisnya. Setelah ia pergi, anggota keluarga saya kembali ke kamar saya sambil menangis. Dokter telah memberi tahu mereka, meskipun saya mengunjungi rumah sakit sekarang, saya akan kehilangan kaki saya, dan bahkan nyawa saya akan dalam bahaya. Suami saya yang putus asa berkata: “Saya akan berlutut untuk memohon padamu. Dengarkan saya sekali ini saja dan pergilah ke rumah sakit.” Saya mengatakan kepada mereka untuk mengabaikan diagnosis dokter, karena dengan bantuan Guru, saya akan baik-baik saja.
Menantu perempuan dari putra sulung saya (dari pernikahan pertama saya), yang juga seorang dokter, segera datang mengunjungi saya. Dia berkata: “Kondisi ibu saat ini sangat berbahaya. Tidak mungkin kaki ibu bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat.” Setelah saya terus menolak nasihat mereka dan meyakinkan mereka bahwa saya baik-baik saja, kerabat saya menjadi frustrasi dan marah. Saya mendengar bibi saya dengan suara keras menyarankan agar mereka membawa saya secara paksa ke rumah sakit. Meski kaki diamputasi, setidaknya nyawa saya bisa terselamatkan. Kerabat saya juga mulai mendiskusikan persiapan pemakaman, seandainya saya tidak selamat, sebelum pergi sambil menangis. Suami saya harus menangani proyek di daerah lain dan tidak bisa berada di sisi saya. Sebelum berangkat, ia menangis, “Dokter bilang anda menderita sepsis. Mengapa anda terus menolak dirawat?” Saya meyakinkan ia bahwa saya akan baik-baik saja, karena Guru menjaga saya.
Saya kemudian mengintensifkan belajar Fa, melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus lebih sering. Dalam prosesnya, saya menemukan celah dimana Xinxing saya tidak memenuhi standar Fa. Saya menemukan beberapa keterikatan iri hati, benci, memperjuangkan kepentingan pribadi, tidak sabar, dan persaingan pada diri saya.
Misalnya, saya ada benci. Ketika kaki saya bengkak dan saya tidak bisa memasak sendiri, saudara ipar yang tinggal di desa akan mampir mengunjungi saya setiap hari. Ketika saya meminta dia membantu membuatkan saya roti kukus, dia tidak menyahut. Saya pikir dia tidak mendengar permintaan saya dan mengulanginya tiga kali berturut-turut. Namun, saudara ipar saya terus mengabaikan saya dan bahkan mengambil sendiri hadiah yang diberikan orang lain kepada saya. Saya menjadi marah dan berpikir, “Kamu benar-benar tidak punya hati nurani. Saya selalu memberimu yang baik, dan bahkan membiarkanmu tinggal bersama selama dua bulan ketika rumahmu sedang direnovasi. Sebagai tuan rumah, selama kamu menginap saya selalu memenuhi kebutuhanmu. Namun saat aku dalam masalah, kamu memperlakukanku seperti ini?! Saya gagal mengikuti persyaratan seorang praktisi, dan malah memendam benci dan marah.
Sifat saya yang tidak sabar juga membuat saya sulit mempertimbangkan orang lain. Setelah menemukan keterikatan saya, saya berhenti membenci saudara ipar saya. Mungkin Guru telah menggunakannya untuk menguji saya, dan saya gagal lulus ujian meskipun telah berkultivasi selama bertahun-tahun. Saya merasa sangat malu, dan memutuskan untuk tidak mengecewakan Guru. Kondisi saya berangsur membaik setelah sebulan, dan saya dapat memenuhi kebutuhan saya sendiri. Saya menelepon suami saya dan memintanya pulang untuk menemani saya. Keesokan harinya, suami dan putri saya tiba. Mereka sangat gembira melihat bengkaknya sudah berkurang, dan saya bisa berjalan-jalan dengan memakai sandal.
Sebelum tanggal 6 Oktober 2022, hari pertunangan putri saya, putri saya menderita selama berhari-hari, mengira saya tidak akan bisa menghadiri upacara pertunangannya. Dia berkata dia harus berterima kasih kepada Guru atas keajaiban ini.
Kerabat dan teman-teman di kampung halaman sama-sama terkejut melihat kesembuhan saya. Tersebar kabar bahwa saya tidak akan hidup lama. Namun melihat saya bersosialisasi sambil berdiri di depan mereka, mereka semua mengakui kehebatan Falun Dafa. Rumah sakit akan mengenakan biaya puluhan ribu yuan, mengamputasi kaki saya, dan bahkan tidak dapat menjamin kelangsungan hidup saya. Namun Falun Dafa secara ajaib telah menyembuhkan kaki saya tanpa biaya!
Keponakan saya telah bertaruh dengan saya sebelumnya, “Bibi, saya benar-benar tidak percaya bibi bisa sembuh tanpa pergi ke rumah sakit. Jika bibi benar-benar pulih, saya akan mengabulkan permintaan apa pun dari bibi.” Saat melihat saya sudah sembuh, dia bertanya: “Bibi, apa keinginan bibi?” Saya menjawab, “Saya tidak membutuhkan apa pun dari anda, cukup beri tahu kolega, teman, dan teman sekelas anda dengan jujur apa yang terjadi pada saya.” Keponakan saya dengan senang hati menyetujuinya.
Menantu perempuan saya yang paling tua, yang bekerja sebagai dokter, secara pribadi menelepon saya beberapa waktu kemudian untuk menanyakan kondisi saya. Ketika saya memberi tahu dia bahwa saya sudah pulih, dia hampir tidak percaya dengan berita itu. Dia datang ke rumah saya, melihat saya berjalan-jalan dengan kaki yang tampak normal, dan berseru dengan ekspresi terkejut, “Ini sulit dipercaya. Kondisi ibu sangat buruk, namun ibu sembuh tanpa obat apa pun. Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh ilmu kedokteran. Falun Dafa sungguh menakjubkan!”